Ingin Berpelesir di Lebaran Ini? Waspadai Wilayah Pesisir

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
04 June 2019 20:35
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap adanya potensi gelombang tinggi terhitung sejak 4 - 7 Juni 2019 di sejumlah wilayah pesisir Indonesia.
Foto: BMKG (Farih Maulana/detikcom)
Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki libur lebaran, tempat wisata pesisir menjadi langganan untuk dikunjungi masyarakat yang hendak berwisata bersama sanak saudara.

Untuk itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap adanya potensi gelombang tinggi yang akan terjadi dalam empat hari ke depan,terhitung sejak 4 - 7 Juni 2019 di sejumlah wilayah pesisir Indonesia.


Seperti dikutip melalui situs setkab.go.id, peningkatan gelombang tinggi disebabkan oleh adanya sistem tekanan tinggi 1009 hPa di Perairan Utara Sabang. Pola angin di wilayah utara ekuator umumnya dari timur ke selatan, kecuali di Perairan Utara Papua Barat, angin berembus dari barat laut ke utara dengan kecepatan 4 - 15 knot. Sedangkan di wilayah selatan ekuator umumnya dari timur ke tenggara dengan kecepatan 4 - 25 knot.

Sementara itu, kecepatan angin tertinggi terpantau berada di Perairan Pulau Sawu-Pulau Rote, Laut Timor, Perairan Sulawesi tenggara, Laut Banda, Perairan Kepulauan Letti-Kepulauan Tanimbar, Perairan selatan Kepulauan Kei - Kep. Aru, Laut Arafuru, serta Perairan Yos Sudarso-Merauke. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.

Ingin Berpelesir? Waspadai Wilayah PesisirFoto: Farih Maulana/detikcom

Berdasarkan hasil pengamatan BMKG, terpantau adanya potensi peningkatan gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter di sejumlah perairan Indonesia seperti Perairan Utara Sabang, Laut Jawa bagian tengah dan timur, Perairan Sabang - Banda Aceh, Perairan Utara Jawa Timur - Kep. Kangean, Perairan Barat Aceh.

Selain itu, potensi peningkatan gelombang juga beberapa di antaranya terdapat di Perairan Kotabaru, Perairan Barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Selat Makassar bagian selatan dan tengah, Perairan Pesisir Bengkulu, Perairan Timur Kepulauan Selayar, Perairan Barat Lampung, Laut Flores, Samudera Hindia barat Aceh hingga Kepulauan Nias.


Ada juga potensi di Perairan Bau Bau, Selat Sunda bagian selatan, Laut Seram bagian timur, Selat Sape bagian selatan dan Selat Sumba, Perairan Selatan dan Timur Kep. Sula, Perairan Selatan Flores, Perairan Fak Fak - Kaimana, Laut Sawu, Perairan Amamapre, Laut Natuna Utara, Perairan Utara Kep. Kei - Kep. Aru, Perairan Selatan Kalimantan, serta Perairan Barat Yos Sudarso.

Beberapa wilayah perairan Indonesia lainnya juga berpotensi diterpa gelombang yang lebih tinggi berkisar antara 2,5-4 meter. Wilayah perairan tersebut di antaranya Perairan Barat Enggano, Perairan Selatan Jawa hingga Pulau Sumbawa, Perairan Manui - Kendari, Teluk Tolo, Samudera Barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung, Perairan Selatan Pulau Sawu - Kupang - Pulau Rote, Laut Timor selatan NTT, Perairan Timur Kepulauan Wakatobi, Perairan Selatan Pulau Buru - Pulau Seram, Laut Banda, Perairan Kepulauan Sermata - Kepulauan Letti, Perairan Kepulauan Babar - Kepulauan Tanimbar, Perairan Selatan Kepulauan Kei - Kepulauan Aru, Selat Bali - Lombok - Alas bagian selatan, Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTT, dan Laut Arafuru.


Selain mengimbau masyarakat yang hendak berwisata pesisir, BMKG juga mengimbau nelayan untuk memperhatikan keselamatan pelayaran.

BMKG menyebutkan, beberapa moda transportasi yang berisiko di antaranya adalah perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m).


Selain itu juga ada kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m).

"Untuk itu, harap berhati-hati dan tetap waspada," pungkas BMKG.

Simak video jadwal one way di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Cuaca Ekstrim Landa Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular