
Ini Alasan Tarif Rata-rata MRT Rp 8.500 & LRT Rp 5.000
Iswari Anggit, CNBC Indonesia
25 March 2019 17:57

Jakarta, CNBC Indonesia - DPRD DKI Jakarta resmi menetapkan tarif rata-rata untuk MRT dan LRT masing-masing Rp 8.500 dan Rp 5.000. Tarif itu di bawah usulan Pemprov DKI Jakarta masing-masing sebesar Rp 10.000 dan Rp 6.000.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah, mengaku akan melaporkan hasil rapat itu kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Setelah itu, pihaknya akan meminta PT MRT Jakarta untuk segera membuat tabel tarif yang baru.
"[...] jadi sudah diputuskan tarif rata-rata MRT Rp 8.500 dan LRT Rp 5.000. Kemarin kita sudah buat tabel, untuk yang tarif rata-rata Rp 10.000, hari ini kita mau lapor dulu ke Pak Gubernur, dan nanti akan dieksekusi oleh teman-teman MRT untuk dibuat tabelnya," ujarnya usai rapat pimpinan gabungan eksekutif dan legislatif di Ruang Rapat Serba Guna Lantai III, Gedung Lama DPRD Provinsi DKI Jakarta, Senin (25/3/2019).
Sebagai informasi, berdasarkan usulan tarif Pemda DKI Jakarta, untuk MRT, pada saat pengguna pertama kali masuk dan tap in, akan membayar Rp 3.000, lalu bertambah Rp 1.000 per kilometer. Dengan demikian tarif rata-ratanya menjadi Rp 10.000.
Usulan tarif tersebut membebani pemerintah daerah dengan subsidi sekitar Rp 21.000 per penumpang untuk MRT dan sekitar Rp 35.000 per penumpang untuk LRT. Total alokasi subsidinya pun masing-masing mencapai Rp 672 miliar untuk MRT dan Rp 327 miliar untuk LRT.
Namun, karena tarif yang ditetapkan DPRD DKI Jakarta lebih murah, maka akan ada penyesuaian harga terkait awal masuk dan tap in, rata-rata per kilometer, serta subsidinya.
"Tadi sudah kita tawarkan ya ada opsi diskon, dan sebagainya, tapi mereka [DPRD DKI Jakarta] rupanya ingin perhitungannya lebih konkret, jadi Rp 8.500 rata-rata [untuk MRT]. Hari ini akan kita buat tabelnya, oleh PT MRT Jakarta," kata Saefullah.
"Kita sudah siapkan PSO untuk dua moda kita, MRT dan LRT yang sudah kita alokasikan untuk 1 tahun. Kalau dia akan beroprasi, terhitung 1 April nanti, ada efisiensi di Januari, Februari, dan Maret. Nanti akan kita hitung kembali, kita minta PT MRT Jakarta dan Jakpro untuk menghitung angka ini yang betul-betul valid, subsidinya pun nanti, PSO-nya akan dibatasi sesuai kebutuhan," lanjutnya.
Simak video terkait MRT Jakarta di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article LRT Palembang Sepi Penumpang, Bagaimana dengan MRT Jakarta?
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah, mengaku akan melaporkan hasil rapat itu kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Setelah itu, pihaknya akan meminta PT MRT Jakarta untuk segera membuat tabel tarif yang baru.
"[...] jadi sudah diputuskan tarif rata-rata MRT Rp 8.500 dan LRT Rp 5.000. Kemarin kita sudah buat tabel, untuk yang tarif rata-rata Rp 10.000, hari ini kita mau lapor dulu ke Pak Gubernur, dan nanti akan dieksekusi oleh teman-teman MRT untuk dibuat tabelnya," ujarnya usai rapat pimpinan gabungan eksekutif dan legislatif di Ruang Rapat Serba Guna Lantai III, Gedung Lama DPRD Provinsi DKI Jakarta, Senin (25/3/2019).
Sebagai informasi, berdasarkan usulan tarif Pemda DKI Jakarta, untuk MRT, pada saat pengguna pertama kali masuk dan tap in, akan membayar Rp 3.000, lalu bertambah Rp 1.000 per kilometer. Dengan demikian tarif rata-ratanya menjadi Rp 10.000.
Usulan tarif tersebut membebani pemerintah daerah dengan subsidi sekitar Rp 21.000 per penumpang untuk MRT dan sekitar Rp 35.000 per penumpang untuk LRT. Total alokasi subsidinya pun masing-masing mencapai Rp 672 miliar untuk MRT dan Rp 327 miliar untuk LRT.
![]() |
Namun, karena tarif yang ditetapkan DPRD DKI Jakarta lebih murah, maka akan ada penyesuaian harga terkait awal masuk dan tap in, rata-rata per kilometer, serta subsidinya.
"Tadi sudah kita tawarkan ya ada opsi diskon, dan sebagainya, tapi mereka [DPRD DKI Jakarta] rupanya ingin perhitungannya lebih konkret, jadi Rp 8.500 rata-rata [untuk MRT]. Hari ini akan kita buat tabelnya, oleh PT MRT Jakarta," kata Saefullah.
"Kita sudah siapkan PSO untuk dua moda kita, MRT dan LRT yang sudah kita alokasikan untuk 1 tahun. Kalau dia akan beroprasi, terhitung 1 April nanti, ada efisiensi di Januari, Februari, dan Maret. Nanti akan kita hitung kembali, kita minta PT MRT Jakarta dan Jakpro untuk menghitung angka ini yang betul-betul valid, subsidinya pun nanti, PSO-nya akan dibatasi sesuai kebutuhan," lanjutnya.
Simak video terkait MRT Jakarta di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article LRT Palembang Sepi Penumpang, Bagaimana dengan MRT Jakarta?
Most Popular