
Sri Mulyani Ungkap Perbedaan Jadi Menterinya SBY dan Jokowi
Iswari Anggit, CNBC Indonesia
29 April 2019 15:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua kali menduduki kursi Menteri Keuangan di dua era pemerintahan Presiden yang berbeda, diakui Sri Mulyani Indrawati membuatnya kaya akan pengetahuan dan pengalaman. Sri Mulyani pun berbagi cerita terkait perbedaan tantangan hingga pola kerja yang pernah dialaminya tersebut.
Seperti yang diketahui, Sri Mulyani pertama kali menjabat sebagai menteri keuangan di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pada tahun 2005-2009 dan 2009-2010.
Kemudian ia mengundurkan diri dari kabinet kerja SBY, karena terpilih sebagai direktur Pelaksana Bank Dunia.
Pada tahun 2016 hingga sekarang, ia pulang ke Indonesia dan kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Dua-duanya saya belajar cukup banyak. Sebetulnya sebagai seseorang yang bekerja dan kita selalu tahu kalau yang kita kerjakan itu sangat penting bagi negara dan bangsa," ujarnya dalam wawancara dengan Detik.com bertajuk; Blak-blakan Sri Mulyani Antara Dua Presiden, Senin (29/4/2019).
Pertama, tantangan. Di era pemerintahan SBY, Sri Mulyani menjelaskan tantangan yang dihadapinya berkaitan dengan persoalan tingginya harga minyak dunia. Hal ini menuntutnya harus sesegera mungkin membuat penyesuaian APBN, terutama pada harga BBM. Selain itu, pemerintah harus segera menerapkan program BLT (Bantuan Langsung Tunai), agar daya beli masyarakat tetap terjaga.
"Yang kita kerjakan itu bukan textbook, bukan mengajarkan anak-anak di kelas kemudian dipraktikkan. Tapi yang namanya keuangan negara, APBN, itu dimensi politiknya sangat kental."
Sementara itu, di era pemerintahan Jokowi, tantangan yang dihadapinya berubah. Harga minyak yang sebelumnya membumbung tinggi, kini merosot. Belum lagi Jokowi yang menginginkan agar kabinet kerjanya mengebut pembangunan infrastruktur.
Hal ini lagi-lagi mengharuskan perempuan yang akrab disapa Ani, melakukan penyesuaian APBN.
"Penerimaan negara jatuh pada saat janji membangun infrastruktur banyak sekali, sehingga dibutuhkan adjusment lagi."
Kedua, pola kerja. Dalam hal pola kerja, diakui Sri Mulyani keduanya memberikan keasyikan berbeda satu sama lain.
Di era SBY, memang pola kerjanya lebih formal. Namun di era SBY, ia dan menteri lainnya dapat bersenang-senang dengan menyanyi bersama. Pasalnya, SBY sangat suka menyanyi, bahkan aktif membuat lagu.
"Gaya saja ya [yang berbeda] kalau enjoy sama."
"Pak SBY suka nyanyi, Pak Jokowi, beliau mungkin tidak karaokean. Dulu zaman Pak SBY kalau kita kumpul, saya ingat beberapa menteri yang tidak bisa menyanyi sampai les menyanyi, karena dia tahu suatu saat dia disuruh nyanyi. Jadi it's fun in their own way, dan Pak SBY produktif banget, beliau buat lagu."
Sedangkan di era Jokowi, salah satu hal yang menurutnya menarik karena ia dapat mengenakan pakaian kasual, seperti baju putih, celana jeanz, dan sneaker. Apalagi di era Jokowi, penggunaan media sosial mulai masif, sehingga dirinya dapat lebih aktif share kegiatan-kegiatan yang menyenangkan.
Terakhir, terkait cara berkomunikasi. Sri Mulyani mengungkapkan cara berkomunikasi antara SBY dan Jokowi sangat berbeda. Entah ketika mereka berkomunikasi dengan kabinet kerjanya, maupun dengan masyarakat.
Menurutnya, menteri ialah pembantu presiden, sehingga sudah seharusnya ia dan menteri lain menyesuaikan pola komunikasi pimpinannya.
"Kalau komunikasi 'kan saya perhatiin, kalau Pak SBY; 'oh dia begini caranya untuk presentasi, menjelaskan ke masyarakat', jadi kita juga adjust."
"Begitu juga dengan Pak Jokowi, di satu sisi untuk hal yang sama ya, materi yang sama, saya perhatikan; 'oh beliau cenderung pakai bahasa langsung, direct', jadi kita juga adjust. Dan saya perhatikan mungkin tantangan berbeda dulu dan sekarang, karena tadi sosia media."
(dru) Next Article Curhat Sri Mulyani Saat Jadi Menkeu Era SBY dan Jokowi
Seperti yang diketahui, Sri Mulyani pertama kali menjabat sebagai menteri keuangan di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pada tahun 2005-2009 dan 2009-2010.
Kemudian ia mengundurkan diri dari kabinet kerja SBY, karena terpilih sebagai direktur Pelaksana Bank Dunia.
"Dua-duanya saya belajar cukup banyak. Sebetulnya sebagai seseorang yang bekerja dan kita selalu tahu kalau yang kita kerjakan itu sangat penting bagi negara dan bangsa," ujarnya dalam wawancara dengan Detik.com bertajuk; Blak-blakan Sri Mulyani Antara Dua Presiden, Senin (29/4/2019).
![]() |
Pertama, tantangan. Di era pemerintahan SBY, Sri Mulyani menjelaskan tantangan yang dihadapinya berkaitan dengan persoalan tingginya harga minyak dunia. Hal ini menuntutnya harus sesegera mungkin membuat penyesuaian APBN, terutama pada harga BBM. Selain itu, pemerintah harus segera menerapkan program BLT (Bantuan Langsung Tunai), agar daya beli masyarakat tetap terjaga.
"Yang kita kerjakan itu bukan textbook, bukan mengajarkan anak-anak di kelas kemudian dipraktikkan. Tapi yang namanya keuangan negara, APBN, itu dimensi politiknya sangat kental."
Sementara itu, di era pemerintahan Jokowi, tantangan yang dihadapinya berubah. Harga minyak yang sebelumnya membumbung tinggi, kini merosot. Belum lagi Jokowi yang menginginkan agar kabinet kerjanya mengebut pembangunan infrastruktur.
Hal ini lagi-lagi mengharuskan perempuan yang akrab disapa Ani, melakukan penyesuaian APBN.
"Penerimaan negara jatuh pada saat janji membangun infrastruktur banyak sekali, sehingga dibutuhkan adjusment lagi."
Kedua, pola kerja. Dalam hal pola kerja, diakui Sri Mulyani keduanya memberikan keasyikan berbeda satu sama lain.
Di era SBY, memang pola kerjanya lebih formal. Namun di era SBY, ia dan menteri lainnya dapat bersenang-senang dengan menyanyi bersama. Pasalnya, SBY sangat suka menyanyi, bahkan aktif membuat lagu.
"Gaya saja ya [yang berbeda] kalau enjoy sama."
"Pak SBY suka nyanyi, Pak Jokowi, beliau mungkin tidak karaokean. Dulu zaman Pak SBY kalau kita kumpul, saya ingat beberapa menteri yang tidak bisa menyanyi sampai les menyanyi, karena dia tahu suatu saat dia disuruh nyanyi. Jadi it's fun in their own way, dan Pak SBY produktif banget, beliau buat lagu."
Sedangkan di era Jokowi, salah satu hal yang menurutnya menarik karena ia dapat mengenakan pakaian kasual, seperti baju putih, celana jeanz, dan sneaker. Apalagi di era Jokowi, penggunaan media sosial mulai masif, sehingga dirinya dapat lebih aktif share kegiatan-kegiatan yang menyenangkan.
Terakhir, terkait cara berkomunikasi. Sri Mulyani mengungkapkan cara berkomunikasi antara SBY dan Jokowi sangat berbeda. Entah ketika mereka berkomunikasi dengan kabinet kerjanya, maupun dengan masyarakat.
Menurutnya, menteri ialah pembantu presiden, sehingga sudah seharusnya ia dan menteri lain menyesuaikan pola komunikasi pimpinannya.
"Kalau komunikasi 'kan saya perhatiin, kalau Pak SBY; 'oh dia begini caranya untuk presentasi, menjelaskan ke masyarakat', jadi kita juga adjust."
"Begitu juga dengan Pak Jokowi, di satu sisi untuk hal yang sama ya, materi yang sama, saya perhatikan; 'oh beliau cenderung pakai bahasa langsung, direct', jadi kita juga adjust. Dan saya perhatikan mungkin tantangan berbeda dulu dan sekarang, karena tadi sosia media."
(dru) Next Article Curhat Sri Mulyani Saat Jadi Menkeu Era SBY dan Jokowi
Most Popular