
RI-Australia Teken Perjanjian Ekonomi IA-CEPA, Apa Kata JK?
Rehia Indrayanti Beru Sebayang, CNBC Indonesia
04 March 2019 11:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) menghadiri penandatanganan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) di Jakarta, Senin (4/2/2019).
Menurut JK, sapaan akrab Jusuf Kalla, dibutuhkan waktu sembilan tahun perundingan antara kedua belah pihak demi mencapai kesepakatan yang diklaim sama-sama menguntungkan.
"Ini merupakan win-win solution," kata JK.
Menurut politikus senior Partai Golongan Karya itu, IA-CEPA merupakan batu loncatan penting untuk meningkatkan hubungan kerja sama Indonesia-Australia yang telah terjalin lama.
"IA-CEPA merupakan perjanjian yang berbeda dengan yang sudah ada. Perjanjian ini akan meningkatkan kepercayaan diri pihak swasta. Tidak hanya menargetkan satu sama lain sebagai pasar melainkan juga sebagai mitra," ujar JK.
Indonesia dan Australia resmi menandatangani Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) di Jakarta, Senin (4/2/2019). Penandatanganan dilakukan di Ballroom Hotel JS Luwansa, Jakarta, oleh Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Simon Birmingham.
"Ini akan menjadikan Indonesia dan Australia menjadi lokomotif ekonomi. Semua ini barulah awal dari kesepakatan yang lebih baik. Hari ini kita meningkatkan komitmen kedua negara, kita bisa tumbuh lebih kuat," kata Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dalam sambutannya.
IA-CEPA telah dinegosiasikan sejak 2010 dan rencananya diteken akhir tahun lalu setelah perundingan telah diselesaikan akhir Agustus 2018 lalu. Rencana awal, IA-CEPA ingin ditandatangani oleh kedua kepala negara pada November 2018.
Wacana pemindahan Kedutaan Besar Australia untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem disinyalir menjadi alasan Indonesia mengancam untuk menahan penandatanganan IA-CEPA. Sebab, langkah itu sama saja Australia menganggap Yerusalem sebagai ibu kota tunggal Israel.
Indonesia, yang berkepentingan untuk mengakui status Yerusalem sebagai ibu kota bersama dengan Palestina, tentu saja keberatan. Politik luar negeri pun menjadi alasan terhambatnya perjanjian dagang dengan Negeri Kanguru yang ditunggu-tunggu selama bertahun-tahun tersebut.
Simak video penjelasan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita terkait ekspor di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Sah! RI-Australia Teken Perjanjian Ekonomi IA-CEPA
Menurut JK, sapaan akrab Jusuf Kalla, dibutuhkan waktu sembilan tahun perundingan antara kedua belah pihak demi mencapai kesepakatan yang diklaim sama-sama menguntungkan.
"Ini merupakan win-win solution," kata JK.
Menurut politikus senior Partai Golongan Karya itu, IA-CEPA merupakan batu loncatan penting untuk meningkatkan hubungan kerja sama Indonesia-Australia yang telah terjalin lama.
"IA-CEPA merupakan perjanjian yang berbeda dengan yang sudah ada. Perjanjian ini akan meningkatkan kepercayaan diri pihak swasta. Tidak hanya menargetkan satu sama lain sebagai pasar melainkan juga sebagai mitra," ujar JK.
![]() |
Indonesia dan Australia resmi menandatangani Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) di Jakarta, Senin (4/2/2019). Penandatanganan dilakukan di Ballroom Hotel JS Luwansa, Jakarta, oleh Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Simon Birmingham.
"Ini akan menjadikan Indonesia dan Australia menjadi lokomotif ekonomi. Semua ini barulah awal dari kesepakatan yang lebih baik. Hari ini kita meningkatkan komitmen kedua negara, kita bisa tumbuh lebih kuat," kata Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dalam sambutannya.
IA-CEPA telah dinegosiasikan sejak 2010 dan rencananya diteken akhir tahun lalu setelah perundingan telah diselesaikan akhir Agustus 2018 lalu. Rencana awal, IA-CEPA ingin ditandatangani oleh kedua kepala negara pada November 2018.
Wacana pemindahan Kedutaan Besar Australia untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem disinyalir menjadi alasan Indonesia mengancam untuk menahan penandatanganan IA-CEPA. Sebab, langkah itu sama saja Australia menganggap Yerusalem sebagai ibu kota tunggal Israel.
Indonesia, yang berkepentingan untuk mengakui status Yerusalem sebagai ibu kota bersama dengan Palestina, tentu saja keberatan. Politik luar negeri pun menjadi alasan terhambatnya perjanjian dagang dengan Negeri Kanguru yang ditunggu-tunggu selama bertahun-tahun tersebut.
Simak video penjelasan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita terkait ekspor di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Sah! RI-Australia Teken Perjanjian Ekonomi IA-CEPA
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular