
Pertamina Targetkan Valuasi Kilang Cilacap Tuntas Akhir Maret
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
04 March 2019 18:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengerjaan kilang Cilacap sampai saat ini masih tersendat. Indonesia masih digantung ketidakpastian dari Saudi Aramco dan menunggu hasil valuasi ulang kilang tersebut.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina (Persero) Ignatius Tallulembang mengatakan, valuasi ulang ini dijadwalkan akan selesai pada akhir Maret 2019 ini. Sedangkan baik Pertamina dan Saudi Aramco memiliki waktu hingga Juni 2019 untuk memutuskan apakah perjanjian kerja sama akan diterminasi atau dilanjutkan, sesuai dengan batas waktu yang tertuang dalam perjanjian.
"Mestinya karena sudah pertimbangkan kewajaran dan kaidah-kaidah umum di internasional, valuasi ulangnya sudah bisa diterima ya," ujar Ignatius saat dijumpai di Jakarta, Senin (4/3/2019).
Lebih lanjut, ia mengatakan, jika skenario terburuknya nanti pada Juni tidak menemukan kata sepakat, maka kontrak akan diterminasi secara baik-baik dan opsi berikutnya adalah Pertamina akan melanjutkan sendiri pengerjaan kilang, atau bisa juga mencari rekanan baru.
"Ya bebas saja, kami terbukalah. Tapi kalau dikerjakan sendiri tentunya bertahap ya. Namun, sekarang kami masih menunggu hasilnya PWC dulu," tambah Ignatius.
Berdasarkan dokumen yang didapat CNBC Indonesia, dikatakan PT Pertamina (Persero) berpegangan pada entreprise value dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) pada Juni 2018, yang sebesar US$ 5,66 miliar atau setara Rp 79,95 triliun.
Sedangkan, Saudi Aramco menganggap entreprise value adalah US$ 2,8 miliar, yang sebenarnya merupakan valuasi dari nilai aset tetap (fixed asset value) hasil 2016 yang disesuaikan dengan kurs awal 2018.
Maka dari itu, saat ini Pertamina sedang meminta konsultan auditor PricewaterhouseCoopers (PwC) untuk melakukan valuasi ulang.
Adapun, dalam dokumen tersebut dikatakan, perlu dorongan dari Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman bin Abdulaziz Al-Saud agar Saudi Aramco dapat menyetujui valuasi baru yang akan dikeluarkan PwC.
Simak video Pertamina akhirnya bangun kilang baru di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Dubes Saudi Blak-blakan terkait Eksekusi Mati TKW RI di Saudi
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina (Persero) Ignatius Tallulembang mengatakan, valuasi ulang ini dijadwalkan akan selesai pada akhir Maret 2019 ini. Sedangkan baik Pertamina dan Saudi Aramco memiliki waktu hingga Juni 2019 untuk memutuskan apakah perjanjian kerja sama akan diterminasi atau dilanjutkan, sesuai dengan batas waktu yang tertuang dalam perjanjian.
"Mestinya karena sudah pertimbangkan kewajaran dan kaidah-kaidah umum di internasional, valuasi ulangnya sudah bisa diterima ya," ujar Ignatius saat dijumpai di Jakarta, Senin (4/3/2019).
Lebih lanjut, ia mengatakan, jika skenario terburuknya nanti pada Juni tidak menemukan kata sepakat, maka kontrak akan diterminasi secara baik-baik dan opsi berikutnya adalah Pertamina akan melanjutkan sendiri pengerjaan kilang, atau bisa juga mencari rekanan baru.
"Ya bebas saja, kami terbukalah. Tapi kalau dikerjakan sendiri tentunya bertahap ya. Namun, sekarang kami masih menunggu hasilnya PWC dulu," tambah Ignatius.
Berdasarkan dokumen yang didapat CNBC Indonesia, dikatakan PT Pertamina (Persero) berpegangan pada entreprise value dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) pada Juni 2018, yang sebesar US$ 5,66 miliar atau setara Rp 79,95 triliun.
Sedangkan, Saudi Aramco menganggap entreprise value adalah US$ 2,8 miliar, yang sebenarnya merupakan valuasi dari nilai aset tetap (fixed asset value) hasil 2016 yang disesuaikan dengan kurs awal 2018.
Maka dari itu, saat ini Pertamina sedang meminta konsultan auditor PricewaterhouseCoopers (PwC) untuk melakukan valuasi ulang.
Adapun, dalam dokumen tersebut dikatakan, perlu dorongan dari Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman bin Abdulaziz Al-Saud agar Saudi Aramco dapat menyetujui valuasi baru yang akan dikeluarkan PwC.
Simak video Pertamina akhirnya bangun kilang baru di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Dubes Saudi Blak-blakan terkait Eksekusi Mati TKW RI di Saudi
Most Popular