
Erdogan: Kita Sedang Menghadapi Islamofobia
Wangi Sinintya Mangkuto & Rehia Indrayanti Beru Sebayang, CNBC Indonesia
22 March 2019 21:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Jumat (22/3/2019) menyerukan perang global melawan meningkatnya Islamofobia. Hal itu diungkapkan setelah terjadi penembakan yang menewaskan 50 orang di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3/2019).
Pemimpin Turki itu menggambarkan serangan di masjid yang dilakukan oleh seorang warga Australia itu sebagai bagian dari serangan yang lebih luas terhadap Islam. Ia menuntut Barat untuk membuat lebih banyak tindakan untuk memerangi sentimen anti-Muslim.
"Sama seperti manusia berperang melawan anti-Semitisme setelah bencana Holocaust, (negara) itu harus berjuang melawan Islamofobia yang meningkat dengan cara yang sama," kata Erdogan dalam pertemuan para menteri dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Istanbul.
"Saat ini kita sedang menghadapi Islamofobia dan kebencian terhadap Muslim," katanya.
Erdogan mengatakan kelompok neo-nazi sayap kanan harus diperlakukan sebagai teroris dengan cara yang sama dengan jihadis Negara Islam.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menyampaikan 7 (tujuh) pesan kunci Indonesia.
"Indonesia mengutuk keras aksi terorisme yang terjadi di Masjid Al Nour dan Linwood di Christchurch, Selandia Baru," tegas
Pesan tersebut, merupakan satu diantara tujuh butir Utama pernyataan Menlu RI dalam pertemuannya. Pesan-pesan berikutnya antara lain kecaman terhadap pernyataan yang dikeluarkan oleh Senator Fraser Anning dari Australia yang dinilai tidak bertanggung jawab, menyakitkan dan ofensif.
Kemudian, RI bersama Kuwait telah menginisiasi press statement DK PBB mengecam keras tragedi Christchurch yang merenggut sejumlah korban jiwa, termasuk WNI. Pesan terakhir adalah OKI harus bersatu dalam menangani tantangan, termasuk operasi yang terus terjadi terhadap bangsa Palestina.
Selain tujuh butir tersebut, Menlu RI juga mengingatkan agar OKI dapat meningkatkan komitmen untuk menggunakan OIC Contact Group for Peace and Dialogue sebagai platform untuk menangani Islamofobia dan bentuk diskriminasi lain yang dihadapi umat.
"Sebagai penutup, Menlu RI mengharapkan agar OKI dapat terus menjalankan peran sebagai penjuru Utama penyebaran Islam yang damai," demikian keterangan tertulis yang disampaikan Kemenlu RI yang diterima CNBC Indonesia, hari ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Korban Tewas Penembakan Masjid Selandia Baru Jadi 50 Orang
Pemimpin Turki itu menggambarkan serangan di masjid yang dilakukan oleh seorang warga Australia itu sebagai bagian dari serangan yang lebih luas terhadap Islam. Ia menuntut Barat untuk membuat lebih banyak tindakan untuk memerangi sentimen anti-Muslim.
"Sama seperti manusia berperang melawan anti-Semitisme setelah bencana Holocaust, (negara) itu harus berjuang melawan Islamofobia yang meningkat dengan cara yang sama," kata Erdogan dalam pertemuan para menteri dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Istanbul.
Erdogan mengatakan kelompok neo-nazi sayap kanan harus diperlakukan sebagai teroris dengan cara yang sama dengan jihadis Negara Islam.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menyampaikan 7 (tujuh) pesan kunci Indonesia.
"Indonesia mengutuk keras aksi terorisme yang terjadi di Masjid Al Nour dan Linwood di Christchurch, Selandia Baru," tegas
Pesan tersebut, merupakan satu diantara tujuh butir Utama pernyataan Menlu RI dalam pertemuannya. Pesan-pesan berikutnya antara lain kecaman terhadap pernyataan yang dikeluarkan oleh Senator Fraser Anning dari Australia yang dinilai tidak bertanggung jawab, menyakitkan dan ofensif.
![]() |
Kemudian, RI bersama Kuwait telah menginisiasi press statement DK PBB mengecam keras tragedi Christchurch yang merenggut sejumlah korban jiwa, termasuk WNI. Pesan terakhir adalah OKI harus bersatu dalam menangani tantangan, termasuk operasi yang terus terjadi terhadap bangsa Palestina.
Selain tujuh butir tersebut, Menlu RI juga mengingatkan agar OKI dapat meningkatkan komitmen untuk menggunakan OIC Contact Group for Peace and Dialogue sebagai platform untuk menangani Islamofobia dan bentuk diskriminasi lain yang dihadapi umat.
"Sebagai penutup, Menlu RI mengharapkan agar OKI dapat terus menjalankan peran sebagai penjuru Utama penyebaran Islam yang damai," demikian keterangan tertulis yang disampaikan Kemenlu RI yang diterima CNBC Indonesia, hari ini.
Simak video terkini dari Selandia Baru pascapenembakan pekan lalu di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Korban Tewas Penembakan Masjid Selandia Baru Jadi 50 Orang
Most Popular