Cara Cerdas Atur THR, Bisa Senang-senang & Ingat Hari Tua

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
04 June 2019 16:40
THR tentu menjadi keberkahan tersendiri bagi Muslim yang sudah bekerja dan yang menerimanya menjelang hari Lebaran tahun ini.
Foto: Infografis/Besaran THR Lembaga Non Kementerian/Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia - SMS Ceria, SMS Ceria,... Biasanya pengguna layanan SMS banking perbankan akan hepi ketika ada laporan uang jumlah besar yang masuk sepekan atau 2 pekan sebelum Idul Fitri, karena itu berarti Tunjangan Hari Raya (THR) yang dinanti sudah masuk ke rekening. 

THR tentu menjadi keberkahan tersendiri bagi Muslim yang sudah bekerja dan yang menerimanya menjelang hari Lebaran tahun ini. 
Ada tiga tips utama dalam strategi mengelola THR adalah memisahkan antara gaji dan THR, menabung dan menginvestasikan sebagian dari THR tadi, serta yang utama dari THR adalah untuk melunasi 'hutang' kita, yaitu zakat dan sedekah. 

Tips pertama, gaji dan THR tahun ini tampaknya tidak berbeda jauh pembayarannya oleh pemberi kerja kita. Karena itu, segerakan membayar cicilan dan tunggakan dari gaji, sehingga THR terkesan tidak tersentuh oleh kebutuhan rutin yang harus kita bayarkan setiap bulan.

Tips kedua, selain menabung di bank untuk keperluan dana kas dan pengeluaran sehari-hari, dana THR tersebut dapat juga digunakan untuk berinvestasi di pasar modal.
 

Jenis investasi di pasar modal bisa berupa menabung saham (program Yuk Nabung Saham), menyisihkan dana untuk dibelikan obligasi ritel pemerintah (saving bond ritel/SBR, sukuk tabungan/ST, obligasi ritel Indonesia/ORI, sukuk ritel/Sukri) ketika momennya datang, atau membeli reksa dana. 

Investasi pada obligasi ritel pemerintah memang tidak dapat setiap waktu dilakukan karena ada periodenya, dan saat ini periode penawaran tersebut bertambah sempit atau artinya justru semakin sering yaitu setiap bulan penawarannya.

Instrumen tersebut ditawarkan dengan nilai minimal mulai dari Rp 1 juta untuk seri yang dapat dibeli online di berbagai channel, mulai dari sekuritas, perbankan, maupun fintech yang berbasis online.
 

Besaran investasinya pun tergantung keadaan dan kemampuan. Keadaan tersebut bisa berupa umur, kebutuhan, dan pengeluaran, di mana alokasi tabungan dan investasi bagi kaum muda yang belum punya tanggungan keluarga sebaiknya separuh (50%) dari total pendapatan tambahan tadi. 

Seiring dengan bertambahnya umur dan pengeluaran, maka persentase alokasi bagi tabungan-investasi akan berangsur dikurangi, hingga ketika kita mendekati masa pensiun maka porsinya tinggal 10% dari setiap pendapatan. 

Tips ketiga, untuk menjaga dana kita dari keperluan yang kurang esensial dan sekedar 'lapar mata', jangan lupa untuk menghitung serta membatasi diri apalagi dari belanja karena hal yang utama dari THR adalah zakat dan sedekah. 

Buat alokasi dana belanja dulu, lalu daftarkan barang yang diinginkan serta buat prioritasnya sehingga barangnya dapat dihitung kisaran harganya serta dapat dipilih dan dipilah dengan lebih baik sehingga belanja tidak lagi tergantung dari diskonnya tetapi dari kebutuhannya, terutama jika memanfaatkan belanja online yang mekanismenya sangat mudah. 

Tips keempat tetapi menjadi yang utama dari THR, jangan lupa bahwa zakat harus menjadi pengeluaran atau pertimbangan utama ketika menerima dana kaget itu. 

Tips ini berada di urutan keempat karena ada hadits yang berpendapat bahwa semakin dekat dengan Sholat Id maka semakin baik pembayaran zakatnya, meskipun waktunya sangat sempit dan dapat menyusahkan amil zakat tempat kita menyalurkan dana, kecuali jika kita menyalurkannya langsung kepada orang yang berhak atas zakat tersebut (mustahik).

Zakat juga tidak hanya berupa Zakat Fitrah (pribadi) yang relatif terjangkau dengan maksimal pembayaran per kepala Rp 35.000-Rp 50.000, tetapi juga ada Zakat Mal (harta) yang sifatnya juga wajib.

Zakat mal terutama adalah dana yang belum terbayar setiap gajian (zakat profesi).
 

Memang terasa berat untuk menyetahunkan gaji kita sejak Lebaran tahun lalu, karena itu jangan lupa untuk membayar langsung zakat profesi setelah tiap gajian agar tidak terlalu membebani kita setiap menjelang Lebaran. 

Untuk zakat mal lain yang biasa terlupakan adalah hewan ternak, perhiasan emas dan perak, hasil tambang, barang temuan, dan perniagaan. 

Perniagaan tersebut barang kepunyaan yang bisa dikembangkan, seperti barang dagangan atau kepemilikan harta lain, baik investasi di pasar tradisional maupun di pasar modal. 

Bagi yang belum pernah membayar zakat mal, asal besarannya sudah di atas batas minimal kepemilikan yang diwajibkan dizakati (nisab) dan umurnya di atas 1 tahun, hitungan sederhananya adalah 2,5% dari total harta tersebut. 

Untuk besaran sedekah tidak ada yang mewajibkan, hanya saja kita dapat menetapkan alokasinya sebesar zakat mal yang kita bayarkan, atau bahkan ada yang berkata 1/3 (33,33%) dari total penghasilan.  

Tips kelima, d
alam bersedekah, jangan lupa untuk menginventarisir keluarga dan saudara dekat serta kerabat kita dulu sehingga kita tidak hanya bersedekah bagi orang lain yang jauh kekerabatannya dengan kita, tetapi juga mencukupkan saudara dekat kita sendiri. 

" ....Wahai umat Muhammad, demi Allah yang telah mengutusku dengan kebenaran, Allah tidak akan menerima sedekah seseorang yang mempunyai kerabat yang membutuhkan bantuannya, sementara ia memberikan sedekah atau bantuan itu kepada orang lain. Dan demi Allah yang jiwaku berada dalam genggamannya, Allah tidak akan memandangnya di hari kiamat nanti" . (HR. Thabrani)  

Tips: 
  1. Pisahkan gaji dan THR dulu.
  2. Jangan lupa sisihkan dana untuk ditabung dan diinvestasikan.
  3. Hitung dan prioritaskan alokasi agar tidak kebablasan berbelanja.
  4. Alokasi zakat dan sedekah sebagai tujuan utama.
  5. Jangan lupakan saudara dan kerabat di atas orang lain dalam bersedekah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(irv/hps) Next Article Trik Alokasi Uang THR

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular