
BI: Indonesia Tak Bisa Hidup Tanpa Utang Luar Negeri
Iswari Anggit, CNBC Indonesia
17 January 2019 14:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menegaskan Indonesia tidak bisa hidup tanpa utang luar negeri. Dana dari dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintah, sampai korporasi.
"Bisa tidak Indonesia hidup tanpa utang luar negeri? Tidak bisa. Karena dana dalam negeri tidak cukup," kata Mirza di Gedung Bank Indonesia, Kamis (17/1/2019).
Dijelaskan Mirza, pemerintah dan BI terus memantau total utang luar negeri yang dimiliki Indonesia. Sampai saat ini utang luar negeri Indonesia masih dalam posisi yang aman.
"30% terhadap PDB [produk domestik bruto]. Itu utang luar negeri pemerintah, korporasi dan perbankan. Kita selalul amati dan kita punya toolsnya," kata Mirza.
Menurut Mirza, utang luar negeri yang lebih penting adalah rasionya. Rasio utang terhadap PDB ini yang harus dijaga agar tetap sehat.
"Yang penting rasionya sehat. Kami berupaya agar jaga rasio tetap sehat," katanya.
Utang Luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir November 2018 semakin bertambah. Posisi ULN Indonesia tercatat US$ 372,9 miliar atau meningkat dibandingkan Oktober 2018 yang mencapai US$ 360,5 miliar.
(dru/dru) Next Article Tok! BI Rate Diputuskan Tetap 5,75%
"Bisa tidak Indonesia hidup tanpa utang luar negeri? Tidak bisa. Karena dana dalam negeri tidak cukup," kata Mirza di Gedung Bank Indonesia, Kamis (17/1/2019).
Dijelaskan Mirza, pemerintah dan BI terus memantau total utang luar negeri yang dimiliki Indonesia. Sampai saat ini utang luar negeri Indonesia masih dalam posisi yang aman.
![]() |
"30% terhadap PDB [produk domestik bruto]. Itu utang luar negeri pemerintah, korporasi dan perbankan. Kita selalul amati dan kita punya toolsnya," kata Mirza.
"Yang penting rasionya sehat. Kami berupaya agar jaga rasio tetap sehat," katanya.
Utang Luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir November 2018 semakin bertambah. Posisi ULN Indonesia tercatat US$ 372,9 miliar atau meningkat dibandingkan Oktober 2018 yang mencapai US$ 360,5 miliar.
(dru/dru) Next Article Tok! BI Rate Diputuskan Tetap 5,75%
Most Popular