
Internasional
Kereta MTR Hong Kong Hancur Saat Uji Coba, Ini Updatenya
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
19 March 2019 09:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Kereta Mass Transit Railway (MTR) bertabrakan di dekat Central Station saat uji coba sistem sinyal di Hong Kong, Senin (18/3/2019).
Kereta tersebut merupakan salah satu dari banyak kereta yang sedang diuji coba untuk mengadaptasi sistem SelTrac Thales, versi yang saat ini digunakan pada dua jalur mass rapid transit (MRT) Singapura.
Menurut laporan South China Morning Post pada hari Senin, Ketua Federasi Serikat Buruh Kereta Api Hong Kong Lam Wai-keung mengatakan kereta MTR itu bertabrakan saat menjalankan sistem yang dikenal sebagai SelTrac, yang dikembangkan oleh Thales, sebuah perusahaan asal Prancis.
Tabrakan itu menghentikan layanan antara stasiun Central dan Admiralty. Masinis kedua kereta dibawa ke rumah sakit akibat kecelakaan tersebut, mengutip laporan Channel NewsAsia.
Dalam responsnya kepada Channel NewsAsia, juru bicara Land Transport Authority (LTA) Singapura mengatakan ada banyak versi SelTrac dan versi sistem itu banyak digunakan untuk kereta Jalur Utara-Selatan dan Timur-Barat (NSEWL) di Singapura.
"Sistem Kontrol Kereta Berbasis Komunikasi NSEWL (CBTC) didasarkan pada versi sistem pensinyalan SelTrac Thales. Setiap sistem pensinyalan kereta disesuaikan dengan jalur kereta tempatnya dipasang, dan memperhitungkan lingkungan lokal yang unik dan kondisi infrastruktur," kata LTA.
Sistem ini juga telah diadaptasi untuk sistem metro di London, Beijing, Dubai, dan Vancouver.
Pada 15 November 2017, "masalah logika perangkat lunak" dengan sistem pensinyalan baru pada saat itu dan "ditambah dengan beberapa kegagalan" menyebabkan tabrakan kereta di stasiun MRT Joo Koon di Singapura.
Juru bicara itu juga mengatakan bahwa sistem CBTC telah beroperasi setiap hari di NSL sejak Mei 2017, dan di EWL sejak Mei 2018. Ia menambahkan bahwa "uji coba ekstensif" telah dilakukan sebelum sistem dikembangkan untuk digunakan untuk layanan penumpang harian.
"Hanya setelah kami sepenuhnya puas dengan kinerjanya, kami memulai uji coba selama jam layanan penumpang, dimulai dengan jam terakhir layanan penumpang pada hari kerja, sebelum berlanjut ke uji coba penuh pada hari Minggu, dan akhirnya, ke layanan penumpang harian," tambah LTA.
Thales juga mendirikan fasilitas simulasi CBTC pada April 2018, dan memiliki tim khusus yang berbasis di Singapura untuk bekerja sama dengan LTA dan operator transportasi umum.
(prm) Next Article Bingung Mau Coba Naik MRT Gimana? Ini Caranya
Kereta tersebut merupakan salah satu dari banyak kereta yang sedang diuji coba untuk mengadaptasi sistem SelTrac Thales, versi yang saat ini digunakan pada dua jalur mass rapid transit (MRT) Singapura.
![]() |
Menurut laporan South China Morning Post pada hari Senin, Ketua Federasi Serikat Buruh Kereta Api Hong Kong Lam Wai-keung mengatakan kereta MTR itu bertabrakan saat menjalankan sistem yang dikenal sebagai SelTrac, yang dikembangkan oleh Thales, sebuah perusahaan asal Prancis.
Dalam responsnya kepada Channel NewsAsia, juru bicara Land Transport Authority (LTA) Singapura mengatakan ada banyak versi SelTrac dan versi sistem itu banyak digunakan untuk kereta Jalur Utara-Selatan dan Timur-Barat (NSEWL) di Singapura.
![]() |
"Sistem Kontrol Kereta Berbasis Komunikasi NSEWL (CBTC) didasarkan pada versi sistem pensinyalan SelTrac Thales. Setiap sistem pensinyalan kereta disesuaikan dengan jalur kereta tempatnya dipasang, dan memperhitungkan lingkungan lokal yang unik dan kondisi infrastruktur," kata LTA.
Sistem ini juga telah diadaptasi untuk sistem metro di London, Beijing, Dubai, dan Vancouver.
Pada 15 November 2017, "masalah logika perangkat lunak" dengan sistem pensinyalan baru pada saat itu dan "ditambah dengan beberapa kegagalan" menyebabkan tabrakan kereta di stasiun MRT Joo Koon di Singapura.
Juru bicara itu juga mengatakan bahwa sistem CBTC telah beroperasi setiap hari di NSL sejak Mei 2017, dan di EWL sejak Mei 2018. Ia menambahkan bahwa "uji coba ekstensif" telah dilakukan sebelum sistem dikembangkan untuk digunakan untuk layanan penumpang harian.
"Hanya setelah kami sepenuhnya puas dengan kinerjanya, kami memulai uji coba selama jam layanan penumpang, dimulai dengan jam terakhir layanan penumpang pada hari kerja, sebelum berlanjut ke uji coba penuh pada hari Minggu, dan akhirnya, ke layanan penumpang harian," tambah LTA.
Thales juga mendirikan fasilitas simulasi CBTC pada April 2018, dan memiliki tim khusus yang berbasis di Singapura untuk bekerja sama dengan LTA dan operator transportasi umum.
(prm) Next Article Bingung Mau Coba Naik MRT Gimana? Ini Caranya
Most Popular