
Melihat Bukit Soeharto, Digadang Calon Ibu Kota RI yang Baru
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
08 May 2019 09:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak ke Kalimantan Timur, untuk meninjau salah satu wilayah yang akan menjadi calon Ibu Kota baru, Selasa (7/5/2019).
Dalam kunjungan kali ini, Jokowi menjelajahi kawasan Bukit Soeharto yang berlokasi di kawasan Taman Hutan Raya, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, seperti dikutip melalui keterangan resmi.
"Kita ingin melihat visi ke depan kita seperti apa. Indonesia sebagai negara besar, juga ingin memiliki pusat pemerintahan yang terpisah dengan pusat ekonomi, bisnis, perdagangan, dan jasa," kata Jokowi, saat mengunjungi Bukit Soeharto, Selasa (07/05/2019).
"Memang ada beberapa lokasi yang sudah kira-kira 1,5 tahun ini dikaji yang salah satunya adalah di Kalimantan Timur yang kurang dan lebih kami datangi siang hari ini," tambah Presiden.
Kawasan Bukit Soeharto terletak di antara Kota Balikpapan dan Samarinda, yang pada akhir tahun 2019 sudah tersambung oleh jalan tol.
Berdasarkan Peta Kawasan Konservasi di Indonesia yang dirilis oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), kawasan Bukit Soeharto merupakan salah satu dari 28 Taman Hutan Raya yang ada di Indonesia.
Nama 'Soeharto' yang juga merupakan nama presiden ke-2 RI lekat pada kawasan tersebut lantaran Soeharto dikabarkan pernah melakukan perjalanan dari Balikpapan ke Samarinda melalui bukit tersebut, mengutip Antara.
Soeharto pula lah yang menetapkan kawasan tersebut menjadi Hutan Lindung seluas 27.000 hektare pada 1982 melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian.
Dua puluh dua taun berselang, status kawasan Bukit Soeharto diubah menjadi Taman Hutan Raya seluas 61.850 hektare pada 2004.
Sejarahnya, kawasan tersebut dulunya merupakan tambang-tambang batu bara yang berjaya.
Namun pada 1990-an, Soeharto menginstruksikan Departemen Kehutanan untuk melakukan reboisasi, atau biasa disebut dengan reboisasi. Tak hanya Departemen Kehutanan, Soeharto juga melibatkan seluruh pemegang hak pengelolaan hutan (HPH) di Kalimantan Timur (Kaltim) dalam program penanaman hutan tersebut.
Akan tetapi, karena memang bekas daerah tambang batu bara, tanah di kawasan Bukit Soeharto menjadi cenderung mudah untuk terbakar. Dalam kondisi musim kemarau, hutan di Bukit Soeharto kerap kali terbakar dengan hebat.
Berbagai sumber bahkan menuliskan bukit ini telah ada dan dipergunakan sejak penjajahan Jepang. Ia menjadi tempat disiksa dan dikuburnya Romusha atau panggilan bagi orang-orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang.
Kendati demikian, sampai sekarang memang belum ada literatur yang secara eksplisit menuliskan soal romusha di Bukit Soeharto.
(hps) Next Article Kisah Perjalanan Jokowi Mencari Calon Ibu Kota Baru
Dalam kunjungan kali ini, Jokowi menjelajahi kawasan Bukit Soeharto yang berlokasi di kawasan Taman Hutan Raya, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, seperti dikutip melalui keterangan resmi.
"Kita ingin melihat visi ke depan kita seperti apa. Indonesia sebagai negara besar, juga ingin memiliki pusat pemerintahan yang terpisah dengan pusat ekonomi, bisnis, perdagangan, dan jasa," kata Jokowi, saat mengunjungi Bukit Soeharto, Selasa (07/05/2019).
![]() |
"Memang ada beberapa lokasi yang sudah kira-kira 1,5 tahun ini dikaji yang salah satunya adalah di Kalimantan Timur yang kurang dan lebih kami datangi siang hari ini," tambah Presiden.
Kawasan Bukit Soeharto terletak di antara Kota Balikpapan dan Samarinda, yang pada akhir tahun 2019 sudah tersambung oleh jalan tol.
Berdasarkan Peta Kawasan Konservasi di Indonesia yang dirilis oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), kawasan Bukit Soeharto merupakan salah satu dari 28 Taman Hutan Raya yang ada di Indonesia.
Nama 'Soeharto' yang juga merupakan nama presiden ke-2 RI lekat pada kawasan tersebut lantaran Soeharto dikabarkan pernah melakukan perjalanan dari Balikpapan ke Samarinda melalui bukit tersebut, mengutip Antara.
Soeharto pula lah yang menetapkan kawasan tersebut menjadi Hutan Lindung seluas 27.000 hektare pada 1982 melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian.
![]() |
Dua puluh dua taun berselang, status kawasan Bukit Soeharto diubah menjadi Taman Hutan Raya seluas 61.850 hektare pada 2004.
Sejarahnya, kawasan tersebut dulunya merupakan tambang-tambang batu bara yang berjaya.
Namun pada 1990-an, Soeharto menginstruksikan Departemen Kehutanan untuk melakukan reboisasi, atau biasa disebut dengan reboisasi. Tak hanya Departemen Kehutanan, Soeharto juga melibatkan seluruh pemegang hak pengelolaan hutan (HPH) di Kalimantan Timur (Kaltim) dalam program penanaman hutan tersebut.
Akan tetapi, karena memang bekas daerah tambang batu bara, tanah di kawasan Bukit Soeharto menjadi cenderung mudah untuk terbakar. Dalam kondisi musim kemarau, hutan di Bukit Soeharto kerap kali terbakar dengan hebat.
Berbagai sumber bahkan menuliskan bukit ini telah ada dan dipergunakan sejak penjajahan Jepang. Ia menjadi tempat disiksa dan dikuburnya Romusha atau panggilan bagi orang-orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang.
Kendati demikian, sampai sekarang memang belum ada literatur yang secara eksplisit menuliskan soal romusha di Bukit Soeharto.
![]() |
(hps) Next Article Kisah Perjalanan Jokowi Mencari Calon Ibu Kota Baru
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular