Curhat Bos BKPM, Diomeli Sampai Keluar Kata Bodoh dari Jokowi

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
13 March 2019 16:14
Dalam kesempatan itu mengomentari pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) perihal neraca perdagangan.
Foto: Kepala BKPM Thomas Lembong dalam acara acara Rakornas Investasi 2019 (CNBC Indonesia/Iswari Anggit)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong menjadi salah satu pembicara dalam hari kedua Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (13/3/2019).

Dalam kesempatan itu, Tom, sapaan akrab Thomas Trikasih Lembong, mengomentari pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) perihal neraca perdagangan di acara Rapat Koordinasi Investasi 2019 di ICE, BSD, Tangerang Selatan, Selasa (12/3/2019).

"Mungkin beliau sudah tidak lagi menyalahkan ibu-bapak, tapi menyalahkan saya karena apa yang ibu-bapak terima sekarang itu mungkin beliau anggap hasil kerjaan saya tiga tahun yang lalu atau kegagalan saya tiga tahun yang lalu," ujar Tom.

"Entah, tapi saya lumayan kaget juga karena kemarin di acara Rakornas BKPM, [Presiden] dalam sambutannya mengeluhkan neraca dagang, kekalahan investasi, sampai keluar dari mulut beliau, kata Bodoh," lanjutnya.



Melanjutkan curhatnya, Tom mengakui Indonesia memang tertinggal dari negara-negara tetangga di ASEAN (Malaysia, Thailand, dan Vietnam) khususnya dari segi investasi dan ekspor. Presiden lantas mengatakan, "Akan saya pelajari, akan saya dalami, akan saya cari di mana kesalahannya, akan kita bereskan bersama."

"Untuk saya, salah satu kelemahan yang cukup fundamental adalah pola kerja kita di birokrasi, di pemerintahan. Pola kerja kita sebagai pejabat masih terjebak di pola-pola abad ke-20, didominasi rapat-rapat, meeting-meeting, lalu juga surat-menyurat. Ini terus terang sangat-sangat ketinggalan zaman," kata Tom.





Mantan menteri perdagangan itu lantas membandingkan dengan komunikasi milenial. Semua serba instan lantaran via WhatsApp, Instagram, hingga Facebook.

"Saya sangat yakin kalau kita tidak memodernisasi cara kerja dan pola kerja kita untuk ikut era kerja yang serba instan, kita tidak akan bisa mengejar ketertinggalan dibandingkan dengan negara tetangga. Fasilitasi investasi dan ekspor, networking, lebih penting dari pada sekadar urusan-urusan administrasi," ujar Tom.
Simak video Jokowi yang mengusulkan kementerian khusus ekspor dan investasi di bawah ini.

(miq/dru) Next Article '3 Tahun Terakhir RI Coba Naikkan EODB Pakai Cara Hacker'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular