Ibu Kota Pindah, JK: Paling Sedikit Butuh 400 Ribu Rumah Baru

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
07 May 2019 15:11
pemindahan ibu kota akan berdampak kepada pemindahan kementerian/lembaga.
Foto: Presiden Joko Widodo berbicara dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelum pertemuan tentang rencana untuk memindahkan ibu kota, di Jakarta, Indonesia, 29 April 2019. Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay via Reuters
Jakarta, CNBC IndonesiaWakil Presiden RI Jusuf Kalla memberikan penjelasan terkini perihal rencana pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memindahkan ibu kota RI dari DKI Jakarta ke luar Pulau Jawa.

Hari ini, Selasa (7/5/2019), Jokowi beserta rombongan melihat langsung salah satu lokasi calon ibu kota, yaitu Bukit Soeharto. Bukit itu terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim).

Menurut JK, sapaan akrab Jusuf Kalla, pemindahan ibu kota akan berdampak kepada pemindahan kementerian/lembaga. Utamanya lembaga-lembaga yang menyangkut eksekutif, yudikatif, dan legislatif.

"Ya harus pindah. DPR harus pindah. Mahkamah Agung ya harus pindah. Karena selalu dikatakan letaknya di ibu kota Indonesia. Tidak harus Jakarta, ibu kota bisa di manapun," ujar JK.



Pemindahan itu, menurut JK, akan berdampak pada perpindahan seluruh aparatur sipil negara (ASN). Jumlanya berada pada kisaran 1,5 juta orang, termasuk anggota keluarganya.

"Jadi harus membangun minimum kira-kira 400 ribu rumah. Jadi rumah bermacam-macam. Tentu tidak rumah tipe 3x6," kata JK.

"Jadi ini suatu proses yang panjang, kan tiba-tiba semua sistem itu harus diubah," lanjut politikus senior Partai Golkar tersebut.

Simak video terkait daerah-daerah calon ibu kota baru di bawah ini.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/miq) Next Article Pindah Ibu Kota Picu Spekulan Tanah, Ini Langkah Pemerintah

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular