Harga Bawang Putih Impor Terbang, Gegara Corona?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
17 February 2020 16:08
Harga bawang putih meroket seiring dengan merebaknya kasus virus corona di China yang jadi pemasok utama.
Foto: Gegara Virus Corona, Bawang Putih Meroket Naik. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga bawang putih naik signifikan di awal Februari seiring dengan kasus merebaknya virus corona yang terjadi terutama di China. China selama ini jadi pemasok utama bawang putih impor ke Indonesia.

Menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga rata-rata bawang putih ukuran sedang di pasar tradisional di seluruh provinsi pada hari ini, Senin (17/2/2020) berada di Rp 51.700/kg.

Jika dibandingkan dengan harga di awal Januari yang berkisar Rp 39.650/kg maka harga bawang putih naik secara fantastis. Bahkan harga bawang putih sempat turun menjadi Rp 36.500/kg pada 21 Januari 2020. Artinya harga bawang putih telah naik 41,6% jika dibandingkan pada 21 Januari lalu.

Harga bawang putih mulai merangkak naik pada awal Februari. Di hari terakhir bulan Januari, harga bawang putih di pasar tradisional masih di angka Rp 36.450/kg. Namun pada 3 Februari harinya harga naik Rp 8.200 menjadi Rp 44.650/kg.

Harga bawang putih sempat mencapai level tertingginya pada 11 Februari pekan lalu di Rp 55.700/kg. Setelah itu harga berangsur-angsur turun.



Kenaikan harga bawang putih yang signifikan terjadi seiring dengan merebaknya virus corona baru yang dinamai COVID-19 di China. Dalam memenuhi kebutuhan bawang putih domestik, Indonesia masih mengandalkan impor, terutama dari China.

Lebih dari 90% kebutuhan bawang putih domestik dipasok oleh China. Pada 2018, impor bawang putih RI dari China mencapai 580,6 ribu ton senilai US$ 493,6 juta. Sementara tahun lalu impor bawang putih Indonesia dari China mencapai 465,3 ribu ton.

China memang merupakan produsen utama bawang putih global. Menurut data World Atlas, tiap tahunnya China memproduksi 20 juta ton bawang putih, sementara itu di posisi kedua ada India dengan rata-rata produksi per tahunnya mencapai 1,25 juta ton.

Di posisi ketiga ada Korea Selatan dengan rata-rata produksi mencapai 350 kilo ton per tahun. Baru ada Mesir dan Rusia masing-masing 260 kiloton per tahun.

Jadi memang ada kekhawatiran akan ada gangguan pada pengiriman bawang putih dari China, mengingat libur tahun baru imlek diperpanjang dan banyak pelabuhan yang masih belum beroperasi secara penuh akibat virus corona.

Kenaikan harga terjadi lantaran stok yang makin menipis. Stok yang menipis diduga ada masalah pada distribusinya sehingga memicu kelangkaan di pasaran.

Oleh karenanya, pemerintah mengimbau para importir untuk menggelontorkan dan jangan menimbun pasokan.

 Hal ini juga karena pemerintah sempat menunda impor bawang putih sejak akhir tahun lalu dan awal tahun 2020 sejak ada virus corona melanda China. Namun, karena kelangkaan dan harga melonjak akhirnya dibuka kembali izin impor bawang putih asal China.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang Januari 2020 impor bawang putih mencapai 1.508 ton. Nilai impor ini mencapai US$ 1,8 juta.

Dari data BPS, impor ini meningkat 181 ton dibandingkan Januari 2019 yang mencapai 1.327 ton atau US$ 872,49 ribu. Impor bawang putih dibandingkan Desember 2019 volume impor bawang putih ini turun 98%.

Sementara itu untuk harga-harga komoditas pangan lain cenderung stabil dan bahkan ada yang mengalami penurunan signifikan seperti harga cabai rawit merah yang turun 20,54% dibanding 21 Januari 2020. Berikut ini adalah detailnya :



TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Harga Bawang Putih Lompat, Satgas Pangan Polri Investigasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular