
Jokowi Target 1 Juta Barel Tapi Eksplorasi Anjlok, Mimpi?
Gustidha Budiartie & Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
04 February 2019 10:52

Jakarta, CNBC Indonesia- Tujuh tahun lalu, pemerintah pernah sesumbar bahwa dalam waktu dekat Indonesia bisa produksi minyak hingga 1 juta barel per hari.
Tepatnya pada 2011, saat itu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang menjabat adalah Jero Wacik. Target 1 juta barel ini seakan dekat mengingat rata-rata produksi minyak saat itu di 902 ribu-905 ribu barel sehari.
Andalan untuk mengejar target tersebut adalah Blok Cepu, yang dikelola oleh Exxonmobile. Jero menghitung jika proyek pengembangan lapangan Banyu Urip bisa dirampungkan dalam 36 bulan atau 3 tahun, produksi minyak di blok tersebut bisa mencapai 165 ribu barel sehari. Hitungan mudahnya, 902 ribu ditambah 165 ribu maka produksi minyak bisa lewat 1 juta barel.
Begitu janji pemerintah di 2011. Tiga tahun berlalu, masuk 2014 Cepu berhasil kembangkan lapangan Banyu Urip. Tapi, produksi minyak di blok lainnya merosot, alhasil rata-rata produksi minyak malah jeblok ke 790 ribu barel sehari. Alamak!
Seakan deja vu, kali ini RI lagi-lagi ingin menuju 1juta barel. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan produksi minyak nasional mencapai satu juta barel per hari (BOPD) pada 2022 mendatang.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Wisnu Prabawa Taher mengatakan bahwa kunci untuk mencapai target tersebut adalah dengan gencar eksplorasi dan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).
"Kuncinya pada eksplorasi dan EOR," ujar Wisnu kepada CNBC Indonesia saat dihubungi Jumat (1/2/2019).
Bisakah?
Mari lihat dari sisi eksplorasi migas dalam beberapa tahun terakhir, berdasar rilis Indonesia Mining and Energy Forum eksplorasi migas RI merosot tajam sejak 2014. Di 2018 bahkan ada di titik terendah, "Yakni 21 sumur dari target 105 sumur," tulis Ketua Umum Indonesia Mining and Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo dalam siaran tertulisnya.
Secara rinci, pemboran eksplorasi dari 2014 hingga 2017 berturut-turut adalah; 64, 33, 34, dan 54 sumur.
Berdasar data SKK Migas, Investasi blok eksplorasi memang kerap merosot sejak 2012, angka investasi tinggi terakhir yang pernah dicapai RI adalah di 2011 sebesar US$ 2,1 miliar.
Data terakhir dari Kementerian ESDM cadangan minyak diperkirakan habis pada 2030, dengan asumsi produksi sebanyak 800 ribu barel per hari dan tidak ditemukannya lagi cadangan baru.
(gus) Next Article Masih Dibawah Target, Lifting Migas April 1,92 Juta/Barel
Tepatnya pada 2011, saat itu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang menjabat adalah Jero Wacik. Target 1 juta barel ini seakan dekat mengingat rata-rata produksi minyak saat itu di 902 ribu-905 ribu barel sehari.
Begitu janji pemerintah di 2011. Tiga tahun berlalu, masuk 2014 Cepu berhasil kembangkan lapangan Banyu Urip. Tapi, produksi minyak di blok lainnya merosot, alhasil rata-rata produksi minyak malah jeblok ke 790 ribu barel sehari. Alamak!
Seakan deja vu, kali ini RI lagi-lagi ingin menuju 1juta barel. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan produksi minyak nasional mencapai satu juta barel per hari (BOPD) pada 2022 mendatang.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Wisnu Prabawa Taher mengatakan bahwa kunci untuk mencapai target tersebut adalah dengan gencar eksplorasi dan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).
"Kuncinya pada eksplorasi dan EOR," ujar Wisnu kepada CNBC Indonesia saat dihubungi Jumat (1/2/2019).
Bisakah?
Mari lihat dari sisi eksplorasi migas dalam beberapa tahun terakhir, berdasar rilis Indonesia Mining and Energy Forum eksplorasi migas RI merosot tajam sejak 2014. Di 2018 bahkan ada di titik terendah, "Yakni 21 sumur dari target 105 sumur," tulis Ketua Umum Indonesia Mining and Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo dalam siaran tertulisnya.
Secara rinci, pemboran eksplorasi dari 2014 hingga 2017 berturut-turut adalah; 64, 33, 34, dan 54 sumur.
Berdasar data SKK Migas, Investasi blok eksplorasi memang kerap merosot sejak 2012, angka investasi tinggi terakhir yang pernah dicapai RI adalah di 2011 sebesar US$ 2,1 miliar.
Data terakhir dari Kementerian ESDM cadangan minyak diperkirakan habis pada 2030, dengan asumsi produksi sebanyak 800 ribu barel per hari dan tidak ditemukannya lagi cadangan baru.
(gus) Next Article Masih Dibawah Target, Lifting Migas April 1,92 Juta/Barel
Most Popular