
Terungkap! Penyebab Mahalnya Beras, Cabai, dan Daging Ayam
Iswari Anggit Pramesti, CNBC Indonesia
15 February 2019 15:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) secara nasional tahun 2017 berdasarkan survei tahun 2018. Survei ini mencakup 34 provinsi di Indonesia dan 232 kabupaten - kota.
Menurut Kepala BPS Suhariyanto, melalui MPP bisa diketahui berapa penambahan harga komoditas mulai dari produsen sampai ke konsumen atau pembeli. Semakin panjang rantai distribusinya, maka semakin mahal harga komoditas tersebut.
"Tapi ini yang kita ambil hanya komoditas tertentu, yang paling banyak digunakan konsumen. Seperti beras, daging ayam ras, bawang merah," ujar Suhariyanto, Jumat (15/2/2019).
Berikut data MPP nasional tahun 2017 komoditas beras, cabai merah, dan daging ayam ras, berdasarkan data BPS:
1. Komoditas Beras
"Untuk beras, pola perdagangannya melibatkan tiga rantai yakni, produsen - distributor - pedagang eceran, baru ke konsumen," jelas Suhariyanto.
Dari produsen ke distributor MPP atau kenaikan harga beras tidak terlalu banyak, kemudian dari distributor ke pedagang harga beras telah naik 11,83%. Harga beras kemudian naik lagi ketika sampai ke konsumen, sehingga MPP totalnya mencapai 25,35%.
Berdasarkan survei tersebut, Provinsi Sumatera Selatan memiliki rantai distribusi beras terpanjang, yakni; produsen - agen - pedagang grosir - pedagang eceran, baru sampai ke konsumen. Dengan demikian, harga beras di Sumsel yang sampai ke konsumen juga lebih mahal ketimbang provinsi lainnya, karena MPP-nya mencapai 28,58%.
Sedangkan Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki rantai distribusi terpendek, yakni; produsen - pedagang eceran dan langsung ke konsumen. MPP beras di Sulteng pun hanya sebesar 5,98%.
2. Cabai Merah
"Cabai merah pola perdagangannya juga melibatkan tiga rantai distribusi yakni, produsen - pedagang grosir - pedagang eceran, dan konsumen, MPP-nya 47,10%, karena memang inikan cepat membusuk ya," kata Suhariyanto.
Dari produsen ke pedagang grosir, kenaikan harga cabai merah tidak terlalu banyak, namun dari pedagang grosir ke eceran, harga cabai sudah meningkat 18,48%. Kemudian dari pedagang eceran ke konsumen harga cabai naik lagi sebesar 24,16%.
Rantai distribusi terpanjang cabai merah terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan yakni; petani - pedagang pengepul - pedagang grosir - pedagang eceran, baru ke konsumen. Hal ini membuat harga cabai merah di Kalsel sudah naik 130,76% saat sampai di tangan konsumen.
Sedangkan rantai distribusi terpendek cabai merah terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah yakni; petani - pedagang eceran, dan konsumen. Dengan demikian, harga cabai merah di Kalteng hanya naik 15,25% saat sampai di tangan konsumen.
3. Daging Ayam Ras
"Untuk daging ayam ras, rata-rata hanya melibatkan dua rantai perdagangan, mulai dari produsen - pedagang eceran, dan langsung ke konsumen. MPP-nya 24,68%. Jika dibandingkan dengan tahun 2016, daging ayam ras memiliki pola dagang yang sama, hanya saja MPP-nya lebih tinggi yakni, 25,54%," ungkap Suhariyanto.
Untuk daging ayam ras, Sulawesi Barat menjadi provinsi yang memiliki rantai distribusi perdagangan terpanjang yakni; produsen - pedagang grosir - pedagang eceran, baru sampai ke tangan konsumen. Oleh karena itu, harga daging ayam ras di Sulbar telah meningkat 69,28% saat dibeli konsumen.
Sementara itu, Kalimantan Selatan menjadi provinsi yang memiliki rantai distribusi perdagangan daging ayam ras terpendek yakni; produsen - pedagang eceran, dan langsung sampai ke tangan konsumen. Harga daging ayam ras di Kalsel pun hanya meningkat 13,19% saat dibeli konsumen.
Simak Video Soal Harga Beras :
[Gambas:Video CNBC]
(dru) Next Article RI Masih Diserbu Pangan Impor, Tahun Ini Sudah Capai Rp 88 T!
Menurut Kepala BPS Suhariyanto, melalui MPP bisa diketahui berapa penambahan harga komoditas mulai dari produsen sampai ke konsumen atau pembeli. Semakin panjang rantai distribusinya, maka semakin mahal harga komoditas tersebut.
"Tapi ini yang kita ambil hanya komoditas tertentu, yang paling banyak digunakan konsumen. Seperti beras, daging ayam ras, bawang merah," ujar Suhariyanto, Jumat (15/2/2019).
1. Komoditas Beras
"Untuk beras, pola perdagangannya melibatkan tiga rantai yakni, produsen - distributor - pedagang eceran, baru ke konsumen," jelas Suhariyanto.
Dari produsen ke distributor MPP atau kenaikan harga beras tidak terlalu banyak, kemudian dari distributor ke pedagang harga beras telah naik 11,83%. Harga beras kemudian naik lagi ketika sampai ke konsumen, sehingga MPP totalnya mencapai 25,35%.
Berdasarkan survei tersebut, Provinsi Sumatera Selatan memiliki rantai distribusi beras terpanjang, yakni; produsen - agen - pedagang grosir - pedagang eceran, baru sampai ke konsumen. Dengan demikian, harga beras di Sumsel yang sampai ke konsumen juga lebih mahal ketimbang provinsi lainnya, karena MPP-nya mencapai 28,58%.
Sedangkan Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki rantai distribusi terpendek, yakni; produsen - pedagang eceran dan langsung ke konsumen. MPP beras di Sulteng pun hanya sebesar 5,98%.
2. Cabai Merah
"Cabai merah pola perdagangannya juga melibatkan tiga rantai distribusi yakni, produsen - pedagang grosir - pedagang eceran, dan konsumen, MPP-nya 47,10%, karena memang inikan cepat membusuk ya," kata Suhariyanto.
Dari produsen ke pedagang grosir, kenaikan harga cabai merah tidak terlalu banyak, namun dari pedagang grosir ke eceran, harga cabai sudah meningkat 18,48%. Kemudian dari pedagang eceran ke konsumen harga cabai naik lagi sebesar 24,16%.
Rantai distribusi terpanjang cabai merah terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan yakni; petani - pedagang pengepul - pedagang grosir - pedagang eceran, baru ke konsumen. Hal ini membuat harga cabai merah di Kalsel sudah naik 130,76% saat sampai di tangan konsumen.
Sedangkan rantai distribusi terpendek cabai merah terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah yakni; petani - pedagang eceran, dan konsumen. Dengan demikian, harga cabai merah di Kalteng hanya naik 15,25% saat sampai di tangan konsumen.
3. Daging Ayam Ras
"Untuk daging ayam ras, rata-rata hanya melibatkan dua rantai perdagangan, mulai dari produsen - pedagang eceran, dan langsung ke konsumen. MPP-nya 24,68%. Jika dibandingkan dengan tahun 2016, daging ayam ras memiliki pola dagang yang sama, hanya saja MPP-nya lebih tinggi yakni, 25,54%," ungkap Suhariyanto.
Untuk daging ayam ras, Sulawesi Barat menjadi provinsi yang memiliki rantai distribusi perdagangan terpanjang yakni; produsen - pedagang grosir - pedagang eceran, baru sampai ke tangan konsumen. Oleh karena itu, harga daging ayam ras di Sulbar telah meningkat 69,28% saat dibeli konsumen.
Sementara itu, Kalimantan Selatan menjadi provinsi yang memiliki rantai distribusi perdagangan daging ayam ras terpendek yakni; produsen - pedagang eceran, dan langsung sampai ke tangan konsumen. Harga daging ayam ras di Kalsel pun hanya meningkat 13,19% saat dibeli konsumen.
Simak Video Soal Harga Beras :
[Gambas:Video CNBC]
(dru) Next Article RI Masih Diserbu Pangan Impor, Tahun Ini Sudah Capai Rp 88 T!
Most Popular