
Riwayat 1 Juta Barel Minyak RI, Terakhir di 2006 Lalu Amblas
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
01 February 2019 16:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Masa kejayaan industri minyak Indonesia harus diakui memang sudah lewat.
Bagaimana tidak, data rekaman produksi minyak mentah Indonesia pada era pada periode 1980-2000 jauh melebihi kapasitas yang sekarang.
Pada masa itu, rata-rata tahunan produksi minyak Tanah Air berada pada kisaran 1,5 juta barel/hari. Puncaknya terjadi pada tahun 1981 dimana produksi minyak mentah mencapai 1,6 juta barel/hari.
Bahkan sebelum era '80an pernah lebih tinggi lagi.
Mengutip detikfinance, pasca menemukan minyak dari lapangan Minas dan Duri (yang dikelola Chevron), pada tahun 1977 produksi minyak dalam negeri mencapai 1,68 juta barel/hari.
Dengan produksi yang melimpah kala itu, Indonesia berhasil masuk dalam jajaran 11 negara produsen minyak terbesar di dunia. Tak hanya itu, merah putih juga memiliki pengaruh yang cukup besar dalam keanggotaan OPEC.
Sekarang ini, rata-rata produksi minyak bumi pertiwi hanya berkisar antara 700.000 - 800.000 barel/hari, membuat. Dengan kata lain sudah berkurang setengahnya. Capaian ini membuat Indonesia harus rela berada di peringkat ke-23 diantara negara penghasil minyak lainnya.
Selain itu, terakhir kali Merah Putih merasakan produksi minyak di atas 1 juta barel/hari (rata-rata tahunan) adalah pada tahun 2006, atau 13 tahun lalu.
Turunnya produksi minyak tanah air disebabkan oleh faktor alami dari sumur yang ada. Semakin lama, cadangan minyak pada masing-masing sumur memang akan terus berkurang. Bila jumlah sumur minyak tidak ditambah, peningkatan kembali produksi minyak agaknya seperti mimpi belaka.
Namun ada sedikit kabar gembira.
Pemerintah setidaknya terus berusaha untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak dalam negeri.
Teranyar, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan produksi minyak nasional mencapai satu juta barel per hari (BOPD) pada 2022 mendatang.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Wisnu Prabawa Taher mengatakan bahwa kunci untuk mencapai target tersebut adalah dengan gencar eksplorasi dan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).
"Kuncinya pada eksplorasi dan EOR," ujar Wisnu kepada CNBC Indonesia saat dihubungi Jumat (1/2/2019).
BACA: Ini Langkah RI Kejar Produksi 1 Juta Barel Minyak/Hari 2022
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/gus) Next Article Harga Minyak Dunia Tinggi, RI Untung atau Buntung?
Bagaimana tidak, data rekaman produksi minyak mentah Indonesia pada era pada periode 1980-2000 jauh melebihi kapasitas yang sekarang.
Pada masa itu, rata-rata tahunan produksi minyak Tanah Air berada pada kisaran 1,5 juta barel/hari. Puncaknya terjadi pada tahun 1981 dimana produksi minyak mentah mencapai 1,6 juta barel/hari.
Bahkan sebelum era '80an pernah lebih tinggi lagi.
Mengutip detikfinance, pasca menemukan minyak dari lapangan Minas dan Duri (yang dikelola Chevron), pada tahun 1977 produksi minyak dalam negeri mencapai 1,68 juta barel/hari.
Dengan produksi yang melimpah kala itu, Indonesia berhasil masuk dalam jajaran 11 negara produsen minyak terbesar di dunia. Tak hanya itu, merah putih juga memiliki pengaruh yang cukup besar dalam keanggotaan OPEC.
Sekarang ini, rata-rata produksi minyak bumi pertiwi hanya berkisar antara 700.000 - 800.000 barel/hari, membuat. Dengan kata lain sudah berkurang setengahnya. Capaian ini membuat Indonesia harus rela berada di peringkat ke-23 diantara negara penghasil minyak lainnya.
Selain itu, terakhir kali Merah Putih merasakan produksi minyak di atas 1 juta barel/hari (rata-rata tahunan) adalah pada tahun 2006, atau 13 tahun lalu.
Turunnya produksi minyak tanah air disebabkan oleh faktor alami dari sumur yang ada. Semakin lama, cadangan minyak pada masing-masing sumur memang akan terus berkurang. Bila jumlah sumur minyak tidak ditambah, peningkatan kembali produksi minyak agaknya seperti mimpi belaka.
Namun ada sedikit kabar gembira.
Pemerintah setidaknya terus berusaha untuk meningkatkan kapasitas produksi minyak dalam negeri.
Teranyar, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan produksi minyak nasional mencapai satu juta barel per hari (BOPD) pada 2022 mendatang.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Wisnu Prabawa Taher mengatakan bahwa kunci untuk mencapai target tersebut adalah dengan gencar eksplorasi dan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).
"Kuncinya pada eksplorasi dan EOR," ujar Wisnu kepada CNBC Indonesia saat dihubungi Jumat (1/2/2019).
BACA: Ini Langkah RI Kejar Produksi 1 Juta Barel Minyak/Hari 2022
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/gus) Next Article Harga Minyak Dunia Tinggi, RI Untung atau Buntung?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular