
Internasional
UU Hak Cipta UE yang Baru Bisa Usik Bisnis Google Cs
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
27 March 2019 14:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota parlemen Eropa telah menyetujui perubahan besar aturan hak cipta yang dapat berdampak terhadap model bisnis raksasa teknologi, seperti Google dan Facebook.
Undang-undang ini bertujuan untuk mengubah aturan Uni Eropa (UE) tentang hak cipta sejalan dengan perkembangan abad ke-21 untuk membantu seniman dan penerbit yang karyanya telah tersebar luas di internet.
Pembacaan pertama dari arahan hak cipta baru itu disahkan, Selasa (26/3/2019), di Strasbourg oleh anggota Parlemen Eropa. Tetapi undang-undang itu masih perlu diratifikasi oleh para menteri di Dewan Eropa.
Dewan Eropa merupakan lembaga yang menyatukan berbagai menteri Uni Eropa sesuai dengan portofolio mereka.
Reformasi yang telah dibuat sejak 2016 itu telah menyebabkan pertempuran sengit yang mengadu perusahaan teknologi besar termasuk Facebook, Google dan Twitter melawan seniman dan perusahaan media.
Google telah sangat kritis terhadap undang-undang yang mengancam akan memengaruhi model bisnis layanan berbagi video YouTube dan platform agregasi berita Google News.
Setelah pemungutan suara di Parlemen Eropa, raksasa teknologi itu mengatakan undang-undang baru telah mendapatkan perbaikan dari rancangan asli, tetapi masih akan mengarah pada ketidakpastian hukum dan merugikan industri kreatif.
"Rinciannya penting, dan kami berharap dapat bekerja sama dengan pembuat kebijakan, penerbit, pencipta dan pemegang hak ketika negara-negara anggota UE bergerak untuk menerapkan aturan-aturan baru ini," kata juru bicara perusahaan, dilansir dari CNBC International.
Twitter mengatakan pihaknya tetap prihatin dengan kemungkinan konsekuensi pemungutan suara pada Selasa itu untuk internet.
"Kami akan terus terlibat dengan negara-negara anggota UE dan masyarakat sipil ketika proses implementasi berkembang," kata juru bicara perusahaan.
Facebook menolak berkomentar.
Satu bagian dari undang-undang ini dapat mengakibatkan implementasi sistem pra-filter yang memblokir pengguna internet dari berbagi meme dan konten lainnya yang berisi materi yang dilindungi hak cipta, mengutip CNBC International.
Bagian lain dari perombakan hak cipta akan membutuhkan layanan agregasi berita seperti Google untuk menegosiasikan lisensi komersial dengan penerbit untuk memposting potongan atau tautan ke artikel.
Hollywood vs. Silicon Valley
Di sisi teknologi, Google dan sejumlah tokoh terkenal termasuk perintis internet Tim Berners-Lee dan pendiri Wikipedia Jimmy Wales telah menentang arahan hak cipta UE yang baru. Dari sudut media, berbagai seniman terkenal mulai dari mantan grup band the Beatles Paul McCartney hingga penyanyi Blondie Debbie Harry telah menentang undang-undang tersebut.
Menurut Parlemen Eropa, arahan baru ini menetapkan bahwa mengunggah karya ke ensiklopedia online dengan cara non-komersial, seperti Wikipedia, atau platform perangkat lunak sumber terbuka, seperti GitHub, akan secara otomatis dikecualikan. Platform start-up akan dikenakan biaya yang lebih ringan daripada perusahaan yang lebih mapan.
"Apa yang telah kami setujui adalah masuk akal, proporsional, dan melihat undang-undang akhirnya menyusul era digital," kata Sajjad Karim, anggota Parlemen Eropa yang mewakili Partai Konservatif Inggris.
"Munculnya model bisnis baru dan platform telah menyebabkan level playing field yang tidak merata dan perubahan sangat penting," katanya.
Aktivis kebebasan pro-internet mengklaim undang-undang baru itu akan menyensor segala hal mulai dari meme hingga potongan musik dan film. Namun para pendukung hukum, berpendapat bahwa orang dan perusahaan di industri kreatif hanya ingin memperoleh pendapatan yang kecil yang hilang karena ada pembagian kekayaan intelektual di platform online.
"Masalah utama yang saya lihat adalah sangat tidak jelas bagaimana perusahaan teknologi seharusnya mematuhi kewajiban itu," kata Kathy Berry, seorang pengacara kekayaan intelektual di Linklaters, kepada CNBC menjelang pemungutan suara.
Berry, yang menamai kejadian ini sebagai "Hollywood versus Silicon Valley" mengatakan ada pertanyaan yang tetap belum terjawab tentang bagaimana perusahaan teknologi harus mengambil "respons proporsional" terhadap materi yang dilindungi hak cipta online.
Saksikan video mengenai UU Eropa baru tersebut berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Dalam 2 Tahun, Google Tiga Kali Kena "Tilang"
Undang-undang ini bertujuan untuk mengubah aturan Uni Eropa (UE) tentang hak cipta sejalan dengan perkembangan abad ke-21 untuk membantu seniman dan penerbit yang karyanya telah tersebar luas di internet.
Pembacaan pertama dari arahan hak cipta baru itu disahkan, Selasa (26/3/2019), di Strasbourg oleh anggota Parlemen Eropa. Tetapi undang-undang itu masih perlu diratifikasi oleh para menteri di Dewan Eropa.
Reformasi yang telah dibuat sejak 2016 itu telah menyebabkan pertempuran sengit yang mengadu perusahaan teknologi besar termasuk Facebook, Google dan Twitter melawan seniman dan perusahaan media.
Google telah sangat kritis terhadap undang-undang yang mengancam akan memengaruhi model bisnis layanan berbagi video YouTube dan platform agregasi berita Google News.
Setelah pemungutan suara di Parlemen Eropa, raksasa teknologi itu mengatakan undang-undang baru telah mendapatkan perbaikan dari rancangan asli, tetapi masih akan mengarah pada ketidakpastian hukum dan merugikan industri kreatif.
"Rinciannya penting, dan kami berharap dapat bekerja sama dengan pembuat kebijakan, penerbit, pencipta dan pemegang hak ketika negara-negara anggota UE bergerak untuk menerapkan aturan-aturan baru ini," kata juru bicara perusahaan, dilansir dari CNBC International.
Twitter mengatakan pihaknya tetap prihatin dengan kemungkinan konsekuensi pemungutan suara pada Selasa itu untuk internet.
![]() |
"Kami akan terus terlibat dengan negara-negara anggota UE dan masyarakat sipil ketika proses implementasi berkembang," kata juru bicara perusahaan.
Facebook menolak berkomentar.
Satu bagian dari undang-undang ini dapat mengakibatkan implementasi sistem pra-filter yang memblokir pengguna internet dari berbagi meme dan konten lainnya yang berisi materi yang dilindungi hak cipta, mengutip CNBC International.
Bagian lain dari perombakan hak cipta akan membutuhkan layanan agregasi berita seperti Google untuk menegosiasikan lisensi komersial dengan penerbit untuk memposting potongan atau tautan ke artikel.
Hollywood vs. Silicon Valley
Di sisi teknologi, Google dan sejumlah tokoh terkenal termasuk perintis internet Tim Berners-Lee dan pendiri Wikipedia Jimmy Wales telah menentang arahan hak cipta UE yang baru. Dari sudut media, berbagai seniman terkenal mulai dari mantan grup band the Beatles Paul McCartney hingga penyanyi Blondie Debbie Harry telah menentang undang-undang tersebut.
Menurut Parlemen Eropa, arahan baru ini menetapkan bahwa mengunggah karya ke ensiklopedia online dengan cara non-komersial, seperti Wikipedia, atau platform perangkat lunak sumber terbuka, seperti GitHub, akan secara otomatis dikecualikan. Platform start-up akan dikenakan biaya yang lebih ringan daripada perusahaan yang lebih mapan.
"Apa yang telah kami setujui adalah masuk akal, proporsional, dan melihat undang-undang akhirnya menyusul era digital," kata Sajjad Karim, anggota Parlemen Eropa yang mewakili Partai Konservatif Inggris.
"Munculnya model bisnis baru dan platform telah menyebabkan level playing field yang tidak merata dan perubahan sangat penting," katanya.
Aktivis kebebasan pro-internet mengklaim undang-undang baru itu akan menyensor segala hal mulai dari meme hingga potongan musik dan film. Namun para pendukung hukum, berpendapat bahwa orang dan perusahaan di industri kreatif hanya ingin memperoleh pendapatan yang kecil yang hilang karena ada pembagian kekayaan intelektual di platform online.
"Masalah utama yang saya lihat adalah sangat tidak jelas bagaimana perusahaan teknologi seharusnya mematuhi kewajiban itu," kata Kathy Berry, seorang pengacara kekayaan intelektual di Linklaters, kepada CNBC menjelang pemungutan suara.
Berry, yang menamai kejadian ini sebagai "Hollywood versus Silicon Valley" mengatakan ada pertanyaan yang tetap belum terjawab tentang bagaimana perusahaan teknologi harus mengambil "respons proporsional" terhadap materi yang dilindungi hak cipta online.
Saksikan video mengenai UU Eropa baru tersebut berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(prm) Next Article Dalam 2 Tahun, Google Tiga Kali Kena "Tilang"
Most Popular