
Dear Gubernur Anies, Ada Permintaan Khusus dari Driver Ojol
Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
02 April 2019 15:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Polemik perihal tarif MRT Jakarta sempat mengemuka antara DPRD DKI Jakarta dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beberapa waktu lalu.
Saat itu, tarif MRT sebesar Rp 10 ribu per 10 kilometer masih dianggap mahal oleh sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta. Anies lantas meminta masyarakat membandingkan dengan moda transportasi pribadi.
Ia mencontohkan, tarif ojek dari Lebak Bulus ke Bunderan HI yang jauh lebih mahal dibandingkan MRT Jakarta. Menurut Anies, tarif itu sudah sesuai dengan keunggulan MRT Jakarta dan sudah melalui kajian.
"Ojek saja harganya Rp 32 ribu. Jamnya terprediksi nggak? Tidak. Kalau ini kenyamanan tinggi, jamnya pasti, harganya lebih murah dibanding ojek, itu maksud saya," kata Anies di Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (28/3/2019).
Gabungan Aksi Roda Dua (GARDA) Indonesia merespons pernyataan Anies. Menurut Presidium Nasional GARDA Indonesia Igun Wicaksono, perbandingan Anies tidaklah tepat karena perbedaan moda transportasi.
"MRT adalah transportasi massal, sedangkan ojol adalah transportasi sewa khusus point to point transportation yang sifatnya bukan untuk massal. Jadi tidak pas jika dibandingkan secara apple to apple antara MRT dan ojol. Dari sisi tarif pun pasti akan lebih murah tarif transportasi massal dibandingkan ojol," ujar Igun dalam rilis yang diterima CNBC Indonesia, Selasa (2/4/2019).
Oleh karena itu, dia menyarankan kepada Anies untuk berkonsentrasi pada pembenahan moda transportasi yang ada di DKI Jakarta dengan membuat konsep terintegrasi antarmoda transportasi.
Sebagai contoh, sediakan shelter-shelter khusus untuk ojol di sekitar stasiun, termasuk stasiun MRT, sehingga penumpang akan merasakan integrasi moda transportasi yang sesuai kebutuhannya.
"Jika ingin yang praktis dan efisien, silahkan pilih ojol untuk antar ke titik-titik tujuan yang diinginkan. Namun jika ingin yang nyaman, ada pendingin udara, silakan pilih moda transportasi terintegrasi lainnya seperti Transjakarta ataupun taksi," kata Igun.
Lebih lanjut, dia mengatakan, GARDA Indonesia menantang Anies untuk mewujudkan shelter-shelter khusus bagi ojol yang terdekat dengan pusat keramaian, stasiun, dan terminal. GARDA Indonesia juga siap jika Anies membuka ruang diskusi bagi integrasi moda transportasi termasuk bagi ojol.
Simak video terkait aturan ojek online di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/dru) Next Article Mulai Operasi 2025, Begini Progres Pembangunan MRT Fase 2A
Saat itu, tarif MRT sebesar Rp 10 ribu per 10 kilometer masih dianggap mahal oleh sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta. Anies lantas meminta masyarakat membandingkan dengan moda transportasi pribadi.
Ia mencontohkan, tarif ojek dari Lebak Bulus ke Bunderan HI yang jauh lebih mahal dibandingkan MRT Jakarta. Menurut Anies, tarif itu sudah sesuai dengan keunggulan MRT Jakarta dan sudah melalui kajian.
![]() |
Gabungan Aksi Roda Dua (GARDA) Indonesia merespons pernyataan Anies. Menurut Presidium Nasional GARDA Indonesia Igun Wicaksono, perbandingan Anies tidaklah tepat karena perbedaan moda transportasi.
"MRT adalah transportasi massal, sedangkan ojol adalah transportasi sewa khusus point to point transportation yang sifatnya bukan untuk massal. Jadi tidak pas jika dibandingkan secara apple to apple antara MRT dan ojol. Dari sisi tarif pun pasti akan lebih murah tarif transportasi massal dibandingkan ojol," ujar Igun dalam rilis yang diterima CNBC Indonesia, Selasa (2/4/2019).
Oleh karena itu, dia menyarankan kepada Anies untuk berkonsentrasi pada pembenahan moda transportasi yang ada di DKI Jakarta dengan membuat konsep terintegrasi antarmoda transportasi.
Sebagai contoh, sediakan shelter-shelter khusus untuk ojol di sekitar stasiun, termasuk stasiun MRT, sehingga penumpang akan merasakan integrasi moda transportasi yang sesuai kebutuhannya.
"Jika ingin yang praktis dan efisien, silahkan pilih ojol untuk antar ke titik-titik tujuan yang diinginkan. Namun jika ingin yang nyaman, ada pendingin udara, silakan pilih moda transportasi terintegrasi lainnya seperti Transjakarta ataupun taksi," kata Igun.
Lebih lanjut, dia mengatakan, GARDA Indonesia menantang Anies untuk mewujudkan shelter-shelter khusus bagi ojol yang terdekat dengan pusat keramaian, stasiun, dan terminal. GARDA Indonesia juga siap jika Anies membuka ruang diskusi bagi integrasi moda transportasi termasuk bagi ojol.
Simak video terkait aturan ojek online di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/dru) Next Article Mulai Operasi 2025, Begini Progres Pembangunan MRT Fase 2A
Most Popular