
MU Butuh 'Servis Besar', dan Itu Mahal...

Namun laga yang semestinya berjalan ketat bin sengit itu ternyata agak berat sebelah. Bukan berpihak ke tim tuan rumah, pertandingan di stadion Old Trafford itu justru didominasi sang tamu.
Well, dari mana kita mau mulai? City unggul penguasaan bola 63% berbanding 37% yang dimiliki United. Shots on target pun dimenangi pasukan Manajer Josep 'Pep' Guardiola, 5 lawan 1.
Skor akhir adalah 0-2 untuk keunggulan tim tamu, dengan gol yang dicetak Bernardo dan Leroy Sane. City berhasil menang dalam 3 kali derbi terakhir di Old Trafford. Teater Impian rasanya sudah tidak lagi menakutkan buat si tetangga yang berisik.
City tidak cuma menang, tetapi sudah menaruh satu tangan mereka di trofi Liga Primer. Dengan kemenangan atas United, City kini mengoleksi 89 poin, lebih banyak sebiji ketimbang rival terdekatnya, Liverpool.
Sulit mengharapkan City terpeleset di sisa musim, karena 'hanya' melawan Burnley, Leicester City, dan Brighton & Hove Albion. Jadi walau Liverpool menyapu bersih laga melawan Huddersfield, Newcastle United, dan Wolverhampton Wandeders, City tetap punya satu poin lebih banyak dan menjadi juara liga.
Kembali ke United, kekalahan atas City membuat anak asuh Manajer Ole Gunnar Solskjaer sudah keok dalam tiga pertandingan beruntun. Kejadian seperti ini sangat langka, kali terakhir adalah pada September 2016.
Sejak kekalahan melawan Everton akhir pekan lalu, Solskjaer semakin jelas menegaskan bahwa ada pemain-pemain United yang tidak sepenuh hati bermain bagi Setan Merah. Determinasi dan daya gentar para pemain United kembali diragukan oleh sang manajer di laga melawan City.
"Saya khawatir dengan hasil-hasil yang kami raih belakangan ini. Sekarang bukan saatnya menyalahkan siapa-siapa. Reaksi anak-anak malam ini cukup bagus, tetapi kami butuh kualitas yang lebih.
"Anda harus memberikan 100% setiap hari. Tugas saya adalah memastikan bahwa saya punya tim yang mau melakukan itu, dan juga merupakan tugas saya untuk melihat siapa saja yang siap berkorban demi tim," papar Solskjaer dalam jumpa pers usai pertandingan melawan City, mengutip BBC.
Para pandit pun menyatakan bahwa United perlu 'dimurnikan.' Pemain-pemain yang dinilai tidak layak membela panji United harus pergi, digantikan oleh darah segar yang siap memberikan determinasi 100%.
"Anda harus membangun kembali tim ini. Mungkin Anda perlu menyingkirkan setidaknya setengah lusin pemain, cari klub yang mau menampung mereka!" kata Greame Souness, eks kapten Liverpool yang kini menjadi pandit di televisi, mengutip Sky.
Inti dari pernyataan Solskjaer dan Souness sama. United butuh overhaul, servis besar. Sebab mesin United memang tidak bisa berjalan kencang, padahal sudah dipakaikan onderdil-onderdil berbiaya mahal.
Tidak bisa dihindari, onderdil mahal itu harus diganti. Walau sayang, karena belinya mahal, tetapi tidak ada pilihan. Harus ada servis besar, ganti onderdil, dan mungkin perlu biaya yang lebih besar lagi.
Berdasarkan taksiran Transfermarkt, skuat United saat ini punya valuasi EUR 796 juta atau sekitar Rp 12,55 triliun dengan kurs sekarang. Kira-kira siapa saja pemain United yang harus 'dibuang' dan siapa penggantinya?
Di posisi kiper, David de Gea masih layak mendapat kepercayaan. Meski banderolnya menggiurkan, mencapai EUR 70 juta (Rp 1,1 triliun), tetapi De Gea sebaiknya tidak dilepas.
Walau musim ini sudah kebobolan 50 gol, tetapi itu bukan cuma kesalahan De Gea. Kalau De Gea dikelilingi oleh pemain bertahan yang mumpuni, maka mungkin saja gawangnya tidak kebobolan sebanyak itu
Kita sudah menyinggung lini belakang, dan itu lah salah satu sektor utama yang butuh overhaul. Eric Bailly, Phil Jones, Chris Smalling, Marcos Rojo, Luke Shaw. Ashley Young, Diego Dalot, Matteo Darmian, Antonio Valencia. Itulah nama-nama bek United.
Dari banyak nama itu, mungkin Dalot yang masih layak dipertahankan. Usianya masih muda, dan beberapa kali menunjukkan penampilan yang menjanjikan.
Sisanya? Buang.
Kalau mengacu ke valuasi Transfermarkt, harga Bailly sampai Valencia adalah EUR 132 juta (Rp 2,08 triliun). Sebenarnya heran juga mereka banderol semahal itu, tapi tidak apa lah.
Dengan dana EUR 132 juta, United bisa merekrut bek kelas dunia seperti Kalidou Koulibaly dari Napoli (Italia) atau kapten Ajax Amsterdam (Belanda) Matthjis de Ligt. Harganya memang tidak akan murah, tetapi United punya uang kalau Jones cs berhasil dilego.
Beralih ke tengah, ruang mesin United sebenarnya diisi pemain-pemain berbakat. Nemanja Matic, Paul Pogba, Fred, Ander Herrera, Scott McTominay, Juan Mata, dan Andreas Pereira bukan nama sembarangan.
Sayangnya nama-nama itu tidak mampu membuat mesin United berputar kencang. Bahkan Pogba, yang kala didatangkan United dari Juventus (Italia) menjadi pemain termahal di dunia, terlihat sangat biasa saja. Tidak ada yang istimewa.
Agak sulit menentukan siapa yang harus pergi di lini tengah United, karena semuanya harus pergi. Masalahnya kalau semua pergi, yang main siapa?
Menurut penerawangan Transfermrkt, banderol pemain-pemain tengah United adalah EUR 228 juta (Rp 3,59 triliun). Sama sekali bukan uang yang sedikit, dan bisa digunakan untuk merekrut gelandang-gelandang kelas dunia seperti Philippe Coutinho dari Barcelona (Spanyol).
Kemudian di lini depan. Barisan penyerang United saat ini adalah Anthony Martial, Alexis Sanchez, Jesse Lingard, Romelu Lukaku, dan Marcus Rashford. Lingard dan Rashford rasanya masih perlu diberi kesempatan, karena keduanya punya bakat eksepsional.
Bagaimana nasib Martial, Lukaku, dkk? Tidak layak. United harus mencari cara bagaimana memasarkan mereka dan berharap memperoleh hasil yang lumayan.
Transfermarkt memberi valuasi lini depan United minus Lingard dan Rashford adalah EUR 190 juta (Rp 2,99 triliun). Kalau potensi ini terealisasi, maka United akan punya cukup uang untuk merekrut pemain kelas wahid.
Lorenzo Insigne, penyerang Napoli (Italia), disebut-sebut menjadi target United untuk musim depan. Harga jasa Insigne ditaksir sekitar EUR 75 juta (Rp 1,18 triliun). Mahal, tetapi masih ketaker oleh United.
Mungkin itu gambaran servis besar yang harus dilakukan oleh United. Prosesnya akan berat, menyakitkan, sekaligus mahal.
Namun overhaul harus dilakukan kalau United tidak mau terus-terusan menjadi medioker. Posisi di luar empat besar bukan habitat asli United, mereka harus bangkit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Apa Salahmu, MU? Kok Harga Saham Anjlok 2% Lebih?