Li Ka-Shing, 'Superman' Kaya Raya Asal Hong Kong
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
07 March 2019 15:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak mengherankan bila Li Ka-Shing mendapatkan julukan 'Superman'. Tangan dingin orang terkaya di Hong Kong itu tidak perlu dipertanyakan lagi dalam mengelola bisnis.
Perusaahan Li bahkan tidak bisa terpisahkan dari bagian perjalanan negeri Hong Kong yang bekas wilayah koloni Inggris itu. Betapa tidak, perusahaannya memberikan layanan yang menyediakan segala rupa barang dan jasa di Hong Kong dari layanan internet sampai jaringan supermarket.
Dikutip dari AFP, keputusan Li dalam berbisnis sangat mempengaruhi harga properti di Hong Kong. Hal ini membuat banyak investor berpedoman pada kata-katanya.
Li Ka-shing adalah Chairman CK Hutchison Holdings Ltd. Li lahir pada 1928 di Kota Chaozhou, China daratan. Dia dan keluarganya melarikan diri ke negeri tetangga, Hong Kong, selama Perang Sino-Jepang.
Li masih bisa mengingat bom yang dijatuhkan di kampung halamannya saat ia berada di sekolah dasar. Ia mengatakan hal ini langsung kepada Majalah Forbes di 2012.
Pertama kalinya Li memulai bisnisnya sendiri pada tahun 1950 dengan memproduksi bunga plastik. Tapi setelah melakukan diversifikasi ke properti, dia melihat keuntungan besar di tahun 1960-an dan dalam dekade berikutnya bisnisnya melebar ke banyak sektor di Hong Kong.
Perusahaannya memiliki minat jangka panjang di pasar luar negeri, serta melakukan investasi di sektor properti dan energi pada tahun 1980-an.
"Dia layak mendapat julukan 'Superman', tapi mungkin dia tidak cocok sebagai pemimpin untuk masa depan," jelas The Global Times, sebuah surat kabar yang dekat dengan partai komunis China yang tengah berkuasa, ketika menulis tentang Li di tahun 2015.
Forbes di tahun 2018 menempatkan Li di posisi 23 sebagai orang terkaya di dunia. Ia hanya terpaut tiga tempat di belakang pendiri Alibaba Jack Ma dan enam angka di belakang pendiri Tencent, Ma Huateng.
Di Hong Kong, Li menghabiskan puluhan tahun setelah namanya terkenal seantero Hong Kong bahkan di seluruh dunia sebagai seorang konglomerat makmur dengan bisnis di sektor pelabuhan, kontainer, hingga telekomunikasi.
Perusaahan Li bahkan tidak bisa terpisahkan dari bagian perjalanan negeri Hong Kong yang bekas wilayah koloni Inggris itu. Betapa tidak, perusahaannya memberikan layanan yang menyediakan segala rupa barang dan jasa di Hong Kong dari layanan internet sampai jaringan supermarket.
Dikutip dari AFP, keputusan Li dalam berbisnis sangat mempengaruhi harga properti di Hong Kong. Hal ini membuat banyak investor berpedoman pada kata-katanya.
Li masih bisa mengingat bom yang dijatuhkan di kampung halamannya saat ia berada di sekolah dasar. Ia mengatakan hal ini langsung kepada Majalah Forbes di 2012.
Pertama kalinya Li memulai bisnisnya sendiri pada tahun 1950 dengan memproduksi bunga plastik. Tapi setelah melakukan diversifikasi ke properti, dia melihat keuntungan besar di tahun 1960-an dan dalam dekade berikutnya bisnisnya melebar ke banyak sektor di Hong Kong.
Perusahaannya memiliki minat jangka panjang di pasar luar negeri, serta melakukan investasi di sektor properti dan energi pada tahun 1980-an.
"Dia layak mendapat julukan 'Superman', tapi mungkin dia tidak cocok sebagai pemimpin untuk masa depan," jelas The Global Times, sebuah surat kabar yang dekat dengan partai komunis China yang tengah berkuasa, ketika menulis tentang Li di tahun 2015.
Forbes di tahun 2018 menempatkan Li di posisi 23 sebagai orang terkaya di dunia. Ia hanya terpaut tiga tempat di belakang pendiri Alibaba Jack Ma dan enam angka di belakang pendiri Tencent, Ma Huateng.
![]() |
Di Hong Kong, Li menghabiskan puluhan tahun setelah namanya terkenal seantero Hong Kong bahkan di seluruh dunia sebagai seorang konglomerat makmur dengan bisnis di sektor pelabuhan, kontainer, hingga telekomunikasi.
Beberapa tahun yang lalu Li sempat mengumumkan perombakan petinggi di perusahaannya. Melalui perombakan itu diharapkan dapat membuka jalan baginya untuk menyerahkan kendali kepada putra tertuanya, Victor.
Setelah pengumuman tersebut, ketika ditanya apakah dia sedang mempersiapkan untuk menyerahkan tongkat bisnisnya ke anaknya, Li mengatakan bahwa dia harus pensiun suatu hari nanti.
"Lintasan telah ditetapkan, setiap orang memiliki tujuan, ini adalah hal yang baik untuk fondasi perusahaan," katanya.
Victor memang dinobatkan sebagai pewaris kerajaan Li Ka-shing sejak 2012 dan sejak itu mengemban lebih banyak tanggung jawab.
Victor Li, saat ini menjabat sebagai deputy chairman CK Hutchison dan Cheung Kong Property Holdings Ltd. Dia juga bertindak sebagai chairman pada unit kelompok CK Infrastructure Holdings Ltd. (CKI) dan CK Life Sciences Int'l Holdings Inc.
Di Indonesia, grup bisnis ini melalui Hutchison Ports (anak usaha CK Hutschison) juga bermitra dengan BUMN pelabuhan, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II untuk membentuk Jakarta International Container Terminal (JICT) yang mengelola terminal peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Pada Maret 2018, Li Ka-Shing memutuskan untuk mengundurkan diri dari seluruh kerajaan bisnisnya pada usia 89 tahun. Li Ka-shing memutuskan pensiun setelah 70 tahun berkutat di perusahaan yang dibangunnya sendiri dan fokus pada kegiatan filantropi.
Dia juga sempat memberikan kontribusi pada Indonesia. Masih teringat jelas di ingatan publik, dia memberikan sumbangan sebesar US$ 5 juta atau setara Rp 75 miliar bagi korban gempa Palu dan Gonggala, Sulawesi Tengah.
Bantuan tersebut terdiri dari US$ 2 juta dari CK Hutchison Holdings dan US$ 3 juta dari Li Ka Shing Foundation. Dana tersebut, diberikan melalui Sustainable Development Goals (SDG) Indonesia One.
"Jadi dana ini dimasukan dalam SDG Indonesia One," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Aula Dhanapala, kompleks Kementerian Keuangan, Jumat (5/10/2018), saat itu.
(tas) Next Article Mengejutkan! Donald Sihombing Masuk Jajaran Orang Terkaya RI
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular