
Tahun Ini, PLN Tambah 1.500 MW Pembangkit di Jawa Barat
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
22 April 2019 15:28

Jakarta, CNBC Indonesia- PT PLN (Persero) merencanakan di tahun ini akan ada 1.500 MW pembangkit listrik di Jawa Barat yang akan mulai beroperasi.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat Haryanto WS menjelaskan, 1.500 MW pembangkit tersebut berasal dari PLTU Jawa 7 sebesar 1.000 MW, PLTU Lontar Extension berkapasitas 300 MW, dan PLTG Jawa 2 dengan kapasitas 200 MW.
"Sehingga totalnya 1.500 MW di tahun ini untuk Jawa Barat," ujar Haryanto saat dijumpai di kantor PLN Disjaya, Jakarta, Senin (22/4/2019).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, memang terjadi sedikit kemunduran jadwal pengoperasian untuk PLTG Jawa 2 karena adanya pemilu. Semestinya, PLTG tersebut beroperasi pada 5 Mei mendatang, tetapi diundur ke 22 Mei 2019.
"Harusnya pada 5 April kemarin, PLTG Jawa 2 sudah mulai tes keandalan selama sebulan, tapi karena ada pemilu dan lokasi PLTG itu strategis, jadi kami tunda setelah pemilu. Rencana operasinya jadi 22 Mei, dari yang sebelumnya 5 Mei," jelas Haryanto.
Ia juga menuturkan, penundaan tersebut memang perlu dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadi dampak yang tidak diharapkan. Sebab, tes dilakukan untuk menguji kondisi yang belum 100% sempurna, sehingga besar kemungkinan terjadi gangguan.
Adapun, untuk PLTU Jawa 7, lanjut Haryanto, pengoperasiannya dimajukan dari 2020 ke 2019. Hal ini disebabkan oleh faktor murahnya harga listrik yang bisa diberikan, yakni hanya 4,2 sen per kWh.
"Artinya kalau itu bisa lebih cepat masuk akan menguntungkan buat PLN, karena bisa menggantikan pembangkit-pembangkit yang harganya mahal, misalnya gas dan sebagainya. Jadwalnya tetap Oktober untuk PLTU Jawa 7, sedangkan untuk PLTU Lontar sekitar September-Oktober," pungkas Haryanto.
(gus) Next Article Pemerintah Kucurkan Rp 3 T Untuk Insentif Biaya Listrik
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat Haryanto WS menjelaskan, 1.500 MW pembangkit tersebut berasal dari PLTU Jawa 7 sebesar 1.000 MW, PLTU Lontar Extension berkapasitas 300 MW, dan PLTG Jawa 2 dengan kapasitas 200 MW.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, memang terjadi sedikit kemunduran jadwal pengoperasian untuk PLTG Jawa 2 karena adanya pemilu. Semestinya, PLTG tersebut beroperasi pada 5 Mei mendatang, tetapi diundur ke 22 Mei 2019.
"Harusnya pada 5 April kemarin, PLTG Jawa 2 sudah mulai tes keandalan selama sebulan, tapi karena ada pemilu dan lokasi PLTG itu strategis, jadi kami tunda setelah pemilu. Rencana operasinya jadi 22 Mei, dari yang sebelumnya 5 Mei," jelas Haryanto.
Ia juga menuturkan, penundaan tersebut memang perlu dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadi dampak yang tidak diharapkan. Sebab, tes dilakukan untuk menguji kondisi yang belum 100% sempurna, sehingga besar kemungkinan terjadi gangguan.
Adapun, untuk PLTU Jawa 7, lanjut Haryanto, pengoperasiannya dimajukan dari 2020 ke 2019. Hal ini disebabkan oleh faktor murahnya harga listrik yang bisa diberikan, yakni hanya 4,2 sen per kWh.
"Artinya kalau itu bisa lebih cepat masuk akan menguntungkan buat PLN, karena bisa menggantikan pembangkit-pembangkit yang harganya mahal, misalnya gas dan sebagainya. Jadwalnya tetap Oktober untuk PLTU Jawa 7, sedangkan untuk PLTU Lontar sekitar September-Oktober," pungkas Haryanto.
(gus) Next Article Pemerintah Kucurkan Rp 3 T Untuk Insentif Biaya Listrik
Most Popular