
Dear Pak Jokowi: Kebakaran Hutan di Riau Masih Tinggi
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
18 February 2019 16:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam debat calon presiden yang digelar Ahad (17/2/2019) malam, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) kembali menyinggung masalah kebakaran hutan yang kerap terjadi setiap tahunnya.
Menariknya, Jokowi sempat melontarkan penyataan bahwa selama tiga tahun ke belakang, Indonesia terbebas dari yang namanya kebakaran hutan.
"Dalam tiga tahun ini tidak terjadi kebakaran lahan hutan, kebakaran lahan gambut, dan itu adalah kerja keras kita semuanya," ujar Jokowi di panggung debat semalam.
Hasil penelusuran Tim Riset CNBC Indonesia ternyata menemukan kenyataan yang tak sebagus pernyataan presiden kita.
Berdasarkan data yang diambil dari situs resmi Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL), ternyata masih banyak wilayah di Indonesia yang masih belum bebas dari kebakaran hutan dan lahan setiap tahun.
Direktorat PKHL mencatatkan luas wilayah yang masih terjadi kebakaran pada tahun 2016, 2017, dan 2018 masing-masing sebesar 14.604 Ha, 11.127 Ha, dan 4.666 Ha.
Bahkan di awal kepemimpinan Presiden Jokowi, tahun 2015, luas daerah yang mengalami kebakaran mencapai 261.060 Ha, dan merupakan yang terparah setidaknya dalam enam tahun terakhir.
Kala itu, penyumbang kebakaran terbesar adalah wilayah Kalimantan Tengah, dengan luas kebakaran mencapai 122.882 Ha. Penyebabnya adalah kemudahan izin untuk membakar lahan seluas 1 ha untuk membuka lahan di wilayah tersebut.
Mengutip detikcom, berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 15 Tahun 2010, untuk membakar 1 ha tanah hanya memerlukan izin dari Ketua RT.
Akan tetapi memang harus diakui bahwa dalam tiga tahun terakhir, luas daerah kebakaran di Indonesia secara umum telah turun drastis dibanding tahun 2015. Bahkan pada tahun 2016, kebakaran hutan tahunan dapat diredam sebesar 94% dibanding tahun sebelumnya.
Namun, nampaknya pemerintah masih kesulitan untuk meredam kebakaran di provinsi Riau. Kebakaran di Riau terparah terjadi pada tahun 2014, yaitu sebesar 6.301 ha, dan terus turun hingga hanya sebesar 1.109,36 ha di tahun 2017.
Sayangnya di tahun 2018, luas area kebakaran di Riau kembali meningkat menjadi 2.841,11 ha. Bila ditelusuri lebih jauh lagi, luas area kebakaran di Riau mencapai posisi terendahnya di tahun 2013, yaitu hanya sebesar 1.077,5 ha. Artinya, tingkat kebakaran hutan dan lahan di Riau masih berfluktuasi dan perlu mendapat perhatian dari pemerintah.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/taa) Next Article Kebakaran Hutan Sempat Bikin Rugi Rp 221 T, Jokowi Trauma?
Menariknya, Jokowi sempat melontarkan penyataan bahwa selama tiga tahun ke belakang, Indonesia terbebas dari yang namanya kebakaran hutan.
"Dalam tiga tahun ini tidak terjadi kebakaran lahan hutan, kebakaran lahan gambut, dan itu adalah kerja keras kita semuanya," ujar Jokowi di panggung debat semalam.
Berdasarkan data yang diambil dari situs resmi Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL), ternyata masih banyak wilayah di Indonesia yang masih belum bebas dari kebakaran hutan dan lahan setiap tahun.
Direktorat PKHL mencatatkan luas wilayah yang masih terjadi kebakaran pada tahun 2016, 2017, dan 2018 masing-masing sebesar 14.604 Ha, 11.127 Ha, dan 4.666 Ha.
Bahkan di awal kepemimpinan Presiden Jokowi, tahun 2015, luas daerah yang mengalami kebakaran mencapai 261.060 Ha, dan merupakan yang terparah setidaknya dalam enam tahun terakhir.
Kala itu, penyumbang kebakaran terbesar adalah wilayah Kalimantan Tengah, dengan luas kebakaran mencapai 122.882 Ha. Penyebabnya adalah kemudahan izin untuk membakar lahan seluas 1 ha untuk membuka lahan di wilayah tersebut.
Mengutip detikcom, berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 15 Tahun 2010, untuk membakar 1 ha tanah hanya memerlukan izin dari Ketua RT.
![]() |
Akan tetapi memang harus diakui bahwa dalam tiga tahun terakhir, luas daerah kebakaran di Indonesia secara umum telah turun drastis dibanding tahun 2015. Bahkan pada tahun 2016, kebakaran hutan tahunan dapat diredam sebesar 94% dibanding tahun sebelumnya.
Namun, nampaknya pemerintah masih kesulitan untuk meredam kebakaran di provinsi Riau. Kebakaran di Riau terparah terjadi pada tahun 2014, yaitu sebesar 6.301 ha, dan terus turun hingga hanya sebesar 1.109,36 ha di tahun 2017.
Sayangnya di tahun 2018, luas area kebakaran di Riau kembali meningkat menjadi 2.841,11 ha. Bila ditelusuri lebih jauh lagi, luas area kebakaran di Riau mencapai posisi terendahnya di tahun 2013, yaitu hanya sebesar 1.077,5 ha. Artinya, tingkat kebakaran hutan dan lahan di Riau masih berfluktuasi dan perlu mendapat perhatian dari pemerintah.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/taa) Next Article Kebakaran Hutan Sempat Bikin Rugi Rp 221 T, Jokowi Trauma?
Most Popular