
Diam-diam, Gedung Mewah di Jakarta Jadi Coworking Space
Monica Wareza, CNBC Indonesia
13 February 2019 15:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) menyebutkan bahwa permintaan coworking space dan perusahaan berbasis teknologi sepanjang tahun lalu mencapai sebesar 33% dari total serapan ruang perkantoran di wilayah Jakarta, luasnya mencapai 189 ribu meter persegi.
Head of Research JLL James Taylor menyebutkan sepanjang 2018 terjadi peningkatan luas tempat yang dimanfaatkan sebagai coworking space sebesar 60% menjadi 120 ribu meter persegi. Jumlah operatornya pun meningkat, baik lokal maupun internasional menjadi 41 operator atau naik sebesar 8%.
"Sebelumnya pengelola coworking space lokal hanya mencari gedung-gedung grade B dan C, namun di tahun lalu pengelola sudah mulai mengincar gedung grade A," kata Taylor di kantornya, Rabu (13/2).
Namun, sayangnya tingkat okupansi dari gedung-gedung perkantoran ini hanya mencapai 78% saja disebabkan karena tingginya penambahan jumlah gedung untuk wilayah bisnis distrik.
Kondisi ini masih akan terus berlanjut di tahun ini dan tahun depan, sebab tinggi suplai kawasan perkantoran yang akan selesai di tahun tersebut.
Turunnya tingkat okupansi ini juga menyebabkan terjadinya penurunan harga sewa gedung perkantoran hingga 1,3% dan diperkirakan masih akan terjadi di tahun ini.
Sementara itu, penambahan jumlah coworking space tak hanya terjadi di kawasan bisnis dan gedung-gedung perkantoran saja. Pengelolaanya juga mulai merambah ke mall-mall yang berada di sekitar kawasan bisnis, seperti Pasific Place dan FX Sudirman.
Menakar Untung Investasi Coworking Space
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article Lolos Dari Pailit, Wework Tetap PHK 2.400 Karyawan, Ada Apa?
Head of Research JLL James Taylor menyebutkan sepanjang 2018 terjadi peningkatan luas tempat yang dimanfaatkan sebagai coworking space sebesar 60% menjadi 120 ribu meter persegi. Jumlah operatornya pun meningkat, baik lokal maupun internasional menjadi 41 operator atau naik sebesar 8%.
"Sebelumnya pengelola coworking space lokal hanya mencari gedung-gedung grade B dan C, namun di tahun lalu pengelola sudah mulai mengincar gedung grade A," kata Taylor di kantornya, Rabu (13/2).
Namun, sayangnya tingkat okupansi dari gedung-gedung perkantoran ini hanya mencapai 78% saja disebabkan karena tingginya penambahan jumlah gedung untuk wilayah bisnis distrik.
Turunnya tingkat okupansi ini juga menyebabkan terjadinya penurunan harga sewa gedung perkantoran hingga 1,3% dan diperkirakan masih akan terjadi di tahun ini.
Sementara itu, penambahan jumlah coworking space tak hanya terjadi di kawasan bisnis dan gedung-gedung perkantoran saja. Pengelolaanya juga mulai merambah ke mall-mall yang berada di sekitar kawasan bisnis, seperti Pasific Place dan FX Sudirman.
Menakar Untung Investasi Coworking Space
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps) Next Article Lolos Dari Pailit, Wework Tetap PHK 2.400 Karyawan, Ada Apa?
Most Popular