Perang Dagang, Akankah Trump Balas Lagi Serangan Balik China?
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
14 May 2019 06:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Entah bernada sarkasme atau tidak, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan serangan balik yang diumumkan China, Senin (13/5/2019), menempatkan negaranya dalam posisi yang sangat baik. Perkembangan itu juga menunjukkan "langkah yang sangat positif" dalam negosiasi dagang yang tengah berlangsung.
China meluncurkan pukulan balasan terhadap AS dengan mengatakan akan menaikkan bea impor terhadap berbagai produk Negeri Paman Sam senilai US$60 miliar hingga 25% dari 5% hingga 10% saat ini pada 1 Juni mendatang. Rencana tersebut diambil setelah Trump akhir pekan lalu menaikkan bea masuk terhadap produk China senilai US$200 miliar.
"Saya menyukai posisi kita saat ini," kata Trump, dilansir dari CNBC International. "Akan ada aksi pembalasan namun tidak akan terlalu substansial bila dibandingkan."
China memang mengimpor lebih sedikit produk AS sehingga sasaran pembalasan bea masuknya pun menjadi lebih kecil.
Trump juga mengonfirmasi bahwa dirinya berencana bertemu Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela pertemuan G20 di Jepang akhir Juni mendatang.
"Kami memiliki hak untuk mengenakan (bea impor) sebesar 25% terhadap barang-barang China lainnya senilai US$325 miliar," kata Trump. Namun, ia menambahkan bahwa "Saya belum membuat keputusan soal itu."
Perseteruan dagang antara AS dan China memanas ketika keduanya tengah berupaya merumuskan perjanjian dagang demi mengakhiri perang dagang yang telah berlangsung sejak tahun lalu. Trump memutuskan menaikkan bea masuknya setelah AS menyebut China mengingkari beberapa ketentuan kunci dalam rancangan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
Serangan balasan China itu menargetkan beberapa sektor produksi yang merupakan basis politik Trump, termasuk produk-produk pertanian dan industri manufaktur. Barang-barang yang menjadi target di antaranya komponen-komponen teknologi, produk-produk industri, gandum, kacang tanah, gula, dan buah beri.
(prm) Next Article Perjanjian Dagang AS-China Dinantikan, Ini Bocoran Isinya
China meluncurkan pukulan balasan terhadap AS dengan mengatakan akan menaikkan bea impor terhadap berbagai produk Negeri Paman Sam senilai US$60 miliar hingga 25% dari 5% hingga 10% saat ini pada 1 Juni mendatang. Rencana tersebut diambil setelah Trump akhir pekan lalu menaikkan bea masuk terhadap produk China senilai US$200 miliar.
"Saya menyukai posisi kita saat ini," kata Trump, dilansir dari CNBC International. "Akan ada aksi pembalasan namun tidak akan terlalu substansial bila dibandingkan."
Trump juga mengonfirmasi bahwa dirinya berencana bertemu Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela pertemuan G20 di Jepang akhir Juni mendatang.
"Kami memiliki hak untuk mengenakan (bea impor) sebesar 25% terhadap barang-barang China lainnya senilai US$325 miliar," kata Trump. Namun, ia menambahkan bahwa "Saya belum membuat keputusan soal itu."
![]() |
Perseteruan dagang antara AS dan China memanas ketika keduanya tengah berupaya merumuskan perjanjian dagang demi mengakhiri perang dagang yang telah berlangsung sejak tahun lalu. Trump memutuskan menaikkan bea masuknya setelah AS menyebut China mengingkari beberapa ketentuan kunci dalam rancangan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
Serangan balasan China itu menargetkan beberapa sektor produksi yang merupakan basis politik Trump, termasuk produk-produk pertanian dan industri manufaktur. Barang-barang yang menjadi target di antaranya komponen-komponen teknologi, produk-produk industri, gandum, kacang tanah, gula, dan buah beri.
(prm) Next Article Perjanjian Dagang AS-China Dinantikan, Ini Bocoran Isinya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular