H-1 Bawang Putih Stabil, Tapi Sulit di Bawah Rp 40.000/kg

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
04 June 2019 14:11
Adapun realisasi impornya hingga tanggal 23 Mei lalu baru sebesar 69.275 ton.
Foto: Bawang Putih di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki H-1 Hari Raya Idulfitri, harga bawang putih terlihat mulai stabil di kisaran Rp 40.000-50.000/kg di berbagai pasar di Ibukota.

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di Pasar Kramat Jati, rata-rata pedagang menjual bawang putih di kisaran harga Rp 40.000/kg untuk jenis honan dan Rp 50.000/kg untuk jenis cutting.

Sama halnya dengan Pasar Minggu, di mana pedagang juga menjual dengan kisaran harga Rp 40.000-45.000/kg. Ukurannya pun kurang lebih sama, cukup besar.

Sementara itu di Pasar Tebet, bawang putih dijual dengan harga rata-rata Rp 50.000/kg. Anwar, salah satu penjual di Pasar Tebet mengaku pasokan segar bawang putih memang sudah masuk ke pasarnya beberapa minggu terakhir, setelah harganya sempat mencapai Rp 100.000/kg di awal bulan Mei lalu.

"Iya sekarang udah masuk. Nggak tahu sih berapa, belasan ton katanya," ujar Anwar kepada CNBC Indonesia, Selasa (4/6/2019).

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan per 23 Mei lalu, pihaknya telah merilis izin impor bawang putih hingga 156.955 ton kepada 15 perusahaan importir swasta. Adapun realisasi impornya hingga tanggal 23 Mei lalu baru sebesar 69.275 ton.

Kendati demikian, menilik harga terkini di lapangan, nampaknya keinginan Kemendag untuk menurunkan harga bawang putih hingga Rp 32.000/kg di pasar tradisional sulit untuk terwujud.

Seperti diketahui, sekitar 95% dari kebutuhan bawang putih RI setiap tahunnya masih dipenuhi dari impor. Keterlambatan pemberian RIPH (Rekomendasi Impor Produk Hortikultura) oleh Kementerian Pertanian dan Persetujuan Impor (PI) oleh Kementerian Perdagangan yang molor hingga pertengahan April lalu ditengarai sebagai penyebab utama harga bawang putih melonjak di pasaran sejak awal tahun ini.
Hingga akhir Mei Kementerian Perdagangan melakukan pemantauan harga bahan pokok dan komoditas pangan di Pasar Minggu. Tujuannya adalah untuk memastikan harga-harga terkendali dan stok tersedia jelang Hari Raya Idul Fitri 1440H/2019M.

Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan Srie Agustina mengatakan, stok bahan kebutuhan pokok dalam rangka menyambut Lebaran di salah satu pasar terbesar di Jakarta Selatan tersebut mencukupi.

"Untuk beras, ada kurang lebih 20 pedagang di pasar ini yang memiliki stok rata-rata 3-4 ton untuk seminggu, dengan 60 persen di antaranya beras jenis medium yang dibutuhkan masyarakat menengah ke bawah, sisanya premium. Harganya stabil karena beras Bulog juga masuk ke sini," ujar Srie di Pasar Minggu, Rabu (29/5/2019).

(hps/hps) Next Article 100 Ribu Ton Bawang Putih Impor Siap Disalurkan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular