
Pelaku Penembakan Masjid di Selandia Baru Beli Senjata Online
Rehiya Sebayang, CNBC Indonesia
18 March 2019 12:10

Wellington, CNBC Indonesia - Pemilik toko senjata di Selandia Baru mengatakan, pelaku pembunuhan dan penembakan massal masjid di Christchurch, Selandia Baru, sempat membeli senjata api dan amunisi secara online dari tokonya. Tetapi tidak menjual senjata bertenaga tinggi yang digunakan untuk penembakan di masjid kepadanya.
Brenton Tarrant, warga Australia berusia 28 tahun dan merupakan seorang tersangka penembakan itu, didakwa melakukan pembunuhan. Tarrant dijebloskan ke penjara tanpa pembelaan dan akan diadili pada 5 April, di mana polisi mengatakan dia kemungkinan akan menghadapi lebih banyak dakwaan.
Pemilik Gun City, David Tipple, mengatakan pria bersenjata itu membeli empat senjata dan amunisi antara Desember 2017 hingga Maret 2018 di tokonya, mengutip Reuters.
"MSSA, senjata otomatis bergaya militer, yang dilaporkan digunakan oleh pria bersenjata itu, tidak dibeli dari Gun City. Gun City tidak menjual MSSA kepadanya, hanya senjata api kategori-A," kata Tipple pada konferensi yang baru digelar di Christchurch.
Lima puluh orang tewas dan puluhan lainnya terluka akibat penembakan di dua masjid di Christchurch pada hari Jumat itu.
Di bawah undang-undang senjata Selandia Baru, senjata kategori-A dapat berupa senjata semi-otomatis tetapi terbatas pada hanya tujuh tembakan. Video penembakan di masjid menunjukkan senjata semi-otomatis yang digunakan bisa menembak hingga berkali-kali.
Tipple mengatakan, pembelian online itu mengikuti proses pemesanan melalui pos yang diverifikasi polisi dan senjata api dibeli dalam tiga atau empat kali proses pembelian.
"Kami mendeteksi tidak ada yang luar biasa tentang pemegang lisensi. Dia adalah pembeli baru, dengan lisensi baru," katanya.
Lisensi senjata api kategori-A standar bisa diberikan kepada seseorang, setelah dilakukan pemeriksaan oleh polisi dan pemeriksaan latar belakang. Namun, tidak diperlukan lisensi untuk membeli senjata berkapasitas peluru besar, yang dapat dimodifikasi secara ilegal untuk digunakan dalam senjata semacam itu.
Hanya pemilik senjata api yang dilisensikan, dan bukan pemilik senjata berkapasitas besar (weapons), jadi tidak ada pemantauan berapa banyak senjata yang dimiliki seseorang.
Usia minimum untuk memperoleh lisensi senjata adalah 16 tahun, dan 18 tahun untuk memiliki senjata semi-otomatis.
Pengetatan undang-undang senjata Selandia Baru akan ditinjau Perdana Menteri Jacinda Ardern saat ia bertemu dengan kabinetnya pada hari Senin.
Simak video soal penembakan masjid di Selandia Baru:
[Gambas:Video CNBC]
(wed/wed) Next Article Duh, Ada 6 WNI di Lokasi Penembakan di Masjid Selandia Baru
Brenton Tarrant, warga Australia berusia 28 tahun dan merupakan seorang tersangka penembakan itu, didakwa melakukan pembunuhan. Tarrant dijebloskan ke penjara tanpa pembelaan dan akan diadili pada 5 April, di mana polisi mengatakan dia kemungkinan akan menghadapi lebih banyak dakwaan.
Pemilik Gun City, David Tipple, mengatakan pria bersenjata itu membeli empat senjata dan amunisi antara Desember 2017 hingga Maret 2018 di tokonya, mengutip Reuters.
Lima puluh orang tewas dan puluhan lainnya terluka akibat penembakan di dua masjid di Christchurch pada hari Jumat itu.
Di bawah undang-undang senjata Selandia Baru, senjata kategori-A dapat berupa senjata semi-otomatis tetapi terbatas pada hanya tujuh tembakan. Video penembakan di masjid menunjukkan senjata semi-otomatis yang digunakan bisa menembak hingga berkali-kali.
Tipple mengatakan, pembelian online itu mengikuti proses pemesanan melalui pos yang diverifikasi polisi dan senjata api dibeli dalam tiga atau empat kali proses pembelian.
"Kami mendeteksi tidak ada yang luar biasa tentang pemegang lisensi. Dia adalah pembeli baru, dengan lisensi baru," katanya.
Lisensi senjata api kategori-A standar bisa diberikan kepada seseorang, setelah dilakukan pemeriksaan oleh polisi dan pemeriksaan latar belakang. Namun, tidak diperlukan lisensi untuk membeli senjata berkapasitas peluru besar, yang dapat dimodifikasi secara ilegal untuk digunakan dalam senjata semacam itu.
Hanya pemilik senjata api yang dilisensikan, dan bukan pemilik senjata berkapasitas besar (weapons), jadi tidak ada pemantauan berapa banyak senjata yang dimiliki seseorang.
Usia minimum untuk memperoleh lisensi senjata adalah 16 tahun, dan 18 tahun untuk memiliki senjata semi-otomatis.
Pengetatan undang-undang senjata Selandia Baru akan ditinjau Perdana Menteri Jacinda Ardern saat ia bertemu dengan kabinetnya pada hari Senin.
Simak video soal penembakan masjid di Selandia Baru:
[Gambas:Video CNBC]
(wed/wed) Next Article Duh, Ada 6 WNI di Lokasi Penembakan di Masjid Selandia Baru
Most Popular