
2018, Ekspor Alas Kaki RI Rp 71,54 T, Vietnam Rp 230 T
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
04 April 2019 18:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) melaporkan ekspor produk industri alas kaki Indonesia sepanjang tahun 2018 mencapai US$ 5,11 miliar atau setara Rp 71,54 triliun (kurs Rp 14.000/US$).
Nilai itu hanya tumbuh 4,13% dibandingkan tahun lalu. Masih mengutip data Aprisindo, ada perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya. Sebab, pada 2017, ekspor produk industri alas kaki Indonesia tumbuh 7,96%.
"Tahun lalu kita hanya tumbuh 4%, jauh di bawah target yang kita patok 10%," ujar Ketua Pengembangan Sport Shoes dan Hubungan Luar Negeri Aprisindo Budiarto Tjandra dalam keterangan pers di sela Indo Leather & Footwear 2019 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (4/4/2019).
Target itu meleset, menurut Budiarto, karena Aprisindo memiliki ekspektasi negosiasi Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) bakalan tuntas pada tahun lalu.
"Sementara faktanya belum selesai," ujarnya.
Kondisi itu, kata Budiarto, menggeser permintaan pasar global, terutama negara-negara Eropa ke Vietnam. Tahun lalu, Xinhua melaporkan ekspor produk industri alat sepatu Vietnam mencapai US$ 16,3 miliar atau Rp 230 triliun, tumbuh 11%.
"Vietnam punya FTA (free trade agreement) dengan Uni Eropa yang sudah disepakati meskipun belum berlaku. Jadi sentimennya sudah sangat bagus bagi pembeli yang memindahkan pesanan mereka ke Vietnam," ujar Budiarto.
Simak video terkait ekspor nonmigas di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Ekspor Alas Kaki RI 2018 Capai Rp 71,54 T, Cuma Tumbuh 4,13%
Nilai itu hanya tumbuh 4,13% dibandingkan tahun lalu. Masih mengutip data Aprisindo, ada perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya. Sebab, pada 2017, ekspor produk industri alas kaki Indonesia tumbuh 7,96%.
"Tahun lalu kita hanya tumbuh 4%, jauh di bawah target yang kita patok 10%," ujar Ketua Pengembangan Sport Shoes dan Hubungan Luar Negeri Aprisindo Budiarto Tjandra dalam keterangan pers di sela Indo Leather & Footwear 2019 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (4/4/2019).
Target itu meleset, menurut Budiarto, karena Aprisindo memiliki ekspektasi negosiasi Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) bakalan tuntas pada tahun lalu.
"Sementara faktanya belum selesai," ujarnya.
![]() |
Kondisi itu, kata Budiarto, menggeser permintaan pasar global, terutama negara-negara Eropa ke Vietnam. Tahun lalu, Xinhua melaporkan ekspor produk industri alat sepatu Vietnam mencapai US$ 16,3 miliar atau Rp 230 triliun, tumbuh 11%.
"Vietnam punya FTA (free trade agreement) dengan Uni Eropa yang sudah disepakati meskipun belum berlaku. Jadi sentimennya sudah sangat bagus bagi pembeli yang memindahkan pesanan mereka ke Vietnam," ujar Budiarto.
Simak video terkait ekspor nonmigas di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Ekspor Alas Kaki RI 2018 Capai Rp 71,54 T, Cuma Tumbuh 4,13%
Most Popular