Tiket Mahal, Angkasa Pura II Siap Sambut Maskapai Asing

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
05 June 2019 19:43
PT Angkasa Pura (AP) II menyatakan kesiapannya untuk mendukung usulan pemerintah terkait dibukanya penerbangan domestik untuk maskapai asing.
Foto: Bandara Internasional Soekarno Hatta. (Ist/Wikipedia)
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Angkasa Pura (AP) II menyatakan kesiapannya untuk mendukung usulan pemerintah terkait dibukanya penerbangan domestik untuk maskapai asing.

"Kami dukung sekali rencana itu. Sebagai operator bandara, kami siap untuk itu. Secara prinsip kami mendukung rencana pemerintah," ujar Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin saat dijumpai di Jakarta, Rabu (5/6/2019).

Namun, menurut Awaluddin, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhitungan, misalnya terkait aturan dan regulasi ikutan yang harus disiapkan pemerintah maupun badan usaha angkutan udara.


"Pertama azas cabotage, kedua supaya equal in the same playing field, saya rasa badan usaha udara baru masuk itu juga perlu dipertimbangkan untuk bisa masuk ke wilayah-wilayah perintis, yang juga sudah dilayanani badan usaha eksisting, dengan begitu saya rasa kesetaraan itu bisa terjadi," jelasnya.

Adapun, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan, ke depannya, maskapai harus menata diri. Ia menilai, saran presiden untuk maskapai asing adalah saran yang baik karena bukan asingnya, tetapi kompetisinya.

"Kompetisi itu kalau ada, maka ada kesimbangan baru di demand and supply. Teori basic economy kan gitu. Harga akan jadi lebih fair. Kalau supply sedikit, demand banyak, harga jadi tinggi," ujar Budi.

"Berikutnya juga ada cross subsidiary, masuk Indonesia ke rute dalam Jawa, tapi harus juga rute ke daerah perintis. Mestinya sih menarik," tambahnya.


Budi pun menilai, maskapai domestik akan mampu bersaing dengan maskapai asing apabila nanti rencana tersebut jadi direalisasikan.

"Kalau pengalaman saya, maskapai kita itu tangguh-tangguh. Makanya, sebelum asing datang, tata sendiri yang domestik. Pinch dari presiden, boleh kalau ingin growth tapi bertahap, jangan batas atas semua," kata Budi.

Adapun, jika maskapai asing ingin masuk, harus ada kemitraan dengan pihak lokal. "Ada ownership harus dengan orang lokal. Tidak mesti dengan orang yang punya bisnis penerbangan," pungkasnya.
(dob/dob) Next Article AP II Diminta 'Angkat Kaki' Dari Halim, Begini Penjelasannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular