Sampai Butuh Konsultan Asing, Ada Apa dengan Blok Masela?
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
26 March 2019 12:03
Jakarta, CNBC Indonesia - Pembahasan proyek Lapangan Abadi Blok Masela masih terus bergulir. Sampai saat ini, proses pengerjaan masih dalam pembahasan evaluasi biaya investasi.
Untuk membahas proyek itu, pemerintah sampai mendatangkan sejumlah pakar migas dari luar negeri. Para pakar tersebut didatangkan dari beberapa negara, salah satunya dari Amerika Serikat (AS), yaitu Energy World Corporation (EWC).
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menuturkan, keterlibatan konsultan eksternal memang dibutuhkan untuk pandangan verifikasi.
"Kita harus mengakui mungkin SDM kita belum seahli itu. Mana kala kita bisa dapat masukan dari tenaga ahli kan justifikasi kita lebih bagus. Jadi kalau SKK migas minta sekian atau meninjaunya, menyarankan sekian itu ada dasarnya, bukan hanya bicara negosiasi tetapi punya dasar teknis," kata Dwi saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (25/3/2019) malam.
Dwi juga menyampaikan, hasil tinjauan dari tenaga ahli pun sudah ada. Dalam hasil tinjauan tersebut, para tenaga ahli menyampaikan rekomendasi teknis. Jadi, lanjut Dwi, sifatnya bukan konsultan menyeluruh.
EWC juga mengerjakan proyek LNG di lapangan gas Sengkang. Berdasarkan situs perusahaan, Sengkang LNG Plant memiliki kapasitas desain 2 mtpa, yang terdiri dari empat kereta modular 500.000 tpa, terminal impor/ekspor dan fasilitas dermaga dan dimiliki 100% oleh EWC.
Data-data dari EWC dalam proyek LNG tersebut dinilai bisa digunakan sebagai rujukan untuk membangun Lapangan Gas Abadi, Blok Masela.
Simak video terkait investasi migas di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Dwi Soetjipto Janji Masela Bisa Kelar Lebih Cepat
Untuk membahas proyek itu, pemerintah sampai mendatangkan sejumlah pakar migas dari luar negeri. Para pakar tersebut didatangkan dari beberapa negara, salah satunya dari Amerika Serikat (AS), yaitu Energy World Corporation (EWC).
"Kita harus mengakui mungkin SDM kita belum seahli itu. Mana kala kita bisa dapat masukan dari tenaga ahli kan justifikasi kita lebih bagus. Jadi kalau SKK migas minta sekian atau meninjaunya, menyarankan sekian itu ada dasarnya, bukan hanya bicara negosiasi tetapi punya dasar teknis," kata Dwi saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (25/3/2019) malam.
Dwi juga menyampaikan, hasil tinjauan dari tenaga ahli pun sudah ada. Dalam hasil tinjauan tersebut, para tenaga ahli menyampaikan rekomendasi teknis. Jadi, lanjut Dwi, sifatnya bukan konsultan menyeluruh.
EWC juga mengerjakan proyek LNG di lapangan gas Sengkang. Berdasarkan situs perusahaan, Sengkang LNG Plant memiliki kapasitas desain 2 mtpa, yang terdiri dari empat kereta modular 500.000 tpa, terminal impor/ekspor dan fasilitas dermaga dan dimiliki 100% oleh EWC.
 Foto: skkmigas.go.id |
Data-data dari EWC dalam proyek LNG tersebut dinilai bisa digunakan sebagai rujukan untuk membangun Lapangan Gas Abadi, Blok Masela.
Simak video terkait investasi migas di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Dwi Soetjipto Janji Masela Bisa Kelar Lebih Cepat
Most Popular