
Libur 3 Hari, Konsumsi Listrik Jawa-Bali Turun Sampai 29%
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
22 April 2019 19:32

Jakarta, CNBC Indonesia- Ada hikmahnya juga pemilu dan hari raya besar berlangsung bersamaan pekan lalu, setidaknya dari sektor konsumsi listrik tercatat adanya penurunan yang cukup signifikan.
Dari data PT PLN (Persero), konsumsi listrik turun di kisaran 12% hingga 29% saat beban puncak, di libur panjang pekan lalu.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat Haryanto WS menjelaskan, daya mampu sistem kelistrikan Jawa-Bali sebesar 34.669 Mega Watt (MW), dengan beban puncak saat siang di Jawa Bali pada 17 April sebesar 18.087 MW, atau turun 5.000 MW dari kondisi normal dan 21.044 MW turun 6.000 MW dari kondisi normal saat malam.
"Penurunan konsumsi listrik di Jawa-Bali ini disebabkan berkurangnya aktivitas industri dan bisnis, akibat libur saat pelaksanaan pemilu serentak pada 17 April 2019," ujar Haryanto saat ditemui di Jakarta, Senin (22/4/2019).
Lebih lanjut, ia mengakui, prediksi penurunan konsumsi listrik ini tidak sesuai prediksi. Namun, PLN bisa mengantisipasinya, sehingga tidak ada kendala pasokan listrik saat pemilu.
"Kami prediksi beban pada 17 April sekitar 16.000 MW, ternyata realisasinya sekitar 17.000 MW. Tetapi beban malamnya kami prediksi 22.000 MW, tapi realisasinya hanya 21.000 MW. Jadi ada sedikit perbedaan, tapi tidak ada perbedaan yang besar sehingga PLN bisa mengantisipasi semuanya," tandasnya.
Adapun, sebelumnya, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN Amir Rosidin memaparkan, perkiraan beban kondisi pasokan tenaga listrik selama periode Pemilihan Umum Presiden dan Legislatif (H-7 sampai dengan H+7) untuk sistem kelistrikan Jawa-Bali berada pada kondisi pasokan cukup.
Namun, pada 17 April 2019, lanjut Amir, beban listrik diproyeksikan mengalami penurunan menjadi sebesar 15.571 MW untuk beban puncak siang hari dan sebesar 22.895 MW untuk beban puncak malam hari atau mengalami penurunan sekitar 12% - 29%, karena termasuk dalam hari libur nasional.
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Pemerintah Kucurkan Rp 3 T Untuk Insentif Biaya Listrik
Dari data PT PLN (Persero), konsumsi listrik turun di kisaran 12% hingga 29% saat beban puncak, di libur panjang pekan lalu.
"Penurunan konsumsi listrik di Jawa-Bali ini disebabkan berkurangnya aktivitas industri dan bisnis, akibat libur saat pelaksanaan pemilu serentak pada 17 April 2019," ujar Haryanto saat ditemui di Jakarta, Senin (22/4/2019).
Lebih lanjut, ia mengakui, prediksi penurunan konsumsi listrik ini tidak sesuai prediksi. Namun, PLN bisa mengantisipasinya, sehingga tidak ada kendala pasokan listrik saat pemilu.
"Kami prediksi beban pada 17 April sekitar 16.000 MW, ternyata realisasinya sekitar 17.000 MW. Tetapi beban malamnya kami prediksi 22.000 MW, tapi realisasinya hanya 21.000 MW. Jadi ada sedikit perbedaan, tapi tidak ada perbedaan yang besar sehingga PLN bisa mengantisipasi semuanya," tandasnya.
![]() |
Adapun, sebelumnya, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN Amir Rosidin memaparkan, perkiraan beban kondisi pasokan tenaga listrik selama periode Pemilihan Umum Presiden dan Legislatif (H-7 sampai dengan H+7) untuk sistem kelistrikan Jawa-Bali berada pada kondisi pasokan cukup.
Namun, pada 17 April 2019, lanjut Amir, beban listrik diproyeksikan mengalami penurunan menjadi sebesar 15.571 MW untuk beban puncak siang hari dan sebesar 22.895 MW untuk beban puncak malam hari atau mengalami penurunan sekitar 12% - 29%, karena termasuk dalam hari libur nasional.
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Pemerintah Kucurkan Rp 3 T Untuk Insentif Biaya Listrik
Most Popular