54% Anggaran ESDM Dihabiskan untuk Pembangunan Infrastruktur

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
25 March 2019 21:17
Tahun lalu, ESDM juga menyalurkan paket konverter kit LPG 3 kilogram di 53 Kabupaten/kota dan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) di 16 provinsi.
Foto: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan pada hari ini, Sabtu (23/3), meresmikan beberapa pembangunan infrastruktur sektor ESDM di Nusa Tenggara Timur (NTT), yaitu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS), Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) dan Sumur Bor Air Tanah.  (Ist/ESDM)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 54% anggaran Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) digunakan untuk pembangunan infrastruktur.

Pada 2018, Beberapa infrastruktur yang sudah dibangun hingga 2018, di antaranya bahan bakar minyak (BBM) satu harga terbangun 131 titik, jaringan gas kota tersambung untuk 463.619 Sambungan Rumah Tangga (SR), 30.000 titik Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) dan 2.288 titik sumur bor air tanah yang mampu melayani 6,6 juta jiwa.

"Mungkin ini sepanjang sejarah APBN Kementerian ESDM, baru kali ini lebih dari 50% dipakai untuk membangun infrastruktur yang manfaatnya dirasakan secara langsung buat rakyat," ujar Menteri ESDM Ignasius Jonan, Senin (25/03/2019).

Tahun lalu, ESDM juga menyalurkan paket konverter kit LPG 3 kilogram di 53 Kabupaten/kota, sebanyak 25 ribu paket. Kemudian Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) di 16 provinsi, yang bisa meningkatkan rasio elektrifikasi nasional mencapai 98,3 % di akhir 2018.

"Ini bagian dari Pra-Elektrifikasi melalui energi bersih. Orang selalu ingat saya sebagai tukang kereta api. Saya juga ingin juga diingat sebagai sebagai bapak energi baru terbarukan," tandas Jonan.

Dia menambahkan, yang dikerjakan ESDM sesuai dengan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 33. Meskipun penguasaan bumi, air dan kekayaan alam yang ada di dalamnya wajib dikuasai oleh negara, namun menurutnya tidak harus dikelola sendiri.

"Dikuasai (negara) itu pasti, tapi tidak harus dikelola sendiri. Apa mungkin kalau kita punya warung, terus diharuskan kita kelola sendiri warung milik kita? Kan tidak harus. Yang harus dipikirkan adalah untuk sebesar-besarnya memberikan kemakmuran rakyat," urai Jonan.

Kondisi ini dilakukan karena keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih minim di Indonesia dalam mengelola sektor ESDM, seperti migas dan minerba. Ke depannya, Jonan mengharapkan generasi muda mampu mengelola sendiri sektor ESDM yang dalam setahun terakhir mampu menyumbang lebih dari 50% Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

"Sebenarnya, Pemerintah selalu mengedepankan pengoperasian dan pengerjaan untuk putra-putri Indonesia terlebih dahulu. Ya, kalau nantinya kita mampu secara teknis kelola sendiri, ini jauh lebih baik. Mudah-mudahan bertahap," harap Jonan.

Saksikan video Baru Kali Ini Harga BBM Satu Harga se Indonesia

[Gambas:Video CNBC]


(dob/dob) Next Article Tsunami Selat Sunda, Jonan Kebut Pemulihan Layanan Listrik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular