RI-Jepang Sepakat Dorong Reformasi WTO

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
29 May 2019 19:49
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita siang tadi menerima kunjungan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang Hiroshige Seko di kantornya.
Foto: Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita (kanan )(CNBC Indonesia/Samuel Pablo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita siang tadi menerima kunjungan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang Hiroshige Seko di kantornya.

Pertemuan ini terutama membahas persiapan Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan dan Ekonomi Digital G20 yang akan dilangsungkan di Tsukuba, Jepang pada 8-9 Juni mendatang.

Selain itu, juga dibahas perkembangan negosiasi General Review Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (GR IJEPA) serta perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) antara 10 negara anggota ASEAN dan 6 mitranya, di mana Jepang termasuk di dalamnya.

Foto: Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di kantor Kemendag, Senin (27/5/2019). (CNBC Indonesia/Fikri Muhammad)


Usai pertemuan, Enggar menyampaikan Menteri Seko kembali mengusulkan prakarsa Data Free Flow with Trust (DFFT) dari pemerintah Jepang untuk menjadi pembahasan utama dalam pertemuan G20 nanti. Proposal ini menawarkan pertukaran data non-personal dengan kesepakatan antar negara anggota G20 sebagai suatu bentuk rezim pengaturan data secara global (global data governance).

"Dari terminologinya saja, semula ada perbedaan di antara beberapa negara. Tapi kami sudah berkomunikasi dengan Menkominfo dan akhirnya Indonesia bisa menerima usulan ini dengan beberapa catatan, misalnya data strategis tetap harus di kita dan hal-hal lain," jelas Mendag di kantornya, Rabu (29/5/2019).

Selain itu, kedua menteri juga menekankan pentingnya ada kesamaan sikap mengenai proteksionisme yang semakin meningkat di dunia akhir-akhir ini.

Lalu, terkait sistem perdagangan multilateral, Enggar dan Seko membahas pentingnya reformasi dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

"Indonesia sepakat bahwa reformasi ini sudah perlu dilakukan, tapi kita harus bedakan substansi dan prosesnya. Kami konsisten membahas kondisi terkini di Appellate Body [Badan Banding] WTO sebab semua penyelesaian sengketa terhambat di sana," kata Enggar.



Di luar itu, kedua menteri membahas soal perdagangan daring (e-commerce) sebagai bagian dari GR-IJEPA, serta penyelesaian RCEP.

"Terkait RCEP, Indonesia sebagai koordinator meminta dukungan Jepang agar kita bisa menyelesaikan perundingan tahun ini. Kita minta fleksibilitas Jepang, dan berita baiknya Jepang secara intensif melakukan perundingan bilateral dengan China dan nampaknya sudah banyak hal yang disepakati," jelas Mendag.

Enggar juga mengharapkan tambahan investasi Jepang di sektor otomotif, karena Indonesia sedang menyiapkan ekspor ke Australia sebagai manfaat dari Indonesia-Australia CEPA yang diteken awal Maret lalu.

[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Digugat Eropa Soal Nikel di WTO, RI Sudah Ancang-Ancang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular