Ini Alasan Tarif MRT Diusulkan Rata-rata Rp 10.000/Km
Lidya Kembaren & Iswari Anggit, CNBC Indonesia
25 March 2019 16:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen MRT Jakarta angkat bicara soal harga tiket MRT. Menurut manajemen usulan harga tersebut sudah berdasarkan survey yang dilakukan tahun lalu.
Direktur Utama MRT Jakarta William Subandar mengatakan usulan tarif berdasarkan survey yang dilakukan setahun lalu dan melibatkan 10.000 responden tentang willingness to pay (WTP) dan willingness to share (WTS).
"Kita harapkan dengan MRT mulai beroperasi, masyarakat meninggalkan kendaraan pribadi, memarkir di luar kota atau gunakan moda transportasi feder. WTP dibandingkan WTS rata-rata sepakat WTP Rp 8.500 hingga Rp 10.000 per kilometer mereka siap membayar dan pindah," jelasnya dalam rapat kerja dengan DPRD DKI Jakarta, Senin (25/3/2019).
Wiliiam Subandar menambahkan dengan alasan tersebut manajemen mengusulkan ke pemerintah daerah melalui dewan transportasi Jakarta Rp 8.500/km dan Rp 10.000/km
"By distance 1 stasiun dia bayar Rp 3.000, 2 stasiun Rp 4.000," jelasnya.
Wiliiam Subandar mengungkapkan pelayanan yang diberikan masih belum maksimal bagi pekerja kantor karena jaraknya baru 16 km. Ke depannya MRT diharapkan bisa didukung moda transportasi lain seperti Transjakarta.
"Jadi penumpang yang datang atau keluar dari stasiun MRT disambut Transjakarta Kemudian area park and ride, bayar flat, terus mereka naik MRT. Kalau area park and ride 1 atau 2 km dari stasiun, kita kerjasama dengan Transjakarta ada shuttle service," terang William Subandar.
"Kemudian kebijakan drop-off dan pick-up, untuk ojek online maupun taxi online. Nanti di dalam program mereka diidentifikasi di mana tempat drop-off and pick-up. Integrasi adalah kunci, tapi memang gak bisa selesai dalam setahun."
Saksikan video perbandingan tarif MRT di ASEAN di bawah ini
[Gambas:Video CNBC]
(roy/gus) Next Article MRT Jakarta Digratiskan, Pengusaha Sebut Kurang Mendidik
Direktur Utama MRT Jakarta William Subandar mengatakan usulan tarif berdasarkan survey yang dilakukan setahun lalu dan melibatkan 10.000 responden tentang willingness to pay (WTP) dan willingness to share (WTS).
"Kita harapkan dengan MRT mulai beroperasi, masyarakat meninggalkan kendaraan pribadi, memarkir di luar kota atau gunakan moda transportasi feder. WTP dibandingkan WTS rata-rata sepakat WTP Rp 8.500 hingga Rp 10.000 per kilometer mereka siap membayar dan pindah," jelasnya dalam rapat kerja dengan DPRD DKI Jakarta, Senin (25/3/2019).
Wiliiam Subandar mengungkapkan pelayanan yang diberikan masih belum maksimal bagi pekerja kantor karena jaraknya baru 16 km. Ke depannya MRT diharapkan bisa didukung moda transportasi lain seperti Transjakarta.
"Jadi penumpang yang datang atau keluar dari stasiun MRT disambut Transjakarta Kemudian area park and ride, bayar flat, terus mereka naik MRT. Kalau area park and ride 1 atau 2 km dari stasiun, kita kerjasama dengan Transjakarta ada shuttle service," terang William Subandar.
"Kemudian kebijakan drop-off dan pick-up, untuk ojek online maupun taxi online. Nanti di dalam program mereka diidentifikasi di mana tempat drop-off and pick-up. Integrasi adalah kunci, tapi memang gak bisa selesai dalam setahun."
Saksikan video perbandingan tarif MRT di ASEAN di bawah ini
[Gambas:Video CNBC]
(roy/gus) Next Article MRT Jakarta Digratiskan, Pengusaha Sebut Kurang Mendidik
Most Popular