
Sederet Fakta Soal Impor Aspal RI, Coba Resapi Nomor 3!
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
02 May 2019 20:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia sudah tau barang yang namanya aspal.
Ya, cairan kental berwarna hitam tersebut banyak digunakan untuk merekatkan batuan demi memberi lapisan yang rata pada jalan. Tanpa aspal, jalan beton agaknya kurang mulus jika dilalui kendaraan bermotor.
Aspal sendiri saat ini bisa berasal dari dua sumber yang berbeda. Pertama, bisa diolah dari batuan mineral. Kedua, ada yang merupakan residu dari minyak bumi.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, Indonesia kerap kali mengimpor aspal minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Berdasarkan penelusuran Tim Riset CNBC Indonesia, setidaknya ada 5 fakta menarik perihal impor aspal.
1. Indonesia Merupakan Importir Aspal Terbesar ke-10 di Dunia
Berdasarkan data perdagangan luar negeri yang dikompilasi oleh UN Comtrade, pada tahun 2017 Indonesia mengimpor aspal senilai US$ 371 juta.
Dengan jumlah tersebut Indonesia tercatat sebagai negara pengimpor aspal terbesar urutan ke-10 di dunia. Peringkat pertama masih dipegang oleh China yang mana mengimpor aspal senilai US$ 2,52 miliar.
2. Kegiatan Rutin Tahunan
Setidaknya sejak tahun 1989 Indonesia tidak pernah lepas dari impor aspal. Bahkan nilai impor aspal cenderung meningkat tiap tahun.
Impor aspal tertinggi terjadi pada tahun 2013, yang mana kala itu Indonesia membeli aspal senilai US$ 664 juta. Sedangkan tahun lalu (2018), impor aspal Indonesia mencapai US$ 460,1 juta.
3. Singapura Merupakan Negara Asal Aspal Utama Indonesia
Siapa sangka, negara dengan luas wilayah yang tidak lebih besar dari Kota Jakarta berhasil mendulang keuntungan dengan menjual aspal ke Indonesia.
Tak tanggung-tanggung, pada tahun 2018 nilai aspal yang masuk dari Singapura mencapai US$ 247,1 juta atau lebih dari setengah total aspal impor. Singapura memang sudah luas diketahui pintar memanfaatkan lokasi geografis sebagai hub perdagangan internasional. Cukup jadi broker saja.
Tak kalah mengherankan, Malaysia berada di posisi ke-2 sebagai pemasok aspal Indonesia dengan nilai impor mencapai US$ 87,7 juta pada tahun 2018. Yah, mau bagaimanapun juga harus diakui bahwa perusahaan minyak nasional Malaysia, Petronas sudah beberapa langkah lebih maju dari Pertamina.
4. Harga Aspal Mirip Harga Minyak Sawit Mentah (crude palm oil/CPO)
Berdasarkan data tahun 2018, impor senilai US$ 460,1 juta dihasilkan dari aspal sebanyak 1,08 juta ton. Artinya, harga rata-rata aspal yang masuk ke Indonesia adalah sebesar US$ 424,2/ton.
Pada perdagangan hari Kamis (2/4/2019), harga CPO di Malaysia sudah turun menjadi US$ 495,7/ton. Artinya harga aspal dan CPO hanya terpaut US$ 71,5/ton di pasar impor.
5. Indonesia Sudah Bisa Hasilkan Aspal (meski masih minim)
Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) saat ini sudah bisa memproduksi Aspal Buton (Asbuton), yaitu aspal yang berasal dari ekstraksi batuan berpori.
Namun produksinya masih terbatas. Pada bulan Juni dan Juli 2018, WIKA hanya mampu memproduksi Asbuton sebanyak 2.000 ton, berdasarkan keterangan dari Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR, Danis H. Sumadilaga dalam keterangan tertulis, Kamis (10/5/2018), mengutip detik.com.
Bila kapasitas produksi tersebut disetahunkan, maka WIKA baru bisa menghasilkan 12.000 ton per tahun.
Jumlah yang relatif kecil dibanding impor aspal yang mencapai 1,08 juta ton pada tahun 2018, hanya satu banding 90.
Catatan
Sebagai catatan, aspal yang dijadikan tinjauan impor adalah aspal minyak bumi, yang mana masuk dalam kode HS 2713. Dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia 2017, deskripsi HS 2713 adalah "Kokas petroleum, bitumen petroleum dan residu lainnya dari minyak petroleum atau dari minyak yang diperoleh dari mineral mengandung bitumen".
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/dru) Next Article RI Pangkas Impor Aspal Minyak Sampai 500 Ton di 2021
Ya, cairan kental berwarna hitam tersebut banyak digunakan untuk merekatkan batuan demi memberi lapisan yang rata pada jalan. Tanpa aspal, jalan beton agaknya kurang mulus jika dilalui kendaraan bermotor.
Aspal sendiri saat ini bisa berasal dari dua sumber yang berbeda. Pertama, bisa diolah dari batuan mineral. Kedua, ada yang merupakan residu dari minyak bumi.
Berdasarkan penelusuran Tim Riset CNBC Indonesia, setidaknya ada 5 fakta menarik perihal impor aspal.
1. Indonesia Merupakan Importir Aspal Terbesar ke-10 di Dunia
Berdasarkan data perdagangan luar negeri yang dikompilasi oleh UN Comtrade, pada tahun 2017 Indonesia mengimpor aspal senilai US$ 371 juta.
Dengan jumlah tersebut Indonesia tercatat sebagai negara pengimpor aspal terbesar urutan ke-10 di dunia. Peringkat pertama masih dipegang oleh China yang mana mengimpor aspal senilai US$ 2,52 miliar.
2. Kegiatan Rutin Tahunan
Setidaknya sejak tahun 1989 Indonesia tidak pernah lepas dari impor aspal. Bahkan nilai impor aspal cenderung meningkat tiap tahun.
Impor aspal tertinggi terjadi pada tahun 2013, yang mana kala itu Indonesia membeli aspal senilai US$ 664 juta. Sedangkan tahun lalu (2018), impor aspal Indonesia mencapai US$ 460,1 juta.
3. Singapura Merupakan Negara Asal Aspal Utama Indonesia
Siapa sangka, negara dengan luas wilayah yang tidak lebih besar dari Kota Jakarta berhasil mendulang keuntungan dengan menjual aspal ke Indonesia.
Tak tanggung-tanggung, pada tahun 2018 nilai aspal yang masuk dari Singapura mencapai US$ 247,1 juta atau lebih dari setengah total aspal impor. Singapura memang sudah luas diketahui pintar memanfaatkan lokasi geografis sebagai hub perdagangan internasional. Cukup jadi broker saja.
Tak kalah mengherankan, Malaysia berada di posisi ke-2 sebagai pemasok aspal Indonesia dengan nilai impor mencapai US$ 87,7 juta pada tahun 2018. Yah, mau bagaimanapun juga harus diakui bahwa perusahaan minyak nasional Malaysia, Petronas sudah beberapa langkah lebih maju dari Pertamina.
4. Harga Aspal Mirip Harga Minyak Sawit Mentah (crude palm oil/CPO)
Berdasarkan data tahun 2018, impor senilai US$ 460,1 juta dihasilkan dari aspal sebanyak 1,08 juta ton. Artinya, harga rata-rata aspal yang masuk ke Indonesia adalah sebesar US$ 424,2/ton.
Pada perdagangan hari Kamis (2/4/2019), harga CPO di Malaysia sudah turun menjadi US$ 495,7/ton. Artinya harga aspal dan CPO hanya terpaut US$ 71,5/ton di pasar impor.
5. Indonesia Sudah Bisa Hasilkan Aspal (meski masih minim)
Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) saat ini sudah bisa memproduksi Aspal Buton (Asbuton), yaitu aspal yang berasal dari ekstraksi batuan berpori.
Namun produksinya masih terbatas. Pada bulan Juni dan Juli 2018, WIKA hanya mampu memproduksi Asbuton sebanyak 2.000 ton, berdasarkan keterangan dari Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR, Danis H. Sumadilaga dalam keterangan tertulis, Kamis (10/5/2018), mengutip detik.com.
Bila kapasitas produksi tersebut disetahunkan, maka WIKA baru bisa menghasilkan 12.000 ton per tahun.
Jumlah yang relatif kecil dibanding impor aspal yang mencapai 1,08 juta ton pada tahun 2018, hanya satu banding 90.
Catatan
Sebagai catatan, aspal yang dijadikan tinjauan impor adalah aspal minyak bumi, yang mana masuk dalam kode HS 2713. Dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia 2017, deskripsi HS 2713 adalah "Kokas petroleum, bitumen petroleum dan residu lainnya dari minyak petroleum atau dari minyak yang diperoleh dari mineral mengandung bitumen".
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/dru) Next Article RI Pangkas Impor Aspal Minyak Sampai 500 Ton di 2021
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular