Mengapa Ongkos Logistik RI Masih Mahal?

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
07 February 2019 14:08
Biaya logistik Indonesia masih terbilang mahal. Hal ini dapat tercermin dari nilai ease of arranging shipments Indonesia yang menduduki peringkat ke 42 dari 160
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia beberapa waktu lalu merilis indeks Performa Logistik (LPI) tahun 2018.

Salah satu aspek penilaian yang termasuk dalam perhitungan nilai LPI tersebut adalah kemudahan untuk mengatur pengiriman dengan harga yang bersaing (ease of arranging shipments). Artinya bila dalam suatu negara, harga pengiriman logistik bisa relatif murah, nilai yang didapat akan semakin besar.

Sayangnya, ternyata biaya logistik Indonesia masih terbilang mahal. Hal itu dapat tercermin dari nilai ease of arranging shipments Indonesia yang masih menduduki peringkat ke 42 dari 160 negara di tahun 2018.

Bahkan Indonesia juga masih kalah dibanding negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina.



Mahalnya biaya logistik tanah air memang salah satu hal yang sudah menjadi perhatian pemerintah. Salah satu cara untuk membuat aliran rantai pasokan lebih efisien adalah dengan pembangunan infrastruktur.

Namun, menurut pelaku usaha jasa transportasi logistik, ada beberapa faktor yang membuat biaya logistik menjadi mahal.

Pertama, mahalnya kredit pengadaan kendaraan. Menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto, kredit kendaraan di Indonesia terbilang mahal karena hanya berjangka selama lima tahun saja. Hal tersebut akan membuat biaya tetap (fix cost) perusahaan akan tinggi karena harus menbayar pokok cicilan yang relatif besar.

Apalagi menurut Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi, pengiriman logistik di Indonesia masih didominasi oleh transportasi darat (90%). Dengan begitu, tingginya biaya pengadaan truk akan berdampak cukup signifikan terhadap biaya transportasi logistik di Indonesia.

Kedua, adalah soal integrasi jaringan transportasi di Indonesia yang masih buruk. Menurut Wakil Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Nofrisel, moda transportasi barang yang tersedia saat ini belum bisa terkoneksi dengan baik, contohnya Kereta Api (KA) belum tersambung ke bandar udara. Hanya Bandar Udara Kualanamu yang sudah tersambung antara KA dan bandara.

Ketiga, adalah tarif jalan tol yang relatif mahal. Biaya tol di Indonesia memang relatif mahal dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Bagaimana tidak, untuk menempuh rute Jakarta-Surabaya, rata-rata biaya tol untuk satu kilometer adalah Rp 868.

Di Singapura, tarif tol terpanjang yakni Tual (42,8 km) hanya memakan biaya Rp 777,94/km. Sedangkan di Malaysia Rp 492,5/km dan Thailand Rp 440/km.
Lagi-lagi, tingginya harga tol akan berpengaruh terhadap biaya logistik karena 90% transportasi barang di Indonesia masih melalui jalur darat.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/taa) Next Article Logistik Dikecualikan Saat PSBB, Pengusaha Tetap Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular