Sandi Uno Janji Tak Naikkan BBM, Caranya? Pakai Subsidi!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
01 February 2019 19:43
Prabowo Sandi janjia tak naikkan harga BBM, begini solusinya yakni dengan naikkan subsidi
Foto: Sandiaga Uno mengunjungi Pasar Juwana, Pati (dok. Gerindra)
Jakarta, CNBC Indonesia- Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno berjanji tidak akan mengerek harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi apabila terpilih menjadi RI 2.

Hal tersebut dikemukakan Sandiaga saat menjadi pembicara yang digelar Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno di kawasan Jakarta Selatan.



Lantas, bagaimana caranya?

Salah satu langkah yang akan ditempuh Sandiaga untuk tetap menahan harga bensin tetap terjangkau oleh masyarakat kelas menengah ke bawah, yaitu melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Seperti diketahui, kas keuangan negara selama ini mensubsidi harga bensin jenis solar. Pada tahun 2018, pemerintah mengalokasikan dana subsidi  bensin sebesar Rp 2.000 per liter.



"Oh iya, harus ada [mekanisme] APBN," kata Sandiaga menjawab dengan cara apa ia menahan harga BBM jika terpilih menjadi orang nomor 2 di Indonesia, Jumat (1/2/2019).

Menurut Sandiaga, keputusan untuk menahan harga bensin dengan ditanggung oleh kas keuangan negara jauh lebih baik, ketimbang harus memberatkan Pertamina.

"Ini kebijakan politik, kami akan pastikan bahwa Pertamina akan dikompensasi. BUMN harus memastikan bahwa mereka dikelola dengan baik oleh profesional," kata Sandiaga.

"Jangan memberatkan Pertamina," ungkap pasangan Prabowo Subianto itu.

Apalagi, sambungnya, kebijakan subsidi energi pemerintah saat ini dianggap tak semuanya tepat sasaran. Menurutnya, masyarakat mampu justru kerap kali mendapatkan subsidi dari pemerintah.

"Sekarang ini subsidi tidak tepat sasaran banyak masyarakat yang tidak perlu di subsidi menikmati subsidi tersebut. Salah satu yang jadi fokus, adalah single identity number supaya tepat sasaran," katanya.

Data Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menunjukkan perusahaan migas pelat merah tersebut memang tercatat hanya mampu membukukan laba sebesar Rp 5 triliun. 

Laba ini merosot sekitar 81% dibanding yang bisa dicapai perseroan di periode serupa tahun lalu, di mana Pertamina membukukan laba US$ 1,99 miliar atau setara Rp 26,8 triliun. 

Faktor utama turunnya kinerja keuangan Pertamina adalah kenaikan harga minyak dunia. Dalam sebuah riset perbankan dalam negeri yang diterbitkan Juli 2018 pernah disebut setiap harga minyak Brent naik US$ 1 per barel, Pertamina merugi Rp 2,8 triliun. 

Begitu juga dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Setiap dolar Paman Sam menguat Rp 100 terhadap rupiah, Pertamina dihitung berpotensi rugi operasional Rp 1,6 triliun. 

Selain menggunakan skema APBN, Sandiaga pun akan mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar minyak.

"Salah satunya mengenai energy mix di mana kita lebih banyak mendorong renewable energy," tegas dia.
(gus/gus) Next Article Catat, Sandi Uno Janji Tak Naikkan Harga BBM Jika Terpilih!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular