
Pertamina-Exxon Negosiasi Ulang Jual Beli Minyak Mentah
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
05 March 2019 11:10

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Pertamina (Persero) akan melakukan negosiasi ulang dengan ExxonMobil untuk jual-beli minyak mentah jatah ekspor periode kontrak Juli-Desember.
Senior Vice President Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina Hasto Wibowo mengungkapkan, negosiasi dengan ExxonMobil untuk kontrak jual-beli periode Januari-Juni tidak menemukan kesepakatan, sehingga akan dilakukan lagi negosiasi untuk periode Juli-Desember.
"(Kontrak) Januari-Juni, antara kami dengan penjual tidak ada kesepakatan. Ya namanya jual beli kan tidak bisa memaksa, kita harus respect. Nanti bicara lagi nih tapi untuk terms yang Juli-Desember, semester II lah," terang Hasto saat ditemui di Jakarta, Senin (4/3/2019).
Lebih lanjut, Hasto mengatakan, kontrak jual-beli minyak mentah jatah ekspor dengan Chevron pun akan segera habis. Sehingga, dalam waktu dekat, pihaknya juga akan melakukan evaluasi untuk perpanjangan kontrak.
"Sebentar lagi akan dievaluasi dan diperpanjang kontrak dengan Chevron," pungkas Hasto.
Sebelumnya, Pertamina telah melakukan kerja sama dengan membeli minyak mentah (crude) jatah ekspor dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), kini giliran ExxonMobil Cepu Ltd yang melakukan negosiasi dengan BUMN migas tersebut.
Sebanyak 30 ribu barel per hari minyak mentah jatah ekspor milik ExxonMobil tengah dinegosiasikan agar bisa dibeli oleh Pertamina.
Adapun, Pertamina juga telah melaksanakan lifting perdana minyak mentah (crude oil) bagian PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) di Blok Rokan, yang akan diolah di kilang minyak dalam negeri milik Pertamina.
Hal ini merupakan realisasi dari terbitnya Permen ESDM Nomor 42 Tahun 2018, yang mengatakan minyak mentah bagian KKKS diprioritaskan dijual ke Pertamina dan diolah di kilang minyak dalam negeri.
Selama ini, minyak mentah bagian Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) seperti PT CPI sebagian besar diekspor, sementara di sisi lain Pertamina masih harus mengimpor minyak mentah dan kondensat sekitar 342.000 barrel per hari.
Minyak mentah yang dibeli oleh Pertamina adalah jenis Sumatran Light Crude (SLC) dan Duri Crude (DC) yang dihasikan oleh Blok Rokan, sebab sesuai dengan konfigurasi kilang minyak BUMN migas tersebut, sehingga dapat meningkatkan yield of valuable products di kilang Pertamina.
Dalam tahap awal, untuk periode Januari hingga Juni 2019, estimasi volumenya diperkirakan mencapai 2,5 juta barel per bulan.
Saksikan video tentang laba Pertamina di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Ini 10 Raksasa Minyak RI Selama 2018
Senior Vice President Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina Hasto Wibowo mengungkapkan, negosiasi dengan ExxonMobil untuk kontrak jual-beli periode Januari-Juni tidak menemukan kesepakatan, sehingga akan dilakukan lagi negosiasi untuk periode Juli-Desember.
Lebih lanjut, Hasto mengatakan, kontrak jual-beli minyak mentah jatah ekspor dengan Chevron pun akan segera habis. Sehingga, dalam waktu dekat, pihaknya juga akan melakukan evaluasi untuk perpanjangan kontrak.
"Sebentar lagi akan dievaluasi dan diperpanjang kontrak dengan Chevron," pungkas Hasto.
Sebelumnya, Pertamina telah melakukan kerja sama dengan membeli minyak mentah (crude) jatah ekspor dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), kini giliran ExxonMobil Cepu Ltd yang melakukan negosiasi dengan BUMN migas tersebut.
Sebanyak 30 ribu barel per hari minyak mentah jatah ekspor milik ExxonMobil tengah dinegosiasikan agar bisa dibeli oleh Pertamina.
Adapun, Pertamina juga telah melaksanakan lifting perdana minyak mentah (crude oil) bagian PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) di Blok Rokan, yang akan diolah di kilang minyak dalam negeri milik Pertamina.
Hal ini merupakan realisasi dari terbitnya Permen ESDM Nomor 42 Tahun 2018, yang mengatakan minyak mentah bagian KKKS diprioritaskan dijual ke Pertamina dan diolah di kilang minyak dalam negeri.
Selama ini, minyak mentah bagian Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) seperti PT CPI sebagian besar diekspor, sementara di sisi lain Pertamina masih harus mengimpor minyak mentah dan kondensat sekitar 342.000 barrel per hari.
Minyak mentah yang dibeli oleh Pertamina adalah jenis Sumatran Light Crude (SLC) dan Duri Crude (DC) yang dihasikan oleh Blok Rokan, sebab sesuai dengan konfigurasi kilang minyak BUMN migas tersebut, sehingga dapat meningkatkan yield of valuable products di kilang Pertamina.
Dalam tahap awal, untuk periode Januari hingga Juni 2019, estimasi volumenya diperkirakan mencapai 2,5 juta barel per bulan.
Saksikan video tentang laba Pertamina di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Ini 10 Raksasa Minyak RI Selama 2018
Most Popular