BI: Utang Luar Negeri RI Aman dan Terkendali

Iswari Anggit, CNBC Indonesia
24 January 2019 19:35
Bank Indonesia (BI) mencatat hingga akhir November 2018, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia tercatat US$ 372,9 miliar.
Foto: Bank Indonesia (REUTERS/Willy Kurniawan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mencatat hingga akhir November 2018, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia tercatat US$ 372,9 miliar. Nilai itu naik dibandingkan Oktober 2018 yang mencapai US$ 360,5 miliar.

Bila menggunakan asumsi kurs rupiah Rp 14.100/US$, maka posisi ULN Indonesia di akhir November 2018 setara Rp 5.257 triliun. Walaupun meningkat, Direktur Departemen Suveillance Sistem Keuangan Aida Budiman mengklaim ULN pemerintah dan swasta masih aman.

"Kita selalu menjaga ULN, karena ULN merupakan part (bagian) pembiayaan dalam negeri. ULN penting untuk menuju pertumbuhan yang baik, tapi harus ada mitigasi resiko. BI punya kebijakan ULN yang komprehensif dan konsisten, aman, dan terkendali," ujarnya di Jakarta, Kamis (24/1/2019).
BI: Utang Luar Negeri RI Aman dan TerkendaliFoto: Konferensi Pers Bank Indonesia (CNBC Indonesia/Iswari Anggit)

Menurut Aida, klaim aman dan terkendali bukan tanpa alasan. BI berani mengatakan ULN aman karena BI menegaskan selalu memperhatikan resiko dan tidak melakukan ULN berlebihan. Selain itu, ULN-nya pun dipastikan yang memiliki struktur jangka panjang.

"Perkembangan ULN disesuaikan dengan yang diperlukan oleh perekonomian. Komposisinya berimbang antara utang pemerintah dan swasta. Semua rasio itu kita perhatikan dengan baik," tegas Aida.

Ia menjelaskan kalau ULN Indonesia selama ini ditinjau dari komposisi jangka waktunya. Sebanyak 80% merupakan ULN jangka panjang, dengan nominal US$ 360 miliar. Sedangkan untuk ULN jangka pendek rata-ratanya hanya 17%. Hal itu menunjukkan ULN Indonesia sangat aman, karena tidak ada ULN yang mendesak harus segera dikembalikan.

"Apakah itu aman? Iya. Karena seperti yang kita bilang jika kita bandingkan dengan begara-negara tetangga kita, level ULN jangka pendek kita sekitar 15% sampai 20% itu ternyata hanya 13,2% terhadap PDB," ujar Aida.

"Jika dibandingkan dengan negara lain, negara paling dekat, misalnya Filipina itu [ULN jangka pendeknya] 16,8%. Bahkan Thailand dan Malaysia itu di atas 40%. Jadi ULN kita yang jangka pendek tadi sangat aman levelnya jika dibandingkan dengan negara lain," lanjutnya.



Begitu juga jika ULN ditinjau dari porsinya terhadap PDB, yang lagi-lagi menunjukkan indikasi aman. Menurut Aida, total ULN terhadap PDB hanya 34,5%. ULN juga menunjukkan indikasi aman jika dilihat dari sisi Bank Dunia, di mana ada keberimbangan antara utang pemerintah dan utang swasta.

"Kalau kita lihat dari Bank Dunia, kalau dari sisi publik [pemerintah] itu hanya sekitar 17,2% dan untuk swasta 17,3%. Jadi cukup berimbang," kata Aida.

Sedangkan untuk klaim bahwa ULN terkendali, Aida memastikan dari aspek keberhati-hatian yang selalu ada dalam setiap ULN. Tanpa terkecuali, entah itu ULN pemerintah, ULN BUMN, ULN swasta bank dan nonbank, semua memiliki aturan yang terkandung aspek keberhati-hatian.

[Gambas:Video CNBC]


(miq/miq) Next Article Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 5.480 T di Februari 2019

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular