Dapat Cuan Rp 1,6 T, Apa Warisan Erick Thohir di Inter Milan?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 January 2019 12:50
Bagaimana dengan Prestasi Inter?
Erick Thohir dan Massimo Moratti (Reuters)
Meski secara bisnis Erick cukup berhasil, tetapi Inter sejatinya adalah entitas olahraga. Keberhasilan Inter sebagai sebuah entitas bisnis menjadi tidak berarti kala tidak dibarengi dengan prestasi di lapangan.

Pada era Moratti, Inter berhasil dibangun menjadi dikembalikan sebagai kekuatan menakutkan di Italia bahkan Eropa. Inter berhasil meraih gelar Serie A lima kali beruntun, dan sebuah treble winners pada 2010. Belum ada klub Negeri Pizza yang mampu merengkuh gelar Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champions dalam semusim.

Namun kala dipimpin Erick, Inter seolah kembali ke era medioker. Pada musim 2012/2013, Inter hanya mampu finis di peringkat 9, terburuk sejak 1974/1975. Posisi terbaik selama era Erick adalah rangking 4 pada 2015/2016 dan 2017/2018.


Semasa Moratti memegang kendali, Inter juga mampu menjadi magnet bagi pemain-pemain berkelas dunia. Bahkan Inter mampu dua kali memecahkan rekor transfer kala memboyong Ronaldo Luiz Nazario de Lima dan Christian Vieri. Walau mungkin kedatangan mereka adalah cermin keuangan yang tidak sehat (karena subsidi penuh dari Moratti).

Saat meraih treble winners, skuat Inter dijejali pemain tingkat dewa. Julio Cesar, Lucio, Walter Samuel, Maicon, Esteban Cambiasso, Wesley Sneijder, Samuel Eto’o, sampai Diego Milito.

Namun kala Erick memegang kendali, Inter kehilangan daya magisnya sebagai pelabuhan pemain-pemain bintang. Mungkin paling top hanya kedatangan Philippe Coutinho, yang kini menjadi pemain termahal kedua dunia. Atau Mauro Icardi, yang konsisten menjadi salah satu penyerang paling rajin membobol gawang lawan.

Selebihnya yang datang ‘hanya’ sekelas Rodrigo Palacio, Joao Miranda, Borja Valero, Eder, Geoffrey Kondogbia, dan sebagainya. Jomplang dibandingkan skuat treble winners.

Oleh karena itu, kepergian Erick dari Inter mewariskan kenangan yang agak campur-aduk. Erick memang berhasil menyehatkan keuangan Inter, tetapi tidak mampu meneruskan kejayaan yang ditorehkan Moratti.

Kesimpulannya adalah: Inter bukan sekadar entitas bisnis, tetapi juga entitas olahraga.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular