
Harga Minyak Melesat, Produksi Pertamina EP Q1 82 Ribu BOPD
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
16 April 2019 10:51

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina EP mencatatkan realisasi produksi minyak pada kuartal I 2019 mencapai 82.222 barel minyak per hari (BOPD), naik 10,36% dari realisasi produksi pada kuartal I tahun lalu sebesar 74.500 BOPD.
Pencapaian tersebut juga mencapai 101% dari sasaran Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar 81.046 bopd dan 99% dari target APBN, yaitu 83.363 BOPD.
Adapun produksi gas mencapai 967,62 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 100% target dari sasaran RKAP yaitu 968,16 MMSCFD dan Prognosa 2019 sebesar 970,72 MMSCFD.
Direktur Operasi dan Produksi Pertamina EP Chalid Said Salim mengatakan peningkatan pendapatan dan laba bersih perusahaan ditopang oleh peningkatan produksi minyak pada kuartal I 2018 menjadi 82.000 BOPD .
Peningkatan kinerja juga ditopang oleh kenaikan harga jual minyak atau Indonesia Crude Price (ICP). Pada awal 2018, ICP berada di level US$ 48 per barel dan di akhir 2018 menembus level US$ 70 per barel. Harga ICP terus bertahan di level tersebug dengan kecenderungan fluktuatif pada kuartal I 2019.
"Sedangkan asumsi harga gas US$ 6,08 per MSCF," ujar Chalid melalui keterangan resmi dikutip CNBC Indonesia, Selasa (16/4/2019).
Tahun ini, Pertamina EP memproyeksikan produksi migas 252,43 ribu barel setara minyak (MBOEPD), terdiri atas produksi minyak 85.000 BOPD dan gas 970 MMSCFD.
Pada 2018, realisasi produksi minyak Pertamina EP mencapai 79.445 BOPD atau 98% dari target 81.142 BOPD dan gas 1.016,74 MMSCFD atau 102% dari target 994,01 MMSCFD.
Menurut Chalid, untuk mencapai target tersebut, manajemen perseroan menyiapkan 1.514 pemboran sumur, terdiri dari 1.146 sumur target Well Intervention (WI), 264 sumur target Work Over (WO), dan 104 sumur target Bor.
"Sebanyak 28,6% atau 429 di antaranya dilaksanakan oleh Pertamina EP Asset 5, terdiri atas 245 sumur WI, 135 sumur WO dan 49 sumur bor," katanya.
Dia mengungkapkan beberapa strategi yang dilakukan perseroan guna mencapai target produksi tahun ini.
Selain pelaksanaan sisa rencana kerja pemboran, WO serta WI tepat waktu, perusahaan juga mempercepat produksi melalui POP 3 sumur dari tiga struktur, yaitu Akasia Maju (minyak), Kayu Merah (gas), dan Haur Gede (gas).
"Kami juga berupaya untuk monetisasi gas dari struktur Sei Gelam, Sangetti, Haur Gede, Kayu Merah, North Kedung Tuban, Tapen, Suci, dan Trembul untuk peningkatan lifting gas," katanya.
GM Pertamina EP Asset 5 Irwan Zuhri menambahkan, Pertamina EP di area Kalimantan mencatatkan produksi minyak 17.616 BOPD dari target 18,278 BOPD dan gas 16,366 MMSCFD dari target 15.66 MMSCFD.
"Pertamina EP Asset 5 adalah tulang punggung untuk produksi minyak Pertamina EP, sedangkan gas Pertamina EP Aset 2," tambahnya.
Irwan memproyeksikan produksi minyak Pertamina EP Asset 5 tahun ini menembus 20.000 BOPD dan gas tetap di level 15 MMSCFD. Dia mengakui target tersebut cukup menantang tapi bisa terealisasi dengan kegiatan pemboran.
Pada 2019, lanjut Irwan, Pertamina EP Asset 5 akan ada pemboran, terbanyak di Bunyu 15 sumur, Sangasanga 12 sumur, Tarakan 11, Sangata 6 sumur, dan Project EOR Tanjung 5 sumur.
"Total 49 sumur, tiga sumur carry over. Kami juga akan lakukan kegiatan WO dan WI terbanyak WO di Bunyu dan Sangasanga serta subservice reservoir penyebaran terbatas," ujar Irwan.
Adapun, dari sisi finansial, Chalid menambahkan, raihan pendapatan sepanjang kuartal I 2019 tercatat sebesar US$ 693 juta, naik dibandingkan periode sama 2018 yang tercatat US$ 675 juta. Pendapatan perusahaan berasal dari penjualan minyak senilai US$ 353,54 juta dan gas US$ 339,56 juta.
"Laba bersih kami juga naik dari US$ 140 juta pada kuartal I 2018 menjadi US$ 167 juta pada kuartal I 2019," pungkas Chalid.
(tas/tas) Next Article Produksi Pertamina EP Meningkat Berkat 4 Sumur Pengembangan
Pencapaian tersebut juga mencapai 101% dari sasaran Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar 81.046 bopd dan 99% dari target APBN, yaitu 83.363 BOPD.
Adapun produksi gas mencapai 967,62 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 100% target dari sasaran RKAP yaitu 968,16 MMSCFD dan Prognosa 2019 sebesar 970,72 MMSCFD.
Direktur Operasi dan Produksi Pertamina EP Chalid Said Salim mengatakan peningkatan pendapatan dan laba bersih perusahaan ditopang oleh peningkatan produksi minyak pada kuartal I 2018 menjadi 82.000 BOPD .
Peningkatan kinerja juga ditopang oleh kenaikan harga jual minyak atau Indonesia Crude Price (ICP). Pada awal 2018, ICP berada di level US$ 48 per barel dan di akhir 2018 menembus level US$ 70 per barel. Harga ICP terus bertahan di level tersebug dengan kecenderungan fluktuatif pada kuartal I 2019.
"Sedangkan asumsi harga gas US$ 6,08 per MSCF," ujar Chalid melalui keterangan resmi dikutip CNBC Indonesia, Selasa (16/4/2019).
Tahun ini, Pertamina EP memproyeksikan produksi migas 252,43 ribu barel setara minyak (MBOEPD), terdiri atas produksi minyak 85.000 BOPD dan gas 970 MMSCFD.
Pada 2018, realisasi produksi minyak Pertamina EP mencapai 79.445 BOPD atau 98% dari target 81.142 BOPD dan gas 1.016,74 MMSCFD atau 102% dari target 994,01 MMSCFD.
Menurut Chalid, untuk mencapai target tersebut, manajemen perseroan menyiapkan 1.514 pemboran sumur, terdiri dari 1.146 sumur target Well Intervention (WI), 264 sumur target Work Over (WO), dan 104 sumur target Bor.
"Sebanyak 28,6% atau 429 di antaranya dilaksanakan oleh Pertamina EP Asset 5, terdiri atas 245 sumur WI, 135 sumur WO dan 49 sumur bor," katanya.
Dia mengungkapkan beberapa strategi yang dilakukan perseroan guna mencapai target produksi tahun ini.
Selain pelaksanaan sisa rencana kerja pemboran, WO serta WI tepat waktu, perusahaan juga mempercepat produksi melalui POP 3 sumur dari tiga struktur, yaitu Akasia Maju (minyak), Kayu Merah (gas), dan Haur Gede (gas).
"Kami juga berupaya untuk monetisasi gas dari struktur Sei Gelam, Sangetti, Haur Gede, Kayu Merah, North Kedung Tuban, Tapen, Suci, dan Trembul untuk peningkatan lifting gas," katanya.
GM Pertamina EP Asset 5 Irwan Zuhri menambahkan, Pertamina EP di area Kalimantan mencatatkan produksi minyak 17.616 BOPD dari target 18,278 BOPD dan gas 16,366 MMSCFD dari target 15.66 MMSCFD.
"Pertamina EP Asset 5 adalah tulang punggung untuk produksi minyak Pertamina EP, sedangkan gas Pertamina EP Aset 2," tambahnya.
Irwan memproyeksikan produksi minyak Pertamina EP Asset 5 tahun ini menembus 20.000 BOPD dan gas tetap di level 15 MMSCFD. Dia mengakui target tersebut cukup menantang tapi bisa terealisasi dengan kegiatan pemboran.
Pada 2019, lanjut Irwan, Pertamina EP Asset 5 akan ada pemboran, terbanyak di Bunyu 15 sumur, Sangasanga 12 sumur, Tarakan 11, Sangata 6 sumur, dan Project EOR Tanjung 5 sumur.
"Total 49 sumur, tiga sumur carry over. Kami juga akan lakukan kegiatan WO dan WI terbanyak WO di Bunyu dan Sangasanga serta subservice reservoir penyebaran terbatas," ujar Irwan.
Adapun, dari sisi finansial, Chalid menambahkan, raihan pendapatan sepanjang kuartal I 2019 tercatat sebesar US$ 693 juta, naik dibandingkan periode sama 2018 yang tercatat US$ 675 juta. Pendapatan perusahaan berasal dari penjualan minyak senilai US$ 353,54 juta dan gas US$ 339,56 juta.
"Laba bersih kami juga naik dari US$ 140 juta pada kuartal I 2018 menjadi US$ 167 juta pada kuartal I 2019," pungkas Chalid.
(tas/tas) Next Article Produksi Pertamina EP Meningkat Berkat 4 Sumur Pengembangan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular