Trik Kelabui AS, Labeli Barang China Pakai 'Made in Vietnam'
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
10 June 2019 18:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Vietnam mengatakan akan menindak barang-barang dari China yang dilabeli "Made in Vietnam" secara ilegal oleh eksportir. Para pengusaha itu berusaha menghindari tarif impor terhadap barang China yang dikenakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Bea cukai Vietnam telah menemukan sejumlah kasus seperti itu di tengah perang dagang AS-China yang sedang berlangsung, kata departemen tersebut dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs web pemerintah, Minggu (9/6/2019).
"Pemalsuan asal-usul dan pengiriman barang ilegal paling sering terjadi di sektor tekstil, makanan laut, produk pertanian, ubin, madu, baja dan besi, aluminium dan produk kayu," kata departemen itu dalam pernyataannya, mengutip Reuters.
Beberapa importir telah secara ilegal mengemas ulang barang-barang dari China dalam kemasan "Made in Vietnam" dan kemudian mengajukan sertifikat asal Vietnam yang dapat digunakan untuk mengekspor ke Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang, kata bea cukai Vietnam.
Dalam satu contoh seperti itu, yang diungkapkan oleh bea cukai AS, sebuah pabrikan produk kayu yang berbasis di Vietnam ditemukan telah mengimpor kayu China yang kemudian dilabel ulang dan diekspor ke Amerika Serikat.
Departemen bea cukai Vietnam sedang mengembangkan suatu proses untuk mengidentifikasi dan menjatuhkan hukuman terhadap bisnis yang melakukan pelanggaran tersebut, kata pernyataan itu.
Vietnam menjadi salah satu penerima manfaat terbesar dari perang dagang antara Beijing dan Washington karena beberapa bisnis mengalihkan rantai pasokan mereka dari China ke negara itu untuk menghindari tarif impor. Analisis data perdagangan oleh Nomura Holdings Inc Jepang awal bulan ini menunjukkan Vietnam dengan mudah mendapat keuntungan lebih dari negara lain dalam perang dagang AS-China.
Negara Asia Tenggara itu sangat bergantung pada China dalam hal bahan dan peralatan untuk manufaktur padat karya. Sementara itu, Amerika Serikat adalah pasar ekspor terbesarnya.
Menteri luar negeri Pham Binh Minh dalam pidatonya di depan majelis nasional Vietnam minggu lalu mengatakan pemerintah telah membentuk komite khusus untuk menanggapi masalah perang dagang.
(prm) Next Article Era Biden-Harris, Perang Dagang AS-China Berlanjut?
Bea cukai Vietnam telah menemukan sejumlah kasus seperti itu di tengah perang dagang AS-China yang sedang berlangsung, kata departemen tersebut dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs web pemerintah, Minggu (9/6/2019).
"Pemalsuan asal-usul dan pengiriman barang ilegal paling sering terjadi di sektor tekstil, makanan laut, produk pertanian, ubin, madu, baja dan besi, aluminium dan produk kayu," kata departemen itu dalam pernyataannya, mengutip Reuters.
Dalam satu contoh seperti itu, yang diungkapkan oleh bea cukai AS, sebuah pabrikan produk kayu yang berbasis di Vietnam ditemukan telah mengimpor kayu China yang kemudian dilabel ulang dan diekspor ke Amerika Serikat.
![]() |
Departemen bea cukai Vietnam sedang mengembangkan suatu proses untuk mengidentifikasi dan menjatuhkan hukuman terhadap bisnis yang melakukan pelanggaran tersebut, kata pernyataan itu.
Vietnam menjadi salah satu penerima manfaat terbesar dari perang dagang antara Beijing dan Washington karena beberapa bisnis mengalihkan rantai pasokan mereka dari China ke negara itu untuk menghindari tarif impor. Analisis data perdagangan oleh Nomura Holdings Inc Jepang awal bulan ini menunjukkan Vietnam dengan mudah mendapat keuntungan lebih dari negara lain dalam perang dagang AS-China.
Negara Asia Tenggara itu sangat bergantung pada China dalam hal bahan dan peralatan untuk manufaktur padat karya. Sementara itu, Amerika Serikat adalah pasar ekspor terbesarnya.
Menteri luar negeri Pham Binh Minh dalam pidatonya di depan majelis nasional Vietnam minggu lalu mengatakan pemerintah telah membentuk komite khusus untuk menanggapi masalah perang dagang.
(prm) Next Article Era Biden-Harris, Perang Dagang AS-China Berlanjut?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular