
Ekonom: Kinerja Tertekan, Manufaktur Butuh Stimulus Spesifik
Jakarta, CNBC Indonesia- Menilik kinerja ekspor-impor hingga Oktober 2020, Ekonom Universitas Brawijaya, Ahmad Erani Yustika menilai bahwa penurunan impor hingga 21,8% (yoy) yang terkait impor bahan baku dan bahan penolong akan berdampak pada penurunan kapasitas produksi dalam negeri untuk kepentingan ekspor.
Ahmad Erani menyebutkan kontraksi yang masih terjadi di beberapa sub sektor manufaktur tidak lepas dari dampak belum membaiknya permintaan seiring dengan masih tertahannya belanja masyarakat kelas atas. Sehingga diperlukan spesifikasi stimulus bagi sektor manufaktur agar dapat bertahan.
Seperti apa ekonom melihat kinerja sektor manufaktur di tengah turunnya aktivitas impor? Selengkapnya simak dialog Anneke Wijaya dengan Ekonom Universitas Brawijaya, Ahmad Erani Yustika dalam Power Lunch,CNBCIndonesia (Senin, 16/11/2020)

-
1.
-
2.
-
3.