Pemilu 2019

Ungkap Data Internal: Prabowo-Sandi Klaim 54% Menang!

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
15 May 2019 04:31
Sandiaga Uno Ikut Berjuang Sampai Titik Darah Terakhir
Foto: Cawapres Sandiaga Salahuddin Uno didampingi istri Nurasiah menunjukkan surat suara di TPS 02 Kebayoran baru , Jakarta Rabu (17/4/2019). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Dalam pidatonya, Sandiaga Uno mengatakan terlalu banyak dugaan kecurangan Pemilu dan Pemilihan Presiden 2019 yang terjadi. Bahkan kecurangan tersebut, tuturnya dikawal oleh oknum pemerintah dan aparat keamanan.

"Masyarakat disuguhi banyak cerita banyak tsunami amplop politik uang yang dikawal aparat pemerintah rakyat sebagai pemilik kedaulatan terlena. Rakyat dipaksa memilih yang memberikan iming-iming uang," ujarnya.



Selain itu, Sandiaga menilai terlalu banyak permasalahan Pemilu 2019 yang tidak ditangani secara baik oleh KPU maupun pihak berwajib lainnya. Misalnya, DPT bermasalah, Kotak suara yang terbuat dari kertas yang rentan dirusak, dibobol, dan dibakar.

"Selain itu, ada 6,5 juta pemilihan yang tidak dapat undangan memilih, keterlambatan dan kekurangan logistik pemilu, dan intimidasi saksi di daerah tertentu, ujarnya.

Sandi juga mengalami langsung perlakukan yang tidak adil dalam masa kampanye.  Selain itu, dia menyebutkan upaya sistematis melemahkan suara oposisi, kriminalisasi ulama, penangkapan aktivis, pembentukan tim pemantau ucapan tokoh yang berseberangan dengan pemerintah.

"Ini vulgar yang memberangus demokrasi. Kita disuguhi parade hitung cepat, yang mengandung benturan conflict of interest, rakyat dipertontonkan kesalahan dalam quick count. Ironis, audit sistem tersebut tidak ditanggapi," ujarnya.

Di akhir Pidato, Sandi Uno mengajak seluruh pendukung Prabowo-Sandi untuk terus berjuang melawan kecurangan Pemilu hingga titik darah penghabisan.

"Kami mengajak untuk berjuang sampai titik darah penghabisan. Jaga kedaulatan rakyat," ujarnya.

(miq)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular