Tiket Pesawat Mahal dan Polemik Harga Avtur

Roy Franedya, CNBC Indonesia
16 February 2019 10:10
Tiket Pesawat Mahal dan Polemik Harga Avtur
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam Gala Dinner Peringatan HUT ke-50 Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) yang digelar di Grand Sahid Jakarta, Senin (11/2/2019), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku terkejut dengan polemik harga avtur yang membuat harga tiket pesawat meningkat.

Presiden menyebutkan, harga avtur yang dijual Pertamina di Bandara Soekarno-Hatta memiliki selisih hampir 30% dengan harga avtur yang dijual di bandar udara lain.

Tiket Pesawat Mahal, Kritik Jokowi, dan Polemik Harga AvturFoto: Infografis/Harga Avtur/Edward Ricardo

"Bandingkan harga avtur di situ dengan yang di dekat-dekat kita terpaut kurang lebih 30% dan itu harus dibenahi," ujar Jokowi dalam Gala Dinner Peringatan HUT ke-50 Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) yang digelar di Grand Sahid Jakarta, Senin (11/2/2019).

Untuk itu, Presiden Joko Widodo meminta dengan tegas para menteri terkait untuk menghitung ulang harga avtur yang selama ini menjadi biang kerok tingginya harga tiket pesawat.

"Saya sudah perintahkan untuk dihitung, mana yang belum efisien. Nanti akan segera diambil keputusan. Saya perintah tadi untuk melihat, membuat perhitungan, membuat kalkulasi, ada opsi seperti apa," tegas Jokowi.

Data Kementerian Perhubungan memang menunjukkan porsi biaya bahan bakar pesawat bisa mencapai 24% dalam ongkos penerbangan. Namun, klaim dari maskapai porsi tersebut bisa membengkak hingga 40%.

Saksikan video tentang kritik Jokowi terhadap harga avtur yang mahal di bawah ini:

[Gambas:Video CNBC]

Pertamina selaku pemain tunggal menegaskan harga yang diberikan sudah cukup kompetitif, mengingat biaya yang ditanggung perseroan untuk memasok avtur ke bandar udara tak sedikit.

Hal tersebut juga disampaikan oleh Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian ESDM Fajar Harry Sampurno. Ia mengatakan, harga avtur saat ini sudah terus diturunkan sejak November lalu.

"Dan sudah disampaikan oleh Bu Menteri BUMN, coba tanya juga ke direktur Pertamina, jadi harga avtur sangat kompetitif," kata Fajar saat dijumpai di Kementerian BUMN, Selasa (12/2/2019).

Lebih lanjut, Ia malah menegaskan bahwa harga avtur di Indonesia masuk dalam peringkat tiga paling kompetitif di Asia Tenggara.

Ia belum tahu pasti mengapa Presiden Jokowi sampai berencana memanggil Pertamina terkait avtur. "Saya tidak tahu, tidak bisa jawab apalagi hubungannya sampai ke soal penumpang. Penumpang kan hubungannya dengan harga tiket, kalau hubungannya dengan sepinya hotel saya tidak tahu, kejauhan kali ya," paparnya.

Tidak hanya Fajar, Menteri BUMN Rini Soemarno pun ikut buka suara. Ia memaparkan bahwa terkait avtur sebenarnya harga Indonesia tidak jauh beda dengan Singapura. "Cuma ada perbedaan paling utama pajak, di kita kan kena PPN di sana tidak kena," ujarnya di Istana, Rabu (13/2/2019).

Adapun, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengisyaratkan pihaknya terbuka untuk mengkaji ulang pajak yang dikenakan terhadap avtur menyusul tingginya harga tiket pesawat yang berdampak tidak hanya kepada penumpang tapi juga industri hotel dan pariwisata.

Ia mengatakan akan menunggu hasil pembicaraan antara Presiden Joko Widodo dengan PT Pertamina (Persero). Namun, jika memang pajaklah yang membuat harga avtur tinggi, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk mengkaji ulang pajak avtur.

"Saya menyampaikan sama seperti Garuda pernah menyampaikan, kalau itu sifatnya adalah level playing field, kita bersedia untuk meng-compare dengan negara lain," ujarnya di Jakarta, Selasa (12/2/2019).




Untuk membahas harga tiket pesawat dan avtur yang mahal, Rabu (13/2/2019) Presiden Jokowi panggil jajaran menteri perekonomian ke Istana.

Usai rapat bersama Presiden Joko Widodo, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memaparkan bahwa terkait avtur sebenarnya harga Indonesia tidak jauh beda dengan Singapura. "Cuma ada perbedaan paling utama pajak, di kita kan kena PPN di sana tidak kena," ujarnya di Istana

Untuk itu, sedang diusulkan ke Kementerian Keuangan, sambil merinci struktur biaya maskapai, untuk bisa menurunkan harga tiket. Usulannya sendiri adalah dihapus, "Dihapus," katanya saat ditanya wartawan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan Kementerian Keuangan masih mengkaji soal usulan terkait Pajak Pertambahan Nilai (PPN) avtur. Hingga saat ini memang belum ada keputusan dari pemerintah terkait PPN avtur.

"Kita tidak memutuskan sesuatu apalagi mengenai harga avtur, kita lebih banyak masih berdiskusi saja, belum ada keputusan apa-apa. [Terkait PPN] ya coba dipelajari memang, dikaji oleh Kemenkeu," ujar Darmin di kantornya, Rabu (13/2/2019).

Darmin menjelaskan, prinsip PPN terhadap barang apapun termasuk avtur, memang hanya berlaku untuk proses perdagangan dan penggunaan di dalam negeri. Akan tetapi, PPN tidak berlaku bagi proses ekspor barang apapun termasuk avtur. Jadi, jika pihak asing membeli suatu barang dari Indonesia, mereka bisa mengklaim ke kantor pajak untuk pengembalian PPN.

"Artinya, yang dalam negeri merasa; loh kok dia [asing] tidak membayar PPN, kita bayar. Tapi ya prinsip dari PPN memang begitu sebenarnya. Jadi kalau misalnya apa, CPO [Crude Palm Oil/ minyak sawit mentah], kalau jual di dalam negeri kena PPN, tapi kalau kamu mengekspor itu boleh restitusi, minta diganti PPN-nya. Karena pada dasarnya PPN itu tidak dikenakan ke orang luar. Itu pada dasarnya."

Meskipun demikian, ketika ditanya apakah benar PPN avtur Indonesia lebih tinggi jika dibanding negara lain, Darmin hanya menjawab PPN di Indonesia sebenarnya sama saja. Bahkan, menurut Darmin PPN di negara-negara Eropa jauh lebih tinggi ketimbang Indonesia.

"PPN kita sama saja untuk avtur atau apapun. PPN itu tergantung mau dibandingkan negara mana, kalau Eropa ya lebih tinggi dari kita," tandasnya.



Masalah harga avtur yang tinggi juga menjadi perhatian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Kementerian yang dipimpin oleh Ignatius Jonan ini pun akhirnya merilis formula harga jual avtur bagi pesawat udara.

Formula ini ditetapkan dalam Kepmen ESDM Nomor 17 K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum Jenis Avtur yang Disalurkan Melalui Depot Pengisian Pesawat Udara.

dalam Kepmen tersebut ditulis bahwa formula ini akan digunakan oleh badan usaha untuk menetapkan harga jual eceran avtur kepada maskapai penerbangan berbadan hukum Indonesia di titik serah.

Poin pentingnya adalah ditetapkannya batas atas margin sebesar 10% dari harga dasar. Tercantum dalam lampiran peraturan, adapun formula hitungan harga avtur adalah Mean of Platts Singapore (MOPS) Rp 3.581/Liter Margin (10% dari harga dasar).

"Dalam menetapkan harga jual eceran jenis bahan bakar minyak umum jenis avtur ditetapkan batas atas margin sebesar 10%," tulis aturan yang diteken oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan pada 1 Februari 2019.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar hanya berulang kali mengatakan bahwa dengan penerbitan Keputusan Menteri ESDM tentang formula harga avtur sudah cukup.

"Sudah terbit Kepmennya minggu lalu, di sana kita tetapkan ceiling batas maksimal dan di-link dengan harga MOPS ditambang ongkos transportasi dan lain-lain. Plus, margin Badan Usaha maksimum 10%, formulanya sudah ada silakan dipelajari," kata Arcandra saat dijumpai di kantornya, Kamis (14/2/2019).



Namun, pada akhirnya, PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga jual avtur yang berlaku pada 16 Februari 2019 mulai jam 00.00 WIB. Kini harga avtur turun menjadi Rp 7.960 per liter dari yang sebelumnya Rp 8.210 per liter di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Media Communication Manager Pertamina Arya Dwi Paramita menjelaskan, harga baru avtur ini sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM No. 17/2019 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum Jenis Avtur yang Disalurkan Melalui Depot Pengisian Pesawat Udara.

Sebagai contoh harga avtur (published rate) untuk bandara Soekarno Hatta Cengkareng mengalami penurunan dari sebelumnya Rp 8.210 per liter menjadi Rp 7.960 per liter. Harga ini lebih rendah sekitar 26% dibandingkan harga avtur (published rate) di Bandara Changi Singapura yang terpantau per tanggal 15 Februari 2019 berada di kisaran Rp 10.769 per liter.

Menurut Arya, Pertamina secara rutin melakukan evaluasi dan penyesuaian harga avtur secara periodik, yaitu sebanyak dua kali dalam sebulan. Untuk periode kali ini (16 Februari 2019), harga avtur memang mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya.




(roy/roy) Next Article Penerbangan Meningkat, Ini Persiapan Pertamina Pasok Avtur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular