Buruh yang Bekerja Paruh Waktu Makin Berkurang

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
06 May 2019 15:45
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia per Februari 2019 turun menjadi tinggal 5,01%
Foto: Pencari kerja memadati gelaran Job For Career Festival 2018 di area Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (27/11). Angka pengangguran pada Agustus 2018 tercatat 7 juta orang, menurun 40 ribu orang dibanding Agustus 2017 lalu. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia per Februari 2019 turun menjadi tinggal 5,01%. Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto pada konferensi pers Senin (6/5/2019).

Pada Februari tahun lalu (2018) TPT masih berada di posisi 5,13%. Sedangkan per Agustus 2018, TPT juga masih sebesar 5,34%. Artinya, angka pengangguran terbaru ini merupakan yang paling rendah setidaknya sejak Agustus 2005.



Sebagai catatan, TPT merupakan perbandingan jumlah angkatan kerja yang menganggur dibanding total jumlah angkatan kerja pada periode yang sama. Sedangkan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun+) yang bekerja, atau punya pekerjaan tapi sementara tidak bekerja.

Pada Februari 2019, jumlah total angkatan kerja mencapai 136,18 juta orang, atau meningkat 2,24 juta orang dibanding Februari 2018. Mengingat TPT turun, artinya penciptaan lapangan kerja lebih besar dibanding pertumbuhan angkatan kerja.



Akan tetapi perlu diingat bahwa penduduk yang memiliki pekerjaan, meski hanya satu jam per minggu sudah bisa dikategorikan sebagai Penduduk Bekerja.

Berdasarkan survei BPS, penduduk yang memiliki jam kerja lebih dari 35 jam per minggu dikategorikan dalam pekerja penuh. Sementara yang memiliki jam kerja antara 1-34 jam seminggu masuk dalam kategori pekerja tidak penuh.

Pekerja tidak penuh pun dapat dibedakan menjadi 2, yaitu setengah penganggur, yang mana merupakan pekerja tidak penuh yang masih mencari pekerjaan lain. Ada pula pekerja paruh waktu, yang merupakan pekerja tidak penuh yang tidak ingin mencari pekerjaan lain.

Hingga Februari 2019, masih ada pekerja yang memiliki jam kerja sekitar 1-7 jam per minggu. Namun jumlahnya relatif kecil, hanya 2,69% dari total angkatan kerja.

Adapun tidak penuh di Indonesia didominasi oleh penduduk bekerja yang memiliki jam kerja antara 25-34 jam dalam sepekan, yang mana mencapai 11,68%.

Akan tetapi bagusnya, porsi pekerja penuh terus mengalami peningkatan. Per Februari 2019, porsi pekerja penuh naik 1,43 persen poin menjadi 69,96%.

Hal ini mengindikasikan produktivitas pekerja di Indonesia yang terus meningkat. Sebab pertumbuhan pekerja penuh lebih tinggi dibandingkan pekerja tidak penuh. Otomatis rata-rata jam kerja penduduk Indonesia pun meningkat.

Sedangkan porsi pekerja paruh waktu turun paling dalam, yaitu sebesar 1,16 persen poin sepanjang Februari 2018-Februari 2019. Ini juga menunjukkan kualitas pekerja Indonesia yang sudah mulai berusaha lebih untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.



Akses lapangan usaha yang semakin terbuka karena berkembangnya internet diduga menjadi salah satu faktor penyebab hal itu. Pasalnya kemudahan memang seringkali menjadi pendorong manusia untuk berubah ke arah yang lebih baik.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/taa) Next Article Jokowi Keluarkan Aturan Kesehatan Kerja Bagi Pekerja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular