Perempat Final Liga Champions, Tempat Bermain 'Anak Komplek'

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 April 2019 15:48
Dari Barcelona Sampai Juventus, Semua 'Anak Orang Kaya'
Barcelona (REUTERS/Jon Nazca)
Lalu di peringkat ketiga klub dengan valuasi termahal adalah Barcelona, yang juga menjadi salah satu petarung di babak perempat final Liga Champions. Semakin sedikit yang dibahas soal Barcelona semakin baik, karena memang tidak ada yang perlu dibahas. Barcelona adalah Barcelona, salah satu klub terbaik di dunia. Selesai cerita. 

Di posisi keempat klub dengan nilai tertinggi adalah Tottenham Hotspur, yang (cieee) punya stadion baru. Dalam beberapa tahun terakhir, Spurs stabil menjadi kekuatan baru di sepakbola Inggris dan mulai merambah ke level Eropa. 

Skuat asuhan Manajer Mauricio Pocchettino memang berisi pemain paten, dari belakang sampai depan. Hugo Lloris, Toby Alderweireld, Jan Verthongen, Bamidele 'Dele' Alli, Christian Eriksen, Lucas Moura, sampai kapten tim nasional Inggris, Harry Kane. 

Di peringkat lima klub dengan valuasi termahal, lagi-lagi diisi peserta perempat final Liga Champions yaitu Manchester United. Walau prestasi United naik-turun sepeninggal Sir Alex Ferguson, tetapi bermain di Old Trafford tetap menjadi kehormatan bagi pemain-pemain kelas dunia. 

Beberapa tahun lalu, United sempat memecahkan rekor transfer dunia kala mendatangkan Paul Pogba dari Juventus dengan mahar EUR 105 juta (Rp 1,67 triliun). Teater Impian juga dijejali oleh pemain-pemain mahal seperti Romelu Lukaku (EUR 75 juta) sampai Fred (EUR 55 juta/Rp 876,53 miliar). 

Lalu di peringkat enam klub termahal ada nama Juventus, Sang Raja Italia. Valuasi Si Nyonya Tua melonjak kala mendaratkan Cristiano Ronaldo dari Real Madrid (Spanyol) dengan banderol EUR 100 juta (Rp 1,59 triliun). Harga yang mencengangkan untuk pemain yang sudah berusia kepala 3, tetapi siapa yang berani meragukan CR7. 

Well, ternyata enam dari delapan peserta perempat final Liga Champions Eropa adalah 'anak komplek', klub-klub kaya dengan valuasi mahal. Hanya ada dua 'anak kampung' yaitu Ajax dan Porto. Namun siapa tahu Ajax dan Porto bisa mengejutkan, walau peluangnya kecil. 

Dengan filosofi ada harga ada rupa yang semakin kental di sepakbola, wajar saja Liga Champions akan menjadi arena bermain anak-anak orang kaya. Cerita Porto vs AS Monaco di final seperti pada musim 2003/2004 sepertinya akan amat sangat sulit sekali banget terulang.  

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/wed)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular