
ESDM Janji Blok Sakakemang Bisa Produksi Sebelum 2024
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
27 February 2019 20:36

Jakarta, CNBC Indonesia- SKK Migas baru saja mengumumkan, pengeboran sumur eksplorasi KBD-2x yang dilakukan konsorsium Repsol, Petronas, dan Mitsui Oil Exploration Co. Ltd (Moeco) membuahkan hasil. Setelah dua kali melakukan pengeboran, akhirnya ditemukan cadangan gas baru di blok Sakakemang, Sumatra Selatan.
Perusahaan memberikan estimasi awal setidaknya 2 triliun kaki kubik (trilliun cubic feet/TCF) dari sumber daya yang dapat diproduksi.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menegaskan, pihaknya berjanji pengelolaan cadangan gas di blok Sakakemang ini bisa dilakukan sesuai dengan rencana yang sudah dijadwalkan.
"Kami usahakan, dipercepat, kalau bisa di bawah lima tahun sudah produksi," ujar Arcandra saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (27/2/2019).
Ia menjelaskan, pasalnya, skema pengelolaan blok Sakakemang tidaklah rumit, seperti proyek-proyek besar layaknya blok Masela, dan IDD. Ditambah lagi, sudah ada fasilitas yang dimiliki oleh blok Corridor yang dekat dengan blok Sakakemang.
"Semoga tidak 'ngaret'. Ini tidak rumit kok, ada fasilitas dekat blok Corridor, jadi kami harapkan bisa ada early production karena sudah ada fasilitas terbangun di situ, tinggal dia kerja sama saja dengan eksisting kontraktor," kata Arcandra.
Adapun, untuk penyaluran gasnya, Wakil Komisaris Utama Pertamina ini menegaskan akan diprioritaskan untuk konsumen domestik atau dalam negeri.
Sebelumnya, berdasarkan data SKK Migas, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menuturkan, temuan cadangan gas ini adalah temuan yang signifikan dan merupakan terbesar keempat di dunia pada 2018, setelah pengeboran sumur Calypso 1 di Cyprus, Obskaya Savernaya 1 di Rusia, dan 1-STAT-010A-SPS di Brazil.
"Jaraknya hanya 60 km dari pipa blok Corridor, jadi gasnya bisa dialirkan ke Jawa dan Singapura. Makanya ini potensial dan [nilai] keekonomiannya sangat bagus," ujar Dwi ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Manajer Eksplorasi Asia Tenggara Repsol David Ramos menambahkan, pihaknya percaya bahwa blok ini ekonomis untuk dikembangkan. Perusahaan minyak asal Madrid, Spanyol itu akan mencoba untuk mempercepat ke tahap produksi.
"Kami harap dalam kurun waktu lima tahun dari sekarang, blok ini bisa berproduksi," pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Riset Wood Mackenzie Andrew Harwood mengatakan perkiraan realistis untuk produksi pertama ialah pada 2024 atau 2025, dan dengan perkiraan sumber daya 2 TCF, lapangan dapat menghasilkan sekitar 300 juta kaki kubik per hari (MMCFD) untuk sekitar 15 tahun.
Saksikan video soal SKK Migas dan gross split di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Cadangan Raksasa Blok Gas Sakakemang Bisa Berumur 15 Tahun
Perusahaan memberikan estimasi awal setidaknya 2 triliun kaki kubik (trilliun cubic feet/TCF) dari sumber daya yang dapat diproduksi.
"Kami usahakan, dipercepat, kalau bisa di bawah lima tahun sudah produksi," ujar Arcandra saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (27/2/2019).
Ia menjelaskan, pasalnya, skema pengelolaan blok Sakakemang tidaklah rumit, seperti proyek-proyek besar layaknya blok Masela, dan IDD. Ditambah lagi, sudah ada fasilitas yang dimiliki oleh blok Corridor yang dekat dengan blok Sakakemang.
"Semoga tidak 'ngaret'. Ini tidak rumit kok, ada fasilitas dekat blok Corridor, jadi kami harapkan bisa ada early production karena sudah ada fasilitas terbangun di situ, tinggal dia kerja sama saja dengan eksisting kontraktor," kata Arcandra.
Adapun, untuk penyaluran gasnya, Wakil Komisaris Utama Pertamina ini menegaskan akan diprioritaskan untuk konsumen domestik atau dalam negeri.
Sebelumnya, berdasarkan data SKK Migas, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menuturkan, temuan cadangan gas ini adalah temuan yang signifikan dan merupakan terbesar keempat di dunia pada 2018, setelah pengeboran sumur Calypso 1 di Cyprus, Obskaya Savernaya 1 di Rusia, dan 1-STAT-010A-SPS di Brazil.
"Jaraknya hanya 60 km dari pipa blok Corridor, jadi gasnya bisa dialirkan ke Jawa dan Singapura. Makanya ini potensial dan [nilai] keekonomiannya sangat bagus," ujar Dwi ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Manajer Eksplorasi Asia Tenggara Repsol David Ramos menambahkan, pihaknya percaya bahwa blok ini ekonomis untuk dikembangkan. Perusahaan minyak asal Madrid, Spanyol itu akan mencoba untuk mempercepat ke tahap produksi.
"Kami harap dalam kurun waktu lima tahun dari sekarang, blok ini bisa berproduksi," pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Riset Wood Mackenzie Andrew Harwood mengatakan perkiraan realistis untuk produksi pertama ialah pada 2024 atau 2025, dan dengan perkiraan sumber daya 2 TCF, lapangan dapat menghasilkan sekitar 300 juta kaki kubik per hari (MMCFD) untuk sekitar 15 tahun.
Saksikan video soal SKK Migas dan gross split di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(gus) Next Article Cadangan Raksasa Blok Gas Sakakemang Bisa Berumur 15 Tahun
Most Popular