
Produksi Blok Sakakemang Berpotensi Kalahkan Blok Cepu
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
19 February 2019 09:32

Jakarta, CNBC Indonesia - SKK Migas mengumumkan adanya penemuan gas di Indonesia, tepat di Blok Sakakemang, Sumatra Selatan, yang dioperasikan oleh konsorsium Repsol, Petronas, dan Mitsui Oil Exploration.
Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif WoodMackenzie Andrew Harwood menuturkan, penemuan ini bisa menjadi berita baik yang dibutuhkan Indonesia untuk memulai sektor eksplorasinya.
"Sumur Kali Berau Dalam (KBD)-2x Repsol masuk kembali setelah masalah kontrol sumur pada akhir 2018. Sebelum pengeboran, prospek penemuan cadangan gas diperkirakan bertahan di area 1,5 tcf, atau di atas 250 juta barel setara minyak (BOE)," ujar Andrew seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (19/2/2019).
Lebih lanjut, ia mengatakan, penemuan ini menjadi sumber pasokan baru juga akan menjadi berita positif bagi pembeli gas di pasar ini.
Memang, kajian lebih lanjut akan diperlukan untuk menentukan sejauh mana penemuan dan memperkuat estimasi sumber daya, dengan yang lain dijadwalkan pada blok untuk akhir tahun ini.
"Jika perkiraan itu terealisasi, maka ini akan menjadi penemuan terbesar di Indonesia sejak penemuan Cepu ExxonMobil di 2001," tambah Andrew.
Wood Mackenzie memperkirakan sesuatu yang lebih besar dari 300 bcf akan dianggap komersial, mengingat kedekatan dengan infrastruktur gas.
"Penemuan ini hanya 25 km dari pabrik gas Grissik, yang mengumpulkan dan memproses produksi utama dari blok Corridor yang dioperasikan ConocoPhilips, sebelum mengirimkannya ke pembeli di Sumatra, Jawa Barat, dan Singapura," tutur Andrew.
Selain untuk Repsol yang memegang 45% saham dalam penemuan ini, berita ini sangat menggembirakan bagi mitra PSC lainnya, termasuk Petronas, yang bertani di blok untuk 45% pada Januari 2019, dan Moeco yang memegang 10%.
ConocoPhillips dan Pertamina juga akan tertarik pada hasilnya, karena mereka mencari sumber daya yang dapat memperpanjang umur blok Corridor yabg dijadwalkan berakhir pada 2023.
Adapun, blok Corridor adalah pemasok utama gas ke Singapura dan Jawa Barat, tetapi diperkirakan akan mengalami penurunan produksi mulu 2024.
Selaih itu, tambahnya, SKK Migas, baru-baru ini meningkatkan upayanya untuk mendorong eksplorasi di Indonesi karena menghadapi berkurangnya output dan kurangnya aktivitas investasi baru.
"Regulator migas tersebut menargetkan penemuan setidaknya satu ladang raksasa baru (500 juta) barel minyak atau setara) pada tahun 2023," pungkasnya.
(hps) Next Article Selain Blok Sakakemang, Ini 6 Blok Gas Raksasa RI
Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif WoodMackenzie Andrew Harwood menuturkan, penemuan ini bisa menjadi berita baik yang dibutuhkan Indonesia untuk memulai sektor eksplorasinya.
"Sumur Kali Berau Dalam (KBD)-2x Repsol masuk kembali setelah masalah kontrol sumur pada akhir 2018. Sebelum pengeboran, prospek penemuan cadangan gas diperkirakan bertahan di area 1,5 tcf, atau di atas 250 juta barel setara minyak (BOE)," ujar Andrew seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (19/2/2019).
Lebih lanjut, ia mengatakan, penemuan ini menjadi sumber pasokan baru juga akan menjadi berita positif bagi pembeli gas di pasar ini.
"Jika perkiraan itu terealisasi, maka ini akan menjadi penemuan terbesar di Indonesia sejak penemuan Cepu ExxonMobil di 2001," tambah Andrew.
Wood Mackenzie memperkirakan sesuatu yang lebih besar dari 300 bcf akan dianggap komersial, mengingat kedekatan dengan infrastruktur gas.
"Penemuan ini hanya 25 km dari pabrik gas Grissik, yang mengumpulkan dan memproses produksi utama dari blok Corridor yang dioperasikan ConocoPhilips, sebelum mengirimkannya ke pembeli di Sumatra, Jawa Barat, dan Singapura," tutur Andrew.
Selain untuk Repsol yang memegang 45% saham dalam penemuan ini, berita ini sangat menggembirakan bagi mitra PSC lainnya, termasuk Petronas, yang bertani di blok untuk 45% pada Januari 2019, dan Moeco yang memegang 10%.
ConocoPhillips dan Pertamina juga akan tertarik pada hasilnya, karena mereka mencari sumber daya yang dapat memperpanjang umur blok Corridor yabg dijadwalkan berakhir pada 2023.
Adapun, blok Corridor adalah pemasok utama gas ke Singapura dan Jawa Barat, tetapi diperkirakan akan mengalami penurunan produksi mulu 2024.
Selaih itu, tambahnya, SKK Migas, baru-baru ini meningkatkan upayanya untuk mendorong eksplorasi di Indonesi karena menghadapi berkurangnya output dan kurangnya aktivitas investasi baru.
"Regulator migas tersebut menargetkan penemuan setidaknya satu ladang raksasa baru (500 juta) barel minyak atau setara) pada tahun 2023," pungkasnya.
![]() |
(hps) Next Article Selain Blok Sakakemang, Ini 6 Blok Gas Raksasa RI
Most Popular