Istana Jelaskan Secara Lengkap 3 Kartu 'Sakti' Jokowi

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
09 April 2019 12:29
Calon presiden (Capres) Nomor Urut 01 Joko Widodo (Jokowi) berjanji akan merilis tiga kartu baru jika kembali terpilih sebagai presiden.
Foto: Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan beroperasinya terminal bandara Tjilik Riwut di Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah. (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta, CNBC Indonesia - Calon presiden (Capres) Nomor Urut 01 Joko Widodo (Jokowi) berjanji akan merilis tiga kartu baru jika kembali terpilih sebagai presiden pada periode selanjutnya.

Ketiga 'kartu sakti' itu adalah Kartu Pra Kerja, Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, sampai dengan Kartu Sembako Murah. Ketiga kartu tersebut diharapkan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Kartu Pra Kerja merupakan kebijakan afirmasi untuk pelatihan bagi para tenaga kerja dan menjaga daya beli bagi pengangguran yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas.

Sedangkan KIP Kuliah merupakan perluasan cakupan penerima KIP yang saat ini hanya sampai tingkat SMA. Ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia.

Sementara Kartu Sembako Murah, merupakan bagian dari upaya pemerintah ke depan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya tekanan pada harga yang tinggi.



Berikut penjelasan lengkap Istana Negara terkait rencana kebijakan tersebut, seperti disampaikan oleh Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika kepada CNBC Indonesia, Selasa (9/4/2019).

1. Kartu Pra Kerja
Pada dasarnya indikator ketenagakerjaan nasional cenderung membaik. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka (TPT) misalnya turun dari 5,9% (2014) menjadi 5,3% (2018). Penciptaan lapangan kerja mencapai 9,38 juta sepanjang 2015-2018.

Tentu saja masih perlu perbaikan dan ketekunan untuk menyelesaikan masalah ini, salah satunya dengan meningkatkan kualitas tenaga kerja dan membangun keterkaitan keterampilan antara dunia pendidikan dengan pasar tenaga kerja. Ini yang menjadi salah satu dasar pemerintah menyiapkan Kartu Pra-Kerja.

Kartu Pra-Kerja merupakan kebijakan afirmasi untuk pelatihan dan menjaga daya beli bagi pengangguran. Tujuannya meningkatkan produktivitas dengan memberikan bantuan dalam rangka menyiapkan penerimanya masuk ke pasar tenaga kerja.

Program pelatihan akan disesuaikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan perkembangan teknologi. Selain itu, pelatihan diberikan oleh balai latihan kerja (BLK) pemerintah, lembaga pelatihan kerja milik swasta, pusat pelatihan milik sektor industri, BUMN dan komunitas.

Selain meningkatkan keterampilan tenaga kerja, Kartu Pra-Kerja pada akhirnya mendukung percepatan transformasi struktural perekonomian nasional menuju negara industri.

Selain itu, Kartu Pra-kerja, menjadi jawaban atas kebutuhan tenaga kerja berkualitas. Dengan keterampilan dan sertifikasi yang dimiliki, maka tenaga kerja ditargetkan bukan hanya menjadi karyawan, tetapi juga membuka lapangan kerja baru lewat wirausaha. Dengan demikian, kita yakin dapat terhindar dari jebakan pendapatan menengah.

2. Kartu Sembako

Dalam struktur pendapatan rumah tangga miskin, peranan pengeluaran makanan masih dominan. Menurut data BPS (2018), peranan beras, misalnya, mencapai 25% pada garis kemiskinan di perdesaan pada Agustus 2018, sedangkan di perkotaan 19%.

Jika komoditas lainnya dikalkulasi, maka kontribusi sembilan bahan pokok mencapai 2/3 hingga 3/4 dari total konsumsi rumah tangga miskin. Pemerintah selama empat tahun ini telah menjaga stabilitas harga/inflasi (termasuk inflasi pangan) dengan sangat baik.

Namun, antisipasi terhadap kemungkinan tekanan harga tinggi (inflasi) di masa depan tetap harus dilakukan, karena pengaruhnya sangat terasa bagi pendapatan rumah tangga miskin.

Kartu Sembako merupakan penyempurnaan dari program Bantuan Pangan dan disinergikan dengan bantuan tetap pada Program Keluarga Harapan (PKH). Lewat Kartu Sembako, pemerintah ingin mengurangi kerentanan terhadap perkembangan harga, sehingga daya beli rumah lebih terjaga dan mengurangi potensi terjabak ke dalam kemiskinan. Dengan konsumsi yang terjaga, maka pertumbuhan ekonomi pun dapat dipacu.

3. KIP Kuliah

KIP Kuliah merupakan satu kesatuan dengan program pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sebelumnya program-program serupa telah mampu memberikan pengaruh signifikan terhadap kualitas SDM. Salah satu indikatornya tergambar dari peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

KIP Kuliah bertujuan mulia untuk memberikan kesempatan bagi siswa dari keluarga tidak mampu untuk bersekolah hingga perguruan tinggi. KIP Kuliah merupakan kelanjutan dari KIP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang disinergikan dengan Program Bidik Misi dan dengan beasiswa lainnya.

Dalam kaitannya dengan biaya kuliah, dapat dijelaskan bahwa perkembangan inflasi pendididikan relatif terjaga. Pada 2015-2018, rata-rata inflasi pendidikan (tergabung pada komponen pendidikan, rekreasi, dan olahraga) hanya 3,29% per tahun.

Angka tersebut tidak begitu jauh dari rata-rata inflasi umum sebesar 3,29%. Sementara pada periode 2011-2014, rata-rata inflasi pendidikan mencapai 4,43% per tahun, sedangkan inflasi umum rata-rata 6,2% per tahun

Simak video terkait maju mundur kebijakan di era Jokowi di bawah ini.

[Gambas:Video CNBC]

(miq/miq) Next Article Istana Panas, Bantah Semua Tudingan The Economist ke Jokowi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular