
Usai Temui Jokowi, Ketum Hipmi Malu-malu Soal Jabatan Menteri
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
12 June 2019 19:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahaladia masih enggan berkomentar banyak mengenai potensi dirinya menjadi salah satu calon menteri Joko Widodo (Jokowi) pada periode nanti.
Berbicara di kompleks kepresidenan usai bertemu dengan Presiden Jokowi, Bahlil menegaskan bahwa keputusan pemilihan menteri untuk periode kedua pemerintahan Jokowi merupakan hak prerogatif kepala negara.
"Saya gak tahu. Itu yang bisa tahu hati pak presiden dan Allah SWT. Kita gak masuk ruang itu. Itu hak prerogatif presiden," kata Bahlil, Rabu (12/6/2019).
Sinyal kuat Bahlil menjadi kandidat terkuat anggota kabinet baru memang disebutkan langsung oleh Jokowi pada saat acara buka puasa bersama HIPMI di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, pada akhir bulam lalu.
Jokowi, pada saat itu menyebut bahwa pria yang pernah menjadi sopir angkot itu, cocok menjadi salah satu dari anggota kabinet pada periode pemerintahan kedua Jokowi dalam lima tahun ke depan.
"Tadi saya melihat-lihat. Kelihatannya cocok jadi menteri. Saya baru sampai. Saya lihat dari bawah ke atas kayanya cocok ini. Pinter bawa suasana dan juga ya sangat cerdas," jelasnya.
Lantas, apa kata Bahlil menyikapi pernyataan Jokowi tersebut?
"Kalau kita gini, itu kan yang disampaikan pak presiden itu dalam acara keluarga HIPMI. Kebetulan pak presiden adalah senior kami di HIPMI. Ya biasa ajalah. Biasa aja hubungan abang adek itu. Dinamika," katanya.
Bahlil tak memungkiri, bahwa ia memang masuk dalam Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin. Namun untuk urusan pemilihan menteri, sambung dia, hal tersebut sepenuhnya berada pada kewenangan Jokowi sebagai kepala negara.
Bahkan, Bahlil pun tak ingin berandai-andai apabila memang benar nantinya dia dipilih menjadi salah satu anggota kabinet Jokowi. Hal tersebut, ditegaskan dia, sepenuhnya berada pada kewenangan Jokowi.
"Jangan kita berandai andailah kalau saya kan orang dari kampung. Dari Papua datang berproses melakukan yang terbaik aja saya gak mau berandai-andai," tegasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Kisah Eks Sopir Angkot yang Disebut Jokowi Cocok Jadi Menteri
Berbicara di kompleks kepresidenan usai bertemu dengan Presiden Jokowi, Bahlil menegaskan bahwa keputusan pemilihan menteri untuk periode kedua pemerintahan Jokowi merupakan hak prerogatif kepala negara.
"Saya gak tahu. Itu yang bisa tahu hati pak presiden dan Allah SWT. Kita gak masuk ruang itu. Itu hak prerogatif presiden," kata Bahlil, Rabu (12/6/2019).
Sinyal kuat Bahlil menjadi kandidat terkuat anggota kabinet baru memang disebutkan langsung oleh Jokowi pada saat acara buka puasa bersama HIPMI di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, pada akhir bulam lalu.
Jokowi, pada saat itu menyebut bahwa pria yang pernah menjadi sopir angkot itu, cocok menjadi salah satu dari anggota kabinet pada periode pemerintahan kedua Jokowi dalam lima tahun ke depan.
"Tadi saya melihat-lihat. Kelihatannya cocok jadi menteri. Saya baru sampai. Saya lihat dari bawah ke atas kayanya cocok ini. Pinter bawa suasana dan juga ya sangat cerdas," jelasnya.
![]() |
Lantas, apa kata Bahlil menyikapi pernyataan Jokowi tersebut?
"Kalau kita gini, itu kan yang disampaikan pak presiden itu dalam acara keluarga HIPMI. Kebetulan pak presiden adalah senior kami di HIPMI. Ya biasa ajalah. Biasa aja hubungan abang adek itu. Dinamika," katanya.
Bahlil tak memungkiri, bahwa ia memang masuk dalam Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin. Namun untuk urusan pemilihan menteri, sambung dia, hal tersebut sepenuhnya berada pada kewenangan Jokowi sebagai kepala negara.
Bahkan, Bahlil pun tak ingin berandai-andai apabila memang benar nantinya dia dipilih menjadi salah satu anggota kabinet Jokowi. Hal tersebut, ditegaskan dia, sepenuhnya berada pada kewenangan Jokowi.
"Jangan kita berandai andailah kalau saya kan orang dari kampung. Dari Papua datang berproses melakukan yang terbaik aja saya gak mau berandai-andai," tegasnya.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Kisah Eks Sopir Angkot yang Disebut Jokowi Cocok Jadi Menteri
Most Popular